Berani Menghapus Seluruh Akun Sosial Media? Ini Kisahnya

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 18 Juli 2018
Berani Menghapus Seluruh Akun Sosial Media? Ini Kisahnya

Milennial sulit hidup tanpa sosial media (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TIDAK bisa dibohongi, setiap orang tidak bisa lepas dari sosial media sekarang ini. Memiliki akun Facebook, Twitter, Instagram, hingga Snapchat merupakan suatu kewajiban, terutama bagi para milennial.

Dari bangun tidur, hingga mau tidur lagi, aktivitas yang kamu lakukan ialah mengecek akun sosmed kamu. Misalnya di pagi hari, kamu ingin cari tahu status seseorang. Lalu, saat makan siang, tentu, foto makanan kamu harus update dulu di instagram.

Saat mau tidur pun, bisa jadi kamu menulis status Facebook atau mencicitkan sesuatu di Twitter. Seperti diari kecil, kamu menuliskan curhatan kamu di sosial media. Bahkan, kamu berdoa kepada yang maha kuasa melalui tulisan tersebut. Misalnya kamu menulis sesuatu, 'Ya Allah, semoga besok pagi lancar'.

Coba deh kamu berpikir, misalnya status doa tadi, apakah perlu warganet mendengar doa kamu? Apa sih yang kamu harapkan dengan menulis status tersebut? Jika kamu berpikir lebih dalam lagi, sebenarnya tidak ada fungsinya kamu berbuat demikian.

Bisa dibilang, karena sosial media banyak waktu kamu yang terbuang. Sebenarnya kamu bisa melakukan tindakan nyata. Namun, karena kamu kecanduan dengan sosial media, mungkin saja kamu hanya berani mewujudkannya secara daring.

Menghapus sosial media ada manfaatnya (Foto: Pexels/energepic.com)

Mungkin tidak pernah terlintas di pikiran kamu. Ya, pasti kamu tidak pernah terpikir untuk menghapus seluruh akun sosial media kamu. Pertanyaannya sekarang, apakah perlu kamu menghapus seluruh akun sosial media? Apakah ada manfaat yang kamu dapat dari berhenti eksis di sosial media?

Laman Huffington Post melansir seorang penulis lepas media Asal Amerika Serikat, Gina Van Thomme, telah menghapus seluruh akun sosial medianya sejak setahun lalu. Perempuan berusia 22 tahun itu kini tidak lagi eksis di dunia maya. Padahal, Gina ialah anak milennial.

Tentu, merupakan hal sulit bagi Gina untuk melepas seluruh akun sosial medianya, termasuk twitter, facebook, snapchat, dan instagram. Setiap pagi menurut Gina, agenda wajibnya ialah mengecek seluruh akun sosial medianya. "Sosial media seperti buku tahunan, album pribadi, dan diari pibadi saya," kata Gina.

Namun, ia merasa sosial media telah menghabiskan waktunya. Ia banyak menghabiskan waktu hanya untuk mengupdate status. Lalu, karena sosial media ia disibukkan untuk kepo dengan urusan orang lain. Wajar sih, kamu juga pasti sering seperti Gina kan? Bukan hidup kamu, malah hidup orang lain yang kamu permasalahkan. "Saya merasa hidup melalui layar," katanya.

Akhirnya, Gina memberanikan diri hidup tanpa sosial media dan melangkah ke kehidupan 'sebenarnya'. Ia mengapus seluruh akun sosial medianya sejak Maret 2017. Perubahan signifikan pun ia rasakan.

Hal paling berharga yang dirasakan Gina adalah merasa terhubung dengan orang lain secara nyata. Bahkan, ia jadi jarang foto selfie. Maklum, tadinya ia sering selfie hanya untuk memamerkan fotonya di akun Instagram. Yang terpenting, Gina merasa begitu berharga menjalani hidup ini tanpa harus memikirkan berapa like di instagramnya.

Gina tidak memikirkan like lagi sejak tidak memiliki sosial media (Foto: Pexels/Pixabay)

Tidak ada lagi rasa cemburu saat harus kepo dengan kesenangan orang lain di sosial media. Apalagi update dengan kehidupan artis. Apa yang mereka lakukan, dan apa yang tengah mereka rencanakan. "Saya tidak lagi peduli dengan foto terbaru kucing peliharaan Ed Sheeran," tuturnya.

Akan tetapi, Gina menambahkan, bukan berarti ia benar-benar tidak pernah mencari informasi secara daring. Ia tetap memanfaatkan internet untuk keperluannya, contohnya melalui googling. Pokoknya Gina tetap bisa memantau beberapa hal penting di dunia maya tanpa harus mendaftar sebagai pengguna akun.

Seperti yang dijelaskan, tidak ada orang yang tahan hidup tanpa media sosial. Semua orang memiliki akun daring. Gina pun merasakan perbedaan setelah pensiun dari sosial media. Misalnya ia melewatkan agenda keseharian kakak perempuannya yang tengah menimba ilmu di Jerman. Ya, sang kakak selalu update di snapchat.

Selain itu, banyak orang mengiranya sombong karena merasa Gina tidak lagi berteman dengan mereka di sosial media. Memang sulit hidup tanpa akun sosmed di masa sekarang ini. Tapi tidak masalah baginya, karena pertemanan itu tidak bergantung secara daring. "Mereka mengira saya unfollow akun mereka," ujarnya.

Lebih menyedihkannya lagi, kata Gina semenjak ia absen di dunia maya, tidak ada lagi orang yang ingat dengan hari ulang tahunnya. Termasuk anggota keluarga lain. Hal ini membuktikan tanpa adanya sosial media orang lain bisa lupa dengan kehadiran kamu.

Tanpa sosial media kamu tidak lagi antisosial (Foto: pexels/rawpixel.com)

Tapi yang terpenting, ia merasakan dampak lebih baik tanpa adanya sosial media. Kini ia merasakan kehidupan yang lebih privasi. Berbeda saat masih eksis di sosial media, masalah apapun selalu ia tuangkan melalui dunia maya. Padahal tidak ada gunanya menyebar luaskan hal pribadi.

Intinya ia merasa lebih produktif semenjak menghapus seluruh akun sosial media miliknya. Serta ia menjadi lebih sering berhubungan dengan dunia luar. Tidak ada lagi anti sosial, rela berjam-jam di kamar hanya untuk memantau sosial media.

Akan tetapi, Gina tetap tidak menampik bukan berarti ia tidak akan kembali hadir di dunia maya. Hanya saja saat ini ia lebih merasakan banyak manfaat hidup tanpa adanya sosial media. Meskipun demikian, ia tetap menegaskan, hidup tanpa sosial media justru memiliki banyak manfaat. "Untuk saat ini, manfaatnya jauh lebih besar (tanpa sosial media)," tukasnya.

Sahabat Merah Putih, hidup dengan atau tanpa sosial media semuanya tergantung kamu. Jika memang merasa tidak terganggu tapi ada baiknya kamu membatasi penggunaan sosial media. Namun, sepertinya cara Gina perlu kamu ikuti. Pun kalau kamu sanggup ya. (ikh)

Baca juga: Cara Move On Dari Kecanduan Media Sosial, Nomor 3 Solusi Terbaik!

Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan