Pengamat Minta Dedi Mulyadi Tak 'Omon-omon' Aktifkan Lagi Jalur Rel Kereta di Jabar
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat memimpin apel kesiagaan Satgas Anti-Premanisme di kawasan industri di Karawang, Kamis (27/3/2025). ANTARA/Ali Khumaini
MerahPutih.com - Rencana untuk mengaktifkan kembali atau reaktivasi sejumlah jalur rel di Jawa Barat bukan hal baru. Namun tidak berjalan maksimal lantaran tidak didukung anggaran yang mencukupi.
Terbaru, Gubernur Jawa Barat Dede Mulyadi berencana mengaktifkan seluruh jaringan kereta api di Provinsi Jawa Barat. Rencana ini juga pernah diusulkan Gubernur Jawa Barat sebelumnya, Ridwan Kamil.
Dukungan anggaran yang tidak cukup membuat hanya satu lintas yang dibangun, yaitu Cibatu – Garut sepanjang 19,3 km dengan pembiayaan dari PT Kereta Api Indonesia.
Menurut data dari Direktorat jenderal perkeretaapian (2010), 14 jalur KA non aktif yang berada di Provinsi Jawa Barat, yaitu Banjar – Cijulang (83 kilometer), Cikudapateh – Ciwidey (27 kilometer), Dayeuhkolot – Majalaya (18 kilometer), Rancaekek – Jatinangor – Tanjungsari (12 kilometer), Cirebon – Jamblang – Jatiwangi – Kadipaten (67 kilometer), Mundu - Ciledug – Losari (40 kilometer).
Lalu Cibatu – Garut – Cikajang (47 kilometer), Jatibarang - Indramayu (19 kilometer), Cikampek – Cilamaya (28 kilometer), Cikampek – Wadas (16 kilometer), Kerawang - Lamaran – Rengasdengklok (21 kilometer), Lamaran – Wadas (15 kilometer), Mundu – Ciledug – Losari (40 kilometer), Tasiksmalaya – Singaparna (17 kilometer).
Baca juga:
Mobil Lexusnya Disebut Nunggak Pajak, Dedi Mulyadi Berdalih Masih Kendali Leasing
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno berharap rencana mengaktifkan kembali jalur rel di Jawa Barat bukan hanya sekadar semangat. Rencana itu perlu tekad yang kuat dan anggaran yang cukup.
Djoko menjelaskan bahwa dukungan anggaran mutlak.
"Tidak bisa mengandalkan swasta untuk membangun jalan rel. Selain investasi mahal, juga pemerintah harus memberikan dukungan operasional nantinya. Tanpa adanya dukungan operasional, pihak swasta tidak tertarik," kata Djoko kepada wartawan, Rabu (23/4).
Menurut dia, mengaktifkan kembali jalur kereta berbeda dengan membangun jaringan jalan tol yang hanya cukup bangun prasarana.
Selain membangun prasarana,sarana juga harus disiapkan untuk mendukung moda kereta api.
"Masih banyak kebutuhan anggaran untuk membangun infrastruktur jalan di Jawa Barat. Masih ditemui sejumlah ruas jalan ke pelosok Jawa Barat tidak dapat diakses kendaraan, lantaran kondisi jalan masih berupa tanah dan ketika musim hujan sulit dilewati kendaraan," tuturnya.
Baca juga:
Sementara itu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan memangkas anggaran melebihi 50 persen. Djoko menambahkan bahwa pembangunan jaringan rel yang sudah lama tidak dioperasikan, tidak hanya menganggarkan untuk pekerjaan fisik semata.
"Semoga reaktivasi jalan rel di Jawa Barat terwujud, tidak sekedar omon-omon belaka," tutupnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Infrastruktur Mulai Pulih setelah Bencana Alam, Jalur Kereta Api Medan–Binjai Beroperasi Kembali
Daop 6 Yogyakarta Buka Layanan Program Motor Gratis di Nataru
Catat, Cara Mudik Gratis Naik Kereta Api untuk Nataru 2026
Kereta Petani dan Pedagang Resmi Beroperasi, Tarif Rp 3.000
Terjadi 108 Kali Gempa di Jawa Barat Sepanjang November, BMKG Keluarkan Rekomendasi untuk Masyarakat
Banjir Sumatra, PT KAI Lakukan Percepatan Jalur Terdampak demi Utamakan Keselamatan Penumpang
Jalur Kereta Api Terdampak Banjir Sumatra, PT KAI Percepat Perbaikan
Tiket Kereta Nataru 2025/2026 Laku 700 Ribu Lebih dalam 8 Hari, Relasi Jakarta-Surabaya Paling Banyak Dibeli
11.670 Barang Tertinggal di Kereta Sepanjang 2025, KAI Catat Nilainya Capai Rp 12,88 Miliar
Tumbler Viral, Lebih daripada Gaya Hidup Sehat tapi Fashion Statement