Pengamat: CEO Mahaka Sports Harusnya Bukan Mencari Kambing Hitam


Ratusan Bonek menjalani pemeriksaan polisi usai terlibat bentrok dengan Aremania di Lapangan Mapolres Sragen, Jawa Tengah, Sabtu, (19/12). (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
MerahPutih Sepak Bola - Komentar Hasani Abdul Gani, CEO Mahaka Sports -operator Turnamen Piala Jenderal Soedirman (PJS) 2015- kini mulai menimbukan kritikan. Yakni, karena telah mengatakan ada pihak yang sengaja mengatur penyerangan yang berakhir pada tewasnya suporter Arema Cronous di Sragen, Jawa Tengah.
Pengamat olahraga, Mahfudin Nigara, mengatakan jika hal tersebut sangat melukai dan merusak martabat orang Malang dan Surabaya.
"Saya menyayangkan dia mengatakan jika peristiwa tersebut ada dalangnya. Dia tidak paham dengan karakter orang Surabaya atau Malang. Kalau tidak paham, tidak usah komentar. Padahal, rivalitas kedua suporter sudah terjadi lama. Kalau dia mengerti, tidak patut mengatakan itu," katanya.
"Ini lah bukti jika orang ini gede dikarbit, tapi sok menggelar pertandingan. Katanya bisa melakukan tata kelola. Hasani harus bertanggung jawab. Sebab ditangan dia, ada yang mati. Untuk pertama kali yang dilakukan, seharusnya meminta maaf dan bukan mencari kambing hitam," sambungnya.
Bentrokan antara suporter Arema Cronous dan Surabaya United, menimbukan dua korban jiwa. Yakni, terjadi di SPBU Sambung Macan Sragen, Sabtu (19/12) pagi. Minibus No Pol BG 7935 RF yang membawa rombongan Aremania, berhenti untuk mengisi BBM dan berpapasan dengan truk yang berisi suporter Surabaya United.
Kejadian serupa juga terjadi di Kampung Ngrandu, Kelurahan Nglorog, Kecamatan Sragen Kota. Bentrok tak terhindarkan sehingga menimbulkan korban jiwa dari pihak Aremania.
Hasil identifikasi dua suporter Aremania yang tewas yakni Eko Prasetyo (30), warga Dukuh Sebaloh RT 16, Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Malang dan Slamet (24) warga Desa Polgajih, Kecamatan Blitar, Blitar.? Polres Sragen juga telah mengamankan 450 suporter Surabaya United berikut ratusan barang bukti senjata tajam dan peralatan berbahaya yang dibawa.
Barang-barang yang diamankan berupa senjata tajam jenis parang dan samurai, pedang, pisau, dan celurit. Ada juga benda-benda berbahaya yang ikut diamankan seperti gir, ikat pinggang besar, ketapel, serta ratusan butir kelereng. (esa)
BACA JUGA:
Bagikan
Rendy Nugroho
Berita Terkait
Indonesia U-17 Libas India 3-1, Ketum PSSI Erick Thohir Belum Puas

Legislator Ingatkan Pemerintah Kedepankan DBON, Bukan Naturalisasi

Keluarga Korban Sempat Protes saat Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan

Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Bertambah lagi

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tolak Autopsi

Jaminan FIFA, Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia

8 Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di RS

Menpora tak Ingin Sepak Bola Tanah Air Berhenti Terlalu Lama

Seluruh Stadion Sepak Bola di Indonesia Bakal Diaudit Total

Panpel Arema FC dan Sejumlah Polisi Tersangka Tragedi Kanjuruhan Jalani Pemeriksaan
