Pentingnya Ilmu Coding untuk Jadi Technopreneur

Butuh ilmu coding untuk terjun ke dunia technopreneur (Foto: Pexels/Kevin Ku)
UNTUK menjadi technopreur tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kemampuan coding secara khusus. Baik yang pernah dipelajari di sekolah maupun secara otodidak.
Fajrun, seorang mahasiswa semester 2 di Universitas Mercu Buana, Jakarta mengalami hal ini. Bagi dia, memutuskan untuk belajar coding merupakan momen penting dalam hidupnya. Berita pers yang diterima merahputih.com memuat kisah kesuksesan Fajrun sebagai technoprenuer karena berbekal ilmu coding.
Baca juga:
Fajrun tidak lama ini dipercaya bekerja paruh waktu sebagai web developer di Webzid.com, sebuah perusahaan pengembangan software. Fajrun berhasil mendapatkan pekerjaan ini dengan pengetahuan dasar coding yang ia dapat di semester pertama di universitas. Dia juga belajar coding secara daring di waktu luangnya.
Di Webzid.com, Fajrun berkesempatan mengerjakan beberapa proyek kecil yang semakin meningkatkan minatnya pada coding. Kesempatan ini membawanya selangkah lebih dekat dengan mimpinya membangun perusahaan e-commerce setelah lulus kuliah.

Fajrun paham betul mengembangkan dan menjalankan platform e- commerce membutuhkan tingkat keahlian dan pengalaman coding tersendiri. Beberapa orang mungkin melihat hal ini sebagai rintangan, tetapi Fajrun melihat hal ini sebagai peluang untuk lebih serius memperdalam ilmu coding.
Secara kebetulan, seorang senior developer di Webzid.com merekomendasikan Progate kepada Fajrun agar ia dapat mempelajari ilmu dasar dari berbagai bahasa coding dengan benar.
Fajrun mulai menggunakan Progate pada pertengahan 2019 dan mulai mempelajari HTML & CSS, salah satu bahasa pemrograman frontend yang paling banyak digunakan di dunia. Dalam waktu 7 bulan, Fajrun mampu dan percaya diri untuk menggunakan HTML & CSS, SQL, dan Javascript.
Dengan pengetahuan yang mendalam tentang coding, di usia yang begitu muda ia sudah mampu menciptakan sesuatu. Fajrun juga mulai bekerja pada proyek software yang lebih besar, seperti situs donasi online dan sistem SDM yang lengkap.
Baca juga:
Twitter Awasi Ketat Tweet Tentang 5G dan COVID-19, Ini Alasannya

Menurut Fajrun, belajar coding melalui progate sangat praktis, namun ilmu yang didapat begitu banyak. "Materi disusun secara terstruktur sehingga membuat pelajaran mudah dimengerti," papar Fajrun.
Sebagai salah satu pengguna awal Progate, Fajrun mengalami kendala bahasa karena platform ini hanya tersedia dalam Bahasa Inggris dan Jepang pada saat itu. Tapi kini platform tersebut sudah dilengkapi dengan bahasa Indonesia.
"Saya merekomendasikan kepada teman-teman saya yang ingin memulai karir dalam coding atau ingin memiliki keahlian baru," tukas Fajrun.
Jadi, apakah sobat Merah Putih tertarik belajar coding? (ikh)
Baca juga:
Google Maps Hadirkan Fitur Bepergian Aman saat Pandemi COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Meluncur Bulan Depan, Spesifikasi OPPO Find X9 Kini Sudah Terungkap

Analisis Penjualan Xiaomi 17 dan iPhone 17, Mana yang Lebih Stabil?

realme Bikin Ponsel Game of Thrones, ini Fitur dan Spesifikasi

Road to OPPO Run 2025: Ratusan Pelari Jakarta Antusias Sambut Jersey dan OPPO Watch X2 Series

Biaya Perbaikan Xiaomi 17 Pro dan Pro Max Terungkap, ini Komponen yang Paling Mahal

Xiaomi 17 Series Cetak Rekor Penjualan, Jadi HP Flagship Paling Laris 2025?

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy Z TriFold, Bawa Opsi Zoom hingga 100 Kali!

OPPO Find X9 Pro Meluncur 16 Oktober, ini Spesifikasi Lengkapnya

Intip Spesifikasi Xiaomi 17 Pro Max, Bawa Baterai Jumbo 7.500mAh dan Layar LTPO AMOLED

Amazfit Resmi Luncurkan T-Rex 3 Pro di Ajang BDG100 Ultra Trail, Uji Ketangguhan di Medan Ekstrem
