Perdana Menteri Peru Mengundurkan Diri


Presiden Peru Pedro Castillo di Los Angeles, California, 10 Juni 2022. (ANTARA/REUTERS/LAUREN JUSTICE)
MerahPutih.com - Presiden Peru Pedro Castillo akan kembali melakukan perombakan kabinet di tengah perseteruan antara badan eksekutif dan legislatif.
Presiden menyatakan hal itu setelah menerima pengunduran diri Anibal Torres dari kursi Perdana Menteri negara tersebut.
Mantan Perdana Menteri Anibal Torres, yang merupakan sekutu setia Castillo, telah mengajukan pengambilan suara mosi tidak percaya terhadap kongres yang dikendalikan oposisi pada minggu lalu.
Baca Juga:
PBB Didesak Keluarkan Resolusi Mengutuk Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina
Namun Kongres menolak mengadakan pemungutan suara pada Kamis, dan mengatakan bahwa persyaratan untuk itu belum terpenuhi.
"Setelah menerima pengunduran diri perdana menteri, saya ucapkan terima kasih atas jasanya atas nama negara, saya akan memperbarui kabinet," kata Castillo dalam siaran televisi nasional, seperti dikutip Antara.
Pengajuan mosi tidak percaya ditujukan untuk menekan kongres di tengah hubungan yang menegang antara dua cabang pemerintahan.
Anggota parlemen oposisi telah dua kali memakzulkan Castillo, namun gagal menggulingkannya, meskipun mereka berhasil mengecam dan memecat beberapa anggota Kabinet.
"Saya meminta kongres untuk menghormati supremasi hukum, hak rakyat, demokrasi, dan keseimbangan kekuatan negara," tambah Castillo.
Baca Juga:
Jokowi Kepala Negara Pertama Hubungi Anwar Ibrahim Setelah Jadi PM Malaysia
Masa kepresidenannya telah ditandai dengan pergantian posisi senior pemerintahan. Castillo sekarang akan menunjuk perdana menteri kelima - penasihat utama dan juru bicaranya - sejak menjabat pada Juli tahun lalu.
Pemungutan suara mosi tidak percaya merupakan sesuatu yang kontroversial di Peru karena dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan. Jika kongres mengeluarkan mosi tidak percaya, Torres dan seluruh kabinet terpaksa mengundurkan diri.
Tetapi kabinet baru kemudian dapat meminta mosi kepercayaan kedua yang, jika juga ditolak, akan memungkinkan eksekutif menutup kongres dan mengadakan pemilihan legislatif baru.
Pekan lalu, Torres mengatakan dia akan menafsirkan kurangnya suara sama dengan mosi tidak percaya.
Pada tahun 2019, Presiden Peru saat itu Martin Vizcarra membubarkan kongres dan menyerukan pemilihan baru setelah dua mosi tidak percaya.
Kongres kemudian mengesahkan undang-undang yang membatasi situasi yang pantas mendapatkan pemungutan suara mosi tidak percaya, yang sekarang sedang diuji untuk pertama kalinya.
Ketegangan antara berbagai cabang pemerintah Peru dianggap sebagai hal biasa, dan Peru telah mengalami lima presiden yang berbeda sejak 2016. (*)
Baca Juga:
Beijing Buka RS Sementara Setelah Situasi Pandemi Makin Kritis
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Peru Temukan Bahan Peledak Saat Gerebek Geng Penembak Staf KBRI Zetro Purba

Tersangka Penembakan Staf KBRI Lima Zetro Anggota Geng Los Maleantes del Cono

Kepolisian Peru Tangkap 5 Warga Venezuela dalam Kasus Penembakan Staf KBRI Zetro Purba

Kasus Pembunuhan Diplomat Zetro Masih Gelap, Kemenlu RI Desak Pemerintah Peru Bekerja Cepat

Garda Terdepan Diplomasi Indonesia Jadi Sasaran Kriminal, DPR Dorong Pemerintah Segera Bertindak dan Jamin Keamanan Diplomat

Staf KBRI Tewas Ditembak di Peru, Kemenlu Sebut akan Diautopsi di Lima lalu Dipulangkan

Diplomat Zetro Ditembak Usai Ambil Uang di ATM, Belum Terindikasi Ada Intimidasi

DPR Minta Kemlu Evaluasi SOP Keamanan Diplomat Pasca Tewasnya Zetro Leonardo Purba di Peru

Kepolisian Peru Susun Rencana Pengepungan Pelaku Penembakan Diplomat RI Zetro Purba

Diplomat di KBRI Lima Peru Tewas Ditembak, Komisi I DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas
