Pengamat Sebut Pidato Prabowo yang Hiperbolik Strategi Dongkrak Suara
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya (MP/Ponco)
MerahPutih.Com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai pidato calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto bertajuk Indonesia Menang di JCC, Senayan, Senin (14/1) lalu merupakan strategi untuk mendongkrak suara.
Menurutnya Prabowo sengaja melontarkan pernyataan-pernyataan yang hiperbolik dalam pidatonya agar menjadi perbincangan publik. Prabowo melontarkan kritik pedas ke pemerintah. Pidatonya dianggap sebagai ilusi, sinisme dan bernada pesimisme.
"Jadi menurut saya pilihan-pilihan kata yang cenderung hiperbolik dan bombastis yang termasuk dalam pidato kebangsaan kemarin sebuah strategi dongkrak suara," kata Yunarto di Jakarta, Rabu (16/1).
Diketahui elektabilitas Prabowo stagnan di bulan September, Oktober dan Desember. Berdasarkan survei terakhir Charta Politika elektabilitas Prabowo-Sandi dalam tiga bulan terakhir hanya di angka 34,1 persen. Terpaut jauh dengan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang juga stagnan di angka 51 persen.
"Pak Prabowo saya pikir memang sebagai seorang penantang oposisi yang surveinya masih tertinggal membutuhkan sebuah ungkapan-ungkapan yang hiperbolik yang kemudian memancing perhatian dan diskusi," jelas Yunarto.
Karena itu, kata Yunarto, tidak heran jika belakangan ini Ketua Umum Partai Gerindra ini kerap mengeluarkan pernyataan yang memancing pro kontra. Strategi kampanye hiperbolik ini dilakukan secara sengaja agar menjadi polemik.
"Saya melihat ini sebuah kesengajaan juga bagaimana polemik bisa muncul dengan beberapa data bombastis yang diberikan walau kemudian di kritik tapi itu kemudian menjadi perbincangan," ungkapnya.
Menurutnya, agar elektabilitas Prabowo tidak stagnan maka harus menghadirkan 'momentum' untuk mencuri perhatian masyarakat. Pasalnya, jika mantan Danjen Kopassus itu mempertahankan ritme, ini justru menguntungkan Jokowi.
"Karena kalau kemudian datar, kampanye kritik yang dilontarkan oleh penantang datar yang masih tertinggal 19 persen menurut saya pada akhirnya yang terjadi stagnan dan itu menguntungkan yang sudah unggul," pungkasnya.(Pon)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Politisi Gerindra Ungkap Paradoks Kebijakan Pangan Rezim Jokowi
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Prabowo Janji Kawal Pemulihan Aceh Tamiang, Anak-Anak Harus Cepat Kembali Sekolah
Penanganan Masih Kurang, Prabowo Minta Maaf kepada Korban Banjir Sumatra
Prabowo Angkat Suara soal Bencana Sumatra: Jangan Tebang Pohon Sembarangan dan Jaga Alam Sebaik-baiknya
Pulang dari Rusia, Prabowo Langsung Terbang ke Medan Cek Bencana di Sumatera
Diundang Prabowo ke Indonesia, Presiden Putin: Terima Kasih Saya Akan datang
Bonus Atlet SEA Games 2025 Dipastikan Utuh, Ketum IWbA: Rp 1 Miliar dari Presiden Prabowo Sudah Disiapkan
Pergi Umrah saat Wilayahnya Dilanda Bencana, Mirwan MS Minta Maaf dan Janji Bertanggung Jawab
Prabowo hingga Pejabat Diminta Berkantor Sementara di Sumatra, Komisi XI DPR: Kehadiran Presiden Jadi Faktor Kunci
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Pemulihan Infrastruktur Aceh, Prabowo Cek Langsung Pemasangan Jembatan Bailey