PSSI Yakin Keamanan Pikirkan dan Kaji Dengan Baik Penggunaan Gas Air Mata


Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah menelan korban jiwa 130 orang. Sementara itu, sebanyak 188 korban mengalami luka-luka.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan, seharusnya banyak pihak yang bisa menahan diri ketika terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10), agar jatuhnya korban jiwa dapat dihindari.
Baca Juga:
BPBD Jawa Timur Sebut Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan 174 Orang
"Kami menyesalkan kejadian kemarin malam. Sebenarnya banyak yang harus menahan diri," kata Yunus dalam konferensi pers di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.
Pria yang pernah menjadi ketua Asprov PSSI Kalimantan Timur itu tidak merinci siapa yang sebenarnya mesti menahan diri.
Soal tindakan aparat terhadap suporter, misalnya, Yunus yakin hal itu diambil dengan pertimbangan tertentu. Penggunaan gas air mata dianggapnya juga sudah dipertimbangkan matang-matang meski sejatinya FIFA sudah melarangnya.
Pasal 19 (b) Regulasi Keselamatan dan Keamanan FIFA menyatakan bahwa "tidak boleh membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali keramaian" di lapangan pertandingan.
"Kejadian itu begitu cepat. Tentu pihak keamanan sudah memikirkan dan mengkaji dengan baik. Kita memang melihat pascapertandingan penonton turun ke lapangan dan tentu pihak keamanan ambil langkah-langkah antisipatif," kata Yunus.
PSSI menegaskan, ketidakhadiran pendukung Persebaya membuat laga tersebut tetap digelar malam hari mulai pukul 20.00 WIB, meski pihak polisi sempat meminta partai itu dipercepat ke pukul 15.30 WIB.
"Sudah diadakan diskusi dan rapat yang menyepakati suporter tim tamu (pendukung Persebaya-red) tidak diperkenankan ke stadion. Kami pasti memprediksi secara 'positive thinking' tentu tidak akan terjadi apa-apa," kata Yunus
PSSI, dia melanjutkan, sudah membentuk tim investigasi peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang dipimpin oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Ketua PSSI Iriawan sudah berada di Malang untuk menyelidiki kasus tersebut. Menpora Zainudin Amali dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo juga terbang ke Malang untuk mengetahui dengan rinci peristiwa tersebut. (Knu)
Baca Juga:
Kapolri ke Malang Percepat Tangani Tragedi Kanjuruhan
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Belum Tentu Tampil di Laga FIFA Match Day, Kluivert Bilang Begini

Penggawa Los Angeles FC Adrian Wibowo Bisa Bela Timnas Tanpa Naturalisasi

PSSI Yakin Miliano Jonathans Segera Mendapat Pengesahan FIFA dan AFC untuk Bela Timnas Indonesia

Mees Hilgers Tidak Penuhi Panggilan Timnas karena Urus Perpindahan Klub, Erick Thohir Coba Memahami

Miliano Jonathans Resmi WNI, Tampil Tidaknya Membela Timnas Indonesia September Ini Tergantung Patrick Kluivert

PSSI Bersyukur Kualifikasi Piala Asia U-23 dan FIFA Matchday Bisa Digulirkan di Sidoarjo dan Surabaya Pasca Ricuh Demonstrasi

Thom Haye Pilih Berkarier di Indonesia bersama Persib, Erick Thohir Pasrah

Erick Thohir Harap Zijlstra dan Jonathans Bisa Diturunkan Saat Timnas Indonsia Jalani FIFA Match Day Bulan Depan

Erick Thohir Beri Komen Menohok Soal Lawan Baru Timnas Indonesia di FIFA Match Day

Profil Miliano Jonathans, Pemuda yang Punya Darah Depok dan Siap Acak-Acak Pertahanan Lebanon
