Penyebab Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Bengkulu
Ilustrasi gempa bumi. Foto: ANTARA
MerahPutih.com - Masyarakat Bengkulu dikagetkan dengan gempa bumi berkekuatan 5,5 magnitudo yang terjadi pada Rabu (20/7) pagi WIB.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan gempa di Bengkulu berkekuatan magnitudo (M) 5,5, Rabu (20/7) pagi, dipicu subduksi lempeng di Zona Megathrust.
Episenter gempa Bengkulu M5,5 tersebut terletak pada koordinat 4,33° LS - 101,95° BT tepatnya di laut pada jarak 64 Km arah Barat Daya Kota Bengkulu dengan kedalaman 56 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Bengkulu magnitudo 5,5 pagi tadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng dimana Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Pulau Sumatra di Zona Megathrust," ujar Daryono saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Ia menuturkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa itu memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan bukti gempa terjadi di Zona Megathrust.
Gempa Bengkulu magnitudo 5,5 itu dirasakan sangat kuat di Bengkulu Kota dalam Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) IV - V MMI hingga warga lari berhamburan keluar rumah, sementara itu di Kepahiang, Bengkulu Utara guncangan juga masih kuat dalam skala intensitas III - IV MMI, dan di Mukomuko, Krui dalam skala intensitas III MMI, serta di Muara Dua, Lubuk Linggau dalam intensitas II MMI.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Bengkulu ini tidak berpotensi tsunami. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
"Hingga pukul 07.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa telah terjadi 1 kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo M3,7 pasca gempa Bengkulu M5,5," ujarnya dikutip Antara.
BMKG mencatat gempa besar di Bengkulu terjadi pada 4 Juni 2000 dengan Magnitudp 7,9 menewaskan 94 orang. Selanjutnya gempa dahsyat terjadi pada 12 September 2007 dengan Magnitudo 8,5 memicu tsunami dan menewaskan 23 orang.
"Bengkulu merupakan daerah rawan gempa dan tsunami, sehingga upaya mitigasi gempa dan tsunami secara kongkret wajib diwujudkan untuk mengurangi risiko bencana yang dapat terjadi lagi di masa yang akan datang," pungkaanya. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang, BMKG: Jauhi Pohon dan Bangunan Rapuh
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan dan Disertai Petir Akan Terjadi di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Senin, 3 November 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Turun secara Merata di Wilayah Jakarta pada Senin, 3 November 2025 Siang Hari
BMKG Peringatkan Puncak Musim Hujan November 2025 - Februari 2026
Masyarakat Banten Diimbau Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi
Cuaca Ekstrem seperti Fenomena Hujan Es Masih Berpotensi Terjadi di Tangerang Raya Tiga Hari Ke Depan
Prakiraan BMKG: Hujan Akan Guyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia pada Sabtu, 1 November 2025, Termasuk di Pulau Jawa
Waspada, Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Sejumlah Pesisir Jakarta pada 3-12 November, Simak Sebabnya
Prakiraan BMKG: Hujan Disertai Petir Guyur Sebagian Besar Wilayah Jakarta pada Sabtu, 1 November 2025 Siang Hari
Fenomena Langka Hujan Es di Serpong Utara: Begini Penjelasan Ilmiahnya