Perpanjang PSBB Diharapkan Bisa Hindari Penyebaran COVID-19 di Pengungsian


Warga berjalan melintasi banjir yang terjadi di kawasan Wijaya Timur, Petogogan, Jakarta, Sabtu (20/2/2021). (Foto: Antara/M Risyal Hidayat/hp).
MerahPutih.com - Pemerintah DKI Jakarta memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga 8 Maret 2021. Langkah ini diambil berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan, perpanjangan PSBB yang sebelumnya dilaksanakan per tanggal 7—22 Februari 2021 mampu menekan laju kasus aktif di Jakarta.
Kepala Dinkes Provinsi DKI Jakarta Widyastuti memaparkan ada penurunan jumlah kasus aktif per 7 Februari 2021 laju kasus aktif di DKI Jakarta sebesar 23.869 dan turun secara signifikan per 21 Februari 2021, yakni sebesar 13.309.
"Laju kasus aktif yang tampak menurun ini juga disumbang oleh peningkatan kesembuhan pasien positif COVID-19," ujarnya dalam keterangangnya, Senin (22/2).
Baca Juga:
Pemprov DKI Temukan Pengungsi Banjir Positif COVID-19
Data kesembuhan per 7 Februari 2021 sebesar 265.359 dengan persentase kesembuhan 90,3 persen, meningkat per 21 Februari 2021 sebesar 310.412 dengan persentase 94,5 persen dari persentase kesembuhan nasional yang berada pada 85 persen.
Sejalan dengan penurunan kasus aktif tersebut, tingkat keterisian (BOR), baik itu tempat tidur isolasi maupun ICU, juga terus mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir yang disebutnya menunjukkan perawatan dan langkah Pemprov DKI untuk menambah kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU sangat efektif meningkatkan kesembuhan pasien.
Per 5 Februari 2021 sebanyak 8.259 tempat tidur, terisi 5.921 tempat tidur atau 72 persen, yang menurun per 21 Februari 2021 yang diiringi kapasitas tempat tidur ditambah menjadi 8.321 unit dan terisi 5.461 tempat tidur atau 66 persen dari kapasitas yang ada.

Sementara itu, kapasitas ICU juga mengalami penurunan, yakni per 5 Februari 2021 kapasitas ICU kita sebesar 1.133 dan terisi 842 atau 74 persen, dan pada tanggal 21 Februari 2021 kapasitas ICU sebesar 1156, terisi 817 atau 71 persen.
Meskipun terjadi penurunan, baik itu kasus aktif, tingkat keterisian tempat tidur isolasi, maupun ICU, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, masyarakat tak boleh lengah dan harus tetap disiplin 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak).
Terlebih, lanjut ia, tantangan untuk mempertahankan laju penurunan kasus aktif ini bertambah ketika hujan ekstrem yang melanda Jabodetabek dalam beberapa hari belakangan dan menyebabkan genangan, menuntut sebagian warga Jakarta untuk berada di tempat pengungsian.
"Kami di Pemprov DKI menyiapkan berbagai posko pengungsian dengan protokol kesehatan yang ketat, fasilitas untuk testing bagi pengungsi yang bergejala, bahkan tenda isolasi terkendali bagi yang ditemukan positif," kata Anies. (Asp)
Baca Juga:
Antisipasi Jadi Klaster COVID-19, Pengungsi Banjir Bekasi Bakal Dites Swab
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi

Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19

Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala

DPRD Minta Gubernur Pramono Duduk Bareng Cari Solusi Banjir, Jangan Malah Menyalahkan Jabar

Jawab Pernyataan Komeng soal Jawa Barat Penyebab Banjir Jakarta, Pramono: Tak Sepenuhnya Akibat Daerah Penyangga

Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Terendam Banjir Selasa (16/9) Siang, BPBD Minta Warga Tetap Waspada Potensi Genangan Air

4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam

Cegah Banjir di ITC Cipulir, Dinas SDA DKI Siagakan Pompa Sejak Sebelum Hujan

Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Jakarta Siapkan Sejumlah Mitigasi untuk Tangani Potensi Banjir
