Peradaban Islam di Lasem pada Masa Cheng Ho

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Kamis, 02 Februari 2017
Peradaban Islam di Lasem pada Masa Cheng Ho

Klenteng Cu An Kiong yang diyakini sebagai bekas Masjid Cheng Ho.(MP/Widi Hatmoko)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Masuknya Cheng Ho ke tanah Lasem pada abad ke-15, atau sekitar tahun 1413 masehi telah membawa pengaruh Islam dan perdaban baru bagi masyarakat Lasem dan sekitarnya. Selain membawa misi Islam, orang-orang Cheng Ho yang masuk ke Lasem di bawah pimpinan Bi Nang Un ini, mengenalkan berbagai kesenian seperti seni tari, membuat slepi, dan seni batik.

Bi Nang Un sendiri, sebenarnya berasal dari negeri Cempa yang ikut dalam ekspedisi Cheng Ho dari negara Tiongkok. Saat itu, orang-orang dari Cempa juga banyak didominasi oleh orang-orang Cina atau Tionghoa.

Sejarawan Lasem Edi Winarno mengungkapkan, pada saat itu Cheng Ho diyakini pernah membuat masjid di Lasem. Menurut Edi, masjid yang didirikan oleh Cheng Ho pada sekitar abad 15 ini diyakini berlokasi di Klenteng Cu An Kiong, di Jalan Dasun, Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Dan, masuknya orang-orang Cheng Ho ke Lasem ini juga merupakan awal peradaban Islam di wilayah tersebut.

"Kalau yang dari Yunan itu kan pada abad sebelum masehi, belum ada Islam. Kalau yang ini, yang Cheng Ho pada abad ke-15, tepatnya tahun 1413 itu muslim. Karena, Cheng Ho memang, meskipun ekspedisi dari Kaisar Yung Le dari Tiongkok tapi dia kan membawa misi Islam. Sehingga, pada saat ke sini banyak mendirikan masjid-masjid, salah satunya di Lasem. ," ungkap Edi Winarno kepada merahputih.com.

Pelabuhan Regol di Laut Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang tempat pendaratan orang-orang Cheng Ho yang membawa misi Islam ke Lasem. (MP/Widi Hatmoko)

Dari situlah, sebelum munculnya Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim pada tahun 1465 hingga tahun 1525, komunitas masyarakat Islam sudah ada di daerah Lasem, yaitu orang-orang Cempa yang juga didominasi dengan orang-orang Cina atau Tionghoa. Namun pada sekitar tahun 1600-an atau sekitar awal abad ke-17, telah terjadi pergeseran budaya yang sangat signifikan. Hal ini diawali dari eksodus masuknya masyarakat Tionghoa dari daratan Cina datang ke Lasem yang membawa faham konfusionisme.

"Ini telah terjadi pergeseran budaya. Pada saat Cheng Ho, komunitas Cina itu muslim, biskin masjid. Kemudian, imigran berikutnya berkeyakinan konfusionisme akhirnya masjid itu difungsikan menjadi klenteng," katanya.

Baca juga Kisah Terowongan Rahasia, Peti Mati, dan Mafia Penyelundupan Opium di Lasem

#Wisata Lasem #Lawang Ombo #Kuliner Lasem
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Travel
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa
Arsip yang akan diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa merupakan arsip penting Lasem yang belum pernah diungkap sebelumnya.
Dwi Astarini - Jumat, 01 Desember 2023
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa
Travel
Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem
Struktur makam itu masih utuh walaupun bongpainya retak.
Dwi Astarini - Senin, 11 September 2023
Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem
Tradisi
6 Besar Pilihan Juri Stay Action di Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023 umumkan 6 finalis.
Dwi Astarini - Jumat, 02 Juni 2023
6 Besar Pilihan Juri Stay Action di Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
Bagikan