Perusahaan Teknologi Dukung Perkembangan Metaverse di Indonesia


Metaverse akan menjadi masa depan teknologi. (Foto: Unsplash/Lucrezia Carnelos)
ISTILAH metaverse ramai diperbincangkan dan diprediksi akan menjadi teknologi di masa depan. Perusahaan teknologi PT Primeskills Edukasi Indonesia pun mendukung metaverse dengan menggelar acara virtual bertajuk Prime Expo 2022: Metaverse & Utilities, Selasa (16/2).
Dengan latar belakang tantangan yang dihadapi pada perkembangan di era digital, Prime Expo 2022 membahas pemanfaatan metaverse dan teknologi imersif di sektor industri dengan fokus utama di bidang perbankan dan perhotelan. Berkonsep seminar, diskusi, dan pameran virtual, acara ini juga menghadirkan beberapa ahli dan praktisi di bidang teknologi.
"Acara ini bertujuan untuk mempertegas komitmen Primeskills, serta produk virtual lainnya untuk pemerataan edukasi dan pelatihan di berbagai bidang industri. Tak hanya itu, acara ini juga membahas secara mendalam mengenai potensi akselerasi metaverse dan teknologi imersif untuk memaksimalkan pelatihan dan edukasi," kata CEO Primeskills William Irawan, dalam keterangan resminya, Kamis (17/2).
Baca juga:

William memaparkan tentang teknologi imersif yang digadang pihaknya sejak 2020, yakni virtual reality (VR), augmented reality (AR), artificial intelligence (AI), dan gamification untuk membantu meningkatkan performa proses pembelajaran dan pendidikan. Ia optimis teknologi imersif dapat mendukung pengalaman belajar yang lebih mendalam.
“Salah satu tantangan yang ada di industri saat ini fase on-boarding dan learning and development, terutama di masa pandemi. Sebelumnya, kita sudah mencoba pembelajaran e-learning atau daring sebagai pengganti kegiatan tatap muka. Meski kuat secara teoritis, metode e- learning memiliki kekurangan seperti minim practical skills," kata William.
Baca juga:
Walt Disney Bersiap Melakukan Lompatan Teknologi ke Metaverse

"Solusinya adalah mengubah metode pembelajaran pasif baik luring maupun daring yang kebanyakan masih dilakukan dengan tingkat efektivitas rendah, seperti mendengarkan pengajar yang memiliki efektivitas lima persen, membaca materi sebesar 10 persen, dan audio visual sebesar 20 persen," lanjutnya.
Founder UMG Idealab, Kiwi Aliwarga turut memberikan pandangannya terhadap teknologi edukasi digital dari sudut pandang investor. Menurutnya, meski banyak negara lain yang telah lebih unggul di bidang metaverse, Indonesia berpotensi besar dalam mengejar ketertinggalannya.
"Saya optimis Indonesia akan mampu mengejar dan sejajar di skala global karena kebanyakan orang Indonesia itu kreatif, terutama untuk menciptakan software di bidang metaverse," tutupnya. (and)
Baca juga:
"Jakarta Metaverse" Bangkitkan Kolaborasi Lintas Sektor Kreatif
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia

Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap
