Raja Salman Tolak Pemindahan Ibu Kota Israel ke Yerusalem


Raja Salman memberikan Collar of Abdulaziz Al Saud Medal kepada Trump di Royal Court di Riyadh, Sabtu (20/5). (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst)
MerahPutih.Com - Raja Salman bin Abdulaziz menegaskan kembali bahwa nasib Palestina adalah perjuangan utama negara-negara di kawasan Teluk, sampai rakyat Palestina mendapatkan semua haknya, terutama pendirian negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Surat kabar Saudi Gazette melaporkan Raja Salman menyampaikan hal tersebut dalam konferensi Arab Summit di Dhahran, Arab Saudi pada Minggu (15/4).
Dalam pidato pembukaan konferensi, Raja Salman menolak keputusan Amerika Serikat untuk memindahkan kantor kedutaan mereka di Israel ke Yerusalem.
"Kami menegaskan kembali penolakan atas keputusan pemerintah Amerika Serikat terkait Yerusalem," kata Raja Arab Saudi itu.
Raja Salman mendukung Palestina sebagaimana telah dituangkan dalam perjanjian internasional atas wilayah Yerusalem.
"Kami mematuhi konsensus internasional yang menolak keputusan itu. Kami menegaskan sikap bahwa Yerusalem Timur adalah bagian dari wilayah Palestina," kata Raja Salman.
Di sisi lain Raja Arab Saudi sebagaimana dilansir Antara dari Reuters juga mengencam Iran karena telah melakukan intervensi atas masalah regional.

"Kami mengecam aksi terorisme dari Iran di kawasan Arab dan menolak intervensi negara itu terhadap urusan negara-negara Arab. Kami menyambut baik pernyataan dari Dewan Keamanan PBB yang mengecam keras penembakan rudal bikinan Iran oleh kelompok teroris Houthi dengan sasaran kota-kota di Arab Saudi," kata Salman.
Salman berjanji akan mendukung penuh semua upaya untuk mencapai solusi politik atas krisis yang terjadi di Yaman sesuai dengan inisiatif negara-negara Teluk, dan juga keputusan dialog nasional konprehensif, serta Resolusi Dewan Keamanan 2016.
"Kami menganggap bahwa kelompok milisi teroris Houthi, yang mendapat dukungan Iran, bertanggung jawab atas terus berlanjutnya krisis di Yaman dan juga penderitaan warga yang terdampak konflik di negara itu," kata dia.
Namun di sisi lain dia juga meminta komunitas internasional untuk berupaya memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusian di semua wilayah Yaman.
Sang raja mengatakan bahwa hal paling membahayakan yang dihadapi dunia saat ini adalah terorisme, yang sering bersinggungan dengan ekstrimisme dan sektarianisme untuk memunculkan konflik internal di antara negara-negara Arab.
"Kami mengusulkan sebuah insiatif untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi negara-negara Arab dengan menekankan pentingnya pembangunan Liga Arab dan sistemnya. Kami menyambut baik konsensus terkait pembentukan Konferensi Puncak Kebudayaan Arab, dan berharap bisa berkontribusi terhadap kemajuan kebudayaan Arab-Islam," kata Salman.
Raja Yordania Abdullah, yang mengepalai pertemuan puncak Arab sebelumnya, menyampaikan terimakasih kepada Raja Salman atas sambutan baiknya.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengatakan milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran merupakan ancaman nyata. Pasalnya, tiga dari 119 misil ditembakan pemberontak Houthi ke Mekah, kota tersuci umat Islam.

