Penyebab Utama Orang Takut Naik Pesawat


Orang takut naik pesawat dibandingkan moda transportasi lain. (Foto: Unsplash/Ross Parmly)
BEBATUAN di aspal bergesekan dengan ban, dari yang lambat kemudian pesawat melaju dengan cepat. Seketika suara gesekan aspal dan ban pesawat sudah tidak terdengar, badanmu merasakan gravitasi miring dan telinga pun mulai sakit.
Setiap dari kita akan mengalami hal ini saat menaiki pesawat. Meskipun proses take off pesawat hanya sebentar, rasa takutnya bisa bikin orang yang tidak biasa naik pesawat tidak ingin mengulangnya lagi.
Baca Juga:
Meski begitu, menurut data dari NOVA, kecelakaan di udara memiliki angka kematian paling kecil dibandingkan alat transportasi lainnya.

Data yang diambil dari penerbangan Amerika Serikat pada 1999-2003 menunjukkan ada 138 kematian yang disebabkan oleh pesawat terbang di rentang tahun tersebut, membuatnya berada di posisi paling bawah Accidental Death Risk.
Sementara itu, kematian disebabkan oleh sepeda berada di peringkat empat dengan total 695 jiwa, kematian oleh kereta api sebanyak 931 jiwa, kematian oleh motor besar sebanyak 3.112 jiwa, dan motor biasa sebanyak 36.676 jiwa.
Baca Juga:
Meskipun demikian, orang-orang mengklaim lebih takut naik pesawat dibandingkan kendaraan transportasi lainnya. Ini ada hubungannya dengan risk perception atau persepsi risiko. Persepsi risiko adalah suatu penilaian subyektif yang dibuat orang mengenai karakteristik dan tingkat keparahan risiko. Seperti namanya, ini hanyalah persepsi yang dipengaruhi oleh faktor afektif, kognitif, kontekstual, dan individu.
Peneliti psikologi Paul Slovic dan Baruch Fischhoff menemukan alasan bahwa saat kita bisa memegang kendali (motor, mobil) rasa takut kita berkurang dan ketika kita tidak bisa memegang kendali (tidak semua orang bisa menerbangkan pesawat) kita merasa lebih takut.

Selain itu, orang-orang juga nyatanya lebih sensitif terhadap risiko bersifat massal daripada risiko yang tersebar di berbagai tempat dan waktu. Maka dari itu, wajar jika kecelakaan pesawat mendapat lebih banyak perhatian media daripada penyakit jantung (yang membunuh 2.200 orang di Amerika Serikat setiap hari) yang terjadi secara tersebar di seluruh penjuru negara.
Terakhir, terdapat faktor ukuran penderitaan yang dipicu oleh rasa takut. Semakin mengerikan atau menyakitkan cara matinya, semakin kita takut akan hal itu. Ketika ada kecelakaan pesawat, korban jiwa sering kali tidak dapat ditemukan atau kalaupun ditemukan wujudnya sudah hancur tak teridentifikasi.
Risiko keadaan ini berada di tingkat kengerian yang cukup tinggi yang tentu kedengarannya jauh lebih buruk dan lebih menakutkan daripada kematian akibat penyakit atau alat transportasi lainnya. (kmp)
Baca Juga:
Ternyata Begini Cara Mendapatkan Layanan Memuaskan Dari Pramugari
Bagikan
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream

Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan

Tim Siber Polisi Pantau Percakapan Pemesanan Travel Gelap untuk Mudik Lebaran

Seoul Diserbu 13 Juta Wisatawan, Istana Kerajaan Jadi Magnet Baru

Mineral King, Proyek Ski Resort Impian Walt Disney yang Tak Pernah Terwujud

Kebanggan Bulukamba, Festival Pinisi Masuk Daftar KEN 2025

Polisi Amankan 100 Travel Gelap, Biar Enggak Cari Penumpang Saat Lebaran

Solo Traveling Jadi Ekspresi Self-Love di Hari Valentine, Jepang Destinasi Paling Favorit

Korsel Keluarkan Travel Advisory untuk Santorini dan Pulau Yunani Lainnya akibat Ratusan Gempa
