Protein Dibutuhkan, Bila Berlebihan Jadi Gendut!


Protein memang baik tapi jangan berlebihan. (Foto: legionathletic)
PROTEIN adalah salah satu nutrisi yang paling diingat oleh orang. Sama dengan tubuh yang selalu membutuhkan protein. Makanan yang diajikan di meja makan selalu mengandung protein, bahkan dalam daftar diet selalu ada protein.
Protein ada dimana saja kita berada. Di pusat kebugaran selalu mengedepankan protein sebagai nutrisi yang baik untuk tubuh. DI sekolah pun diajarkan bahwa protein adalah nutrisi terpenting untuk tubuh. Protein sangatlah penting, namun bagaimana bila berlebihan?
Manusia membutuhkan protein dalam jumlah minimun sebesar 50-70 gram. Jumlah sebesar itu bisa jadi sudah terpenuhi dengan makanan yang dikonsumsi oleh kita. Ada kemungkinan jumlah protein yang menjadi asupan nutrisi berlebihan. Bagaimana kita mengetahui kelebihan protein?
Berat
Salah satu yang mudah dideteksi adalah berat badan naik yang tidak sesuai kemauan Anda. Bila memang ingin menurunkan berat badan Anda dengan program diet, maka harus diperhatikan betul asupan protein yang dikonsumsi. Membuang satu jenis makanan namun masih mengonsumsi makanan berprotein besar tidak akan membantu penurunan berat badan.
Ceritanya akan berbeda bila Anda memang ingin membentuk badan menjadi lebih baik. Maka asupan protein disarankan lebih banyak. Kenaikan bobot badan bukan karena lemak melainkan massa otot.
Ginjal
Ginjal terdampak bila tubuh mendapatkan asupan protein berlebihan. Gangguan pada ginjal tidak diketahui sampai Anda pergi ke dokter dan melakukan tes di laboratorium kesehatan. Ini terjadi karena ginjal bekerja lebih berat menyaring kotoran yang dibawa oleh protein. Disaat ginjal harus istirahat, masih harus bekerja karena keleboihan protein itu.
Dehidrasi
Ginjal yang menaring kotoroan dari protein akan melepaskan kotoran itu melalui air seni. Semakin banyak protein yang dikonsumsi maka ginjal membutuhkan cairan untuk membuangnya. Ini yang kemudian menyebabkan tubuh menjadi dehidrasi.
Kalsium Rendah
Kalsium pun akan tersedot ketika protein harus dicerna, karena protein melepaskan asam yang hanya dapat diurai oleh kalsium. Bila Anda tidak mengonsumsi kalsium di atas minimum maka cadangan kalsium di tubuh akan ikut tersedot, yakni dari tulang. Jika seperti begini maka kekuatan dan ketahanan tulang akan menurun.
Jantung
Perhatikan asal asupan protein Anda, dari hewan atau sayur. Kalau dari hewan biasanya disertai dengan lemak. Sedangkan dri sayuran sama sekali tidak ada lemaknya. Publik sudah memahami ini bila terlalu banyak mengonsumsi daging merah akan berdampak negatif pada jantung dan kardiovaskular.
Encok
Karena khawatir dengan lemak di dalam daging, maka banyak orang pun mengonsumsi protein dari sayur-sayuran. Tapi hal ini juga tidak dapat dibenarkan, karena dapat menaikan risiko encok. Padahal dalam daging terdapat pula asm puric yang berguna untuk tubuh. Sedangkan pada sayur-sayuran tidak ada asam itu.
Ketosis
Biasanya pada orang yang melakukan diet karbo menggantikannya dengan protein. Namun yang terjadi biasanya mengalami penurunan ketosis. Untuk menggantikannya harusnya mengonsumsi sayuran glisemik yang rendah dan lemak. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Rekomendasi Lima Sayuran untuk Pola Diet Sehat
