Hari Film Nasional 2019

Perkembangan Industri Film Indonesia, Sempat Mati Suri

Muchammad YaniMuchammad Yani - Sabtu, 30 Maret 2019
Perkembangan Industri Film Indonesia, Sempat Mati Suri

Film Indonesia kini mulai bangkit (Sumber: Ist)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MESKI perlahan, saat ini industri perfilm Indonesia mulai bangkit. Beberapa karya bahkan tembus ke pasar internasional. Misalnya The Raid, Pengabdi Setan, Suzzana: Bernapas Dalam Kubur, Sekala Niskala, Battle of Surabaya dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu saja, beberapa aktor dan aktris Indonesia sudah go Internasional. Misalnya Iko Uwais, Yayan Ruhian, Joe Taslim yang sudah terlibat dalam film Hollywood. Atau Chelsea Islan, aktris Indonesia pertama yang menjalin kerjasama dengan rumah produksi Jepang.

Namun, keberhasilan industri film Indonesia tidak didapat begitu saja. Perfilman Indonesia juga sempat mengalami keterpurukan. Bahkan saat itu, banyak penggemar film yang seperti 'alergi' ketika mendengar film buatan anak bangsa.

1. Dominasi asing di fase awal perfilman Indonesia

Film Loetoeng Kasaroeng (Sumber: IMDb)
Film Loetoeng Kasaroeng (Foto: IMDb)

Sejarah panjang perfilman Indonesia sudah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Film pertama yang dibuat adalah film bisu berjudul Loetoeng Kasaroeng di tahun 1926 oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Film tersebut didukung oleh aktor lokal yang merupakan anak-anak dari Bupati Bandung Wiranata Kusuma II.

Selang beberapa tahun muncul sutradara dari industri film Shanghai bernama Nelson Wong membuat film Lily van Java (1928) untuk perusahaan South Sea Film Co. Setelah itu kedua adiknya, Joshua dan Otniel Wong menyusul untuk membuat perusahaan Halimoen Film.

Kemudian tahun 1931, sutradara bernama The Teng Chun membuat terobosan untuk memproduksi film bicara berjudul Boenga Roos dari Tcikembang. Sayangnya, percobaan itu tidak membuahkan hasil yang baik. Di tahun yang sama Halimoen Film juga membuat film berbicara berjudul Indonesia Malaise.

Di saat penjajahan Jepang, produksi film di Indonesia dimanfaatkan oleh mereka sebagai propaganda politik. Tahun 1942, perusahaan Nippon Eigha Sha hanya memproduksi tiga film yakni Pulo Inten, Bunga Semboja dan 1001 Malam.

Sedikitnya produksi film buatan Jepang dan matinya usaha swasta membuat mata pencarian para artis dan karyawan film hampir tidak ada. Bagi yang sudah mencintai dunia seni peran, mereka menggantungkan hidupnya dari panggung sandiwara. Sementara yang lain mencoba banting setir ke profesi lain.

#Hari Film Nasional #Film Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

ShowBiz
Ketika Jamu Jadi Sumber Wabah Zombi, Film 'Abadi Nan Jaya' Siap Tayang di Netflix 23 Oktober 2025
Abadi Nan Jaya menjadi film zombie pertama yang diproduksi di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 22 Oktober 2025
Ketika Jamu Jadi Sumber Wabah Zombi, Film 'Abadi Nan Jaya' Siap Tayang di Netflix 23 Oktober 2025
ShowBiz
Meriah dan Kompetitif, ini nih Daftar Lengkap Nominasi FFI 2025
Puncak penganugerahan berlangsung 20 November 2025.
Dwi Astarini - Selasa, 21 Oktober 2025
Meriah dan Kompetitif, ini nih Daftar Lengkap Nominasi FFI 2025
ShowBiz
Film 'Sosok Ketiga: Lintrik' Siap Tayang 6 November 2025, Intip Sinopsis, Trailer, hingga Fakta Produksinya
Film Sosok Ketiga: Lintrik mengangkat kisah seputar kekuatan gaib yang digunakan untuk mempengaruhi alam bawah sadar seseorang.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 20 Oktober 2025
Film 'Sosok Ketiga: Lintrik' Siap Tayang 6 November 2025, Intip Sinopsis, Trailer, hingga Fakta Produksinya
ShowBiz
'Jumbo' hinga 'Sore: Istri dari Masa Depan' Masuk Nominasi Film Terbaik Festival Film Indonesia 2025
FFI 2025 umumkan nominasi untuk kategori film cerita panjang terbaik.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 19 Oktober 2025
'Jumbo' hinga 'Sore: Istri dari Masa Depan' Masuk Nominasi Film Terbaik Festival Film Indonesia 2025
ShowBiz
Film 'Tak Kenal Maka Ta’aruf' Siap Tayang 13 November 2025, Usung Romansa Islami yang Menyentuh Hati
Film Tak Kenal Maka Ta'aruf diadaptasi dari novel populer dengan judul yang sama.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 17 Oktober 2025
Film 'Tak Kenal Maka Ta’aruf' Siap Tayang 13 November 2025, Usung Romansa Islami yang Menyentuh Hati
ShowBiz
Tayang 23 Oktober, Air Mata di Ujung Sajadah 2 Tampilkan Sisi Lain Kota Solo
Berlatar di Kota Solo, lokasi syuting mencakup kawasan heritage seperti Kampung Batik Laweyan, Pasar Triwindu, dan Kereta Uap Jaladara.
Wisnu Cipto - Kamis, 16 Oktober 2025
Tayang 23 Oktober, Air Mata di Ujung Sajadah 2 Tampilkan Sisi Lain Kota Solo
ShowBiz
Dibintangi Prilly Latuconsina dan Bryan Domani, Film 'Patah Hati yang Kupilih' Angkat Isu Cinta dan Keyakinan
Film Patah Hati yang Kupilih dijadwalkan tayang 24 Desember 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 15 Oktober 2025
Dibintangi Prilly Latuconsina dan Bryan Domani, Film 'Patah Hati yang Kupilih' Angkat Isu Cinta dan Keyakinan
ShowBiz
Iko Uwais Comeback Lewat Film ‘Timur’, Debut Perdana Sebagai Sutradara
Film Timur mengisahkan perjuangan dalam menjalankan misi kemanusiaan yang penuh ketegangan dan aksi menegangkan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 15 Oktober 2025
Iko Uwais Comeback Lewat Film ‘Timur’, Debut Perdana Sebagai Sutradara
Fun
Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki
Film Penerbangan Terakhir dibintangi Jerome Kurnia, Nasya Marcella, dan Devina Bertha, yang memerankan karakter-karakter kompleks dalam hubungan yang penuh konflik dan rahasia.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki
ShowBiz
'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya
What’s Up with Secretary Kim versi Indonesia menghadirkan beberapa penyesuaian pada dinamika cerita dan konflik.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya
Bagikan