"Realitas ini kembali menunjukkan kepada dunia bahaya perilaku Iran di kawasan, pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional dan pengabaian atas nilai-nilai, etika, dan bertetangga baik," katanya dalam pidatonya selaku Ketua KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dahran.
Pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua tempat suci umat Islam dunia ini menyambut baik pernyataan PBB yang mengutuk keras serangan misil milisi Houthi ke sejumlah kota di Arab Saudi tersebut.
Arab Saudi, lanjutnya, meyakini milisi Houthi yang didukung Iran bertanggung jawab penuh atas munculnya dan berlanjutnya krisis Yaman dan penderitaan kemanusiaan di negeri itu.
Karenanya, Arab Saudi meminta PBB bersikap tegas atas perilaku Iran ini. Dalam bagian lain pidatonya, Raja Salman juga menyinggung tentang krisis Libya serta ancaman terorisme yang dipandangnya sebagai tantangan paling serius dunia saat ini.
"Terorisme itu berdampingan dengan ekstremisme dan sektarianisme untuk memicu konflik dalam negeri di banyak negara Arab," katanya dalam pidatonya di depan para pemimpin dan delegasi negara-negara anggota Liga Arab yang hadir.
Terhadap kondisi ini, Arab Saudi kembali mengutuk keras aksi-aksi terorisme yang dilakukan Iran di kawasan Arab dan menolak campur tangan Teheran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab, katanya dalam pidatonya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi.
"Kami mengutuk upaya-upaya permusuhan Iran yang dimaksudkan untuk menggoyang stabilitas keamanan dan menyebarkan hasutan bermuatan SARA yang berpotensi mengancam keamanan nasional dan pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional," katanya.

Raja Salman menegaskan komitmen Arab Saudi terhadap kesatuan, kedaulatan, kemerdekaan, keamanan dan keutuhan wilayah Yaman.
"Kami juga mendukung semua upaya yang dimaksudkan untuk mencapai solusi politik atas krisis Yaman berdasarkan inisiatif Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan mekanisme eksekutifnya, hasil Konferensi Dialog Nasional Menyeluruh Yaman dan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.2216," katanya.
Sementara itu, dalam pidatonya, Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussain menjelaskan tentang berbagai upaya yang telah dia lakukan selama setahun dirinya menjadi ketua KTT ke-28 Liga Arab.
Di antara masalah yang mendapat penekanan Raja Abdullah II dalam pidatonya itu adalah pentingnya penegakan hak-hak bangsa Palestina, Arab, Muslim, dan Kristen atas Yerusalem sebagai pra-syarat penting bagi terciptanya keamanan di kawasan.
Pemenuhan atas hak-hak tersebut akan membantu membuka jalan bagi terwujudnya solusi menyeluruh yang menjamin berdirinya negara Palestina merdeka berdasarkan kondisi 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina merdeka.
Solusi komprehensif atas masalah Palestina itu juga didasarkan pada solusi dua negara dan Inisiatif Damai Arab.(*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Ayatollah Ali Khamenei Kecam Keras Serangan Sekutu Terhadap Suriah
Bagikan
Berita Terkait
Mendag RI Bujuk Arab Saudi untuk Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

Ada 'Pengkhianatan' di Manchester United, Bruno Fernandes Diam-diam Negosiasi dengan Al-Ittihad

10 Pemain Al-Nassr Tumbangkan Al-Ittihad di Semifinal Piala Super Arab Saudi, Aksi Heroik Joao Felix Gemparkan Publik

Israel Mau Relokasi Paksa Warga Gaza Utara, Komisi I DPR: Bertentangan dengan Prinsip Kemanusiaan

Madonna Desak Paus Leo Datangi Gaza: Hentikan Perang dan Penderitaan Anak Kecil Tak Berdosa

2 Ribu Warga Gaza Akan Ditempatkan di Pulau Galang, Bersifat Evakuasi dan Dipulangkan jika Sembuh

Klub Arab Saudi Pantau Robert Lewandowski, Barcelona Belum Siap Lepas

[HOAKS atau FAKTA]: Disebut Raja Salman sebagai Negara Paling Munafik di Dunia, Indonesia Tak Punya Harga Diri Lagi
![[HOAKS atau FAKTA]: Disebut Raja Salman sebagai Negara Paling Munafik di Dunia, Indonesia Tak Punya Harga Diri Lagi](https://img.merahputih.com/media/91/5c/4b/915c4bd39abd7c35c99f57b1f8055fb4_182x135.jpeg)
Sosok ‘Pangeran Tidur’ Arab Saudi Al Waleed yang Tutup Usia Setelah Koma 20 Tahun

Vinicius Junior Kembali Didekati Klub Arab Saudi, Pecahkan Rekor Transfer Dunia Rp 6,6 Triliun
