Fashion

Aku Sumbang Koleksi Pakaianku untuk Menjaga Lingkungan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 28 Oktober 2021
Aku Sumbang Koleksi Pakaianku untuk Menjaga Lingkungan

Pemuda jagoan dalam dunia fashion. (Foto: Unsplash/Nick De Partee)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBAGAI seorang mahasiswa yang menjalankan kuliahku secara online, aku menghabiskan sejumlah waktuku di kamar kos. Selesai mandi, aku menukar baju tidurku dengan baju tidur lainnya. Aku melakukan rutinitas ini selama setahun terakhir.

Pernah suatu kali pakaian kotorku menumpuk hingga bobotnya mencapai 10 kg dan semuanya adalah baju tidur. Keseringan memakai baju tidur membuatku sampai kehabisan baju tidur karena belum dicuci dan akhirnya aku harus menggunakan pakaian olahraga untuk tidur.

Baca Juga:

Pemuda, 'Healing' Tak Harus 'Travelling'

Selama pandemi, pandanganku tentang fashion juga mulai berubah. Dari yang awalnya terus membeli baju hingga sepatu secara rutin, saat pendemi semua hal itu berhenti aku lakukan. Aku berhenti membeli sepatu, pakaian, tas atau apapun itu. Anggaran pleasure hanya aku gunakan untuk beli makanan dan alat kesehatan.

Pandangan terhadap dunia fashion mulai berubah semenjak pandemi. (Foto: Unsplash/Artem Beliaikin)

Terisolasi dari dunia luar membuatku merasa bahwa fashion menjadi hal yang paling tidak penting saat ini. Siapa yang akan peduli dengan apa yang kamu pakai saat ini? Apakah ada yang menyadari saat kamu menggunakan pakaian lama atau pakaian baru?. Pertanyaan ini kutanyakan pada diriku sendiri.

Tidak hanya merasa bahwa fashion merupakan hal yang tidak penting, bahkan aku menyadari bahwa sebagian orang termasuk diriku sendiri menghabiskan sebagian besar uang kita untuk mengikuti trend fashion. Media sosial juga jadi racun buat kita untuk mengikuti perkembangan dunia fashion dan tertarik untuk mengikutinya.

"Dulu mikirnya kerja untuk memenuhi gaya hidup hedon atau untuk mengikuti trend fashion terbaru. Jadi motivasi kerja tuh duitnya ditabung untuk beli tas atau sepatu. Gengsi juga pasti ada, lihat teman-teman lagi trend pakai apa pasti langsung kepingin ikut punya," ujar Vindy, temanku yang merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir.

Pemilahan baju untuk disumbangkan. (Foto: Unsplash/Sarah Brown)

Merasa terlalu boros menghabiskan uangku untuk memenuhi gaya hidup terutama dalam fashion sebelum pandemi, aku malah merasa bersalah. Aku mulai merasa santai dengan pakaian yang lebih nyaman, dan mulai menyumbangkan sejumlah pakaianku. Mulai dari mengelompokkan pakaianku yang sudah tidak muat, jarang ku pakai, dan pakaian yang mungkin tidak ingin aku pakai lagi.

Awalnya aku hanya memberikan pakaian tersebut kepada pemulung yang melewati perumahanku. Terkadang aku juga menyumbangkan pakaianku kepada organisasi-organisasi tertentu yang membutuhkan sumbangan pakaian untuk korban bencana alam ataupun panti sosial. Semua sumbangan itu diberikan tanpa menerima biaya apapun.

Baca Juga:

Lika-Liku Pemuda Tangguh Pekerja Lepas

Pernah suatu kali, bajuku juga diberikan kepada orang yang menjual barang bekas atau yang kita kenal saat ini sebagai trend thrifting. Jadi, pakaianku dibeli dengan cara ditimbang perkilogram ataupun secara eceran. Setelah membeli pakaianku, biasanya mereka akan menjualnya lagi. Namun, terkadang aku juga memberikannya secara langsung kepada para pelaku bisnis thrifting sebagai caraku membantu bisnis mereka selama pandemi.

Sumbangkan pakaian untuk bantu sesama. (Foto: Unsplash/Ahmed Hasan)

Hal ini awalnya aku lakukan untuk mengosongkan ruang dalam lemari yang sudah sangat penuh. Tetapi, di balik itu ada tujuan utama aku untuk membantu sesama dan menyumbangkan sejumlah pakaianku kepada mereka yang tidak mempedulikan fashion, dan hanya ingin ada pakaian melekat pada tubuh mereka.

Apalagi sejak membaca banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh trend fashion seperti perubahan iklim yang memburuk, pencemaran, hingga kekeringan yang terjadi karena pabrik fashion biasanya menghabiskan banyak air. Bahkan, bisa mencapai 40 liter air untuk hanya untuk satu baju. Belum lagi limbah pewarna pakaian yang biasanya dibuang ke sungai yang menjadi sumber mata air beberapa masyarakat sekitar.

Mengetahui hal ini, aku tergerak untuk membantu lingkungan dan sesama dengan cara mulai membeli pakaian dari thrift shop atau melakukan thrifting. Dengan begitu, aku tidak membeli pakaian baru, hanya menggunakan pakaian daur ulang ataupun pakaian bekas dengan kondisi masih layak. Aku juga menyumbangkan pakaian agar orang lain dapat membuka bisnis thrifting dari modal pakaian yang kuberikan. (tel)

Baca Juga:

Usaha Buket Uang Pemudi Negeri Aing Laris Manis Selama Pandemi

#Fashion #Oktober Pemuda Jagoan Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Fashion
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Kain indah memesona tersebut menjadi representasi batik tulis asal Maluku Tengah nan berkarakter dan memikat.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Fashion
Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
Converse All Star adalah platform komunitas global yang didedikasikan untuk mendukung dan memberdayakan para kreator muda yang sedang berkembang.
Dwi Astarini - Jumat, 24 Oktober 2025
 Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
Fashion
Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
Converse mengundang setiap orang untuk mendefinisikan musim liburan mereka sendiri, didukung gaya alas kaki yang serbaguna.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
Fashion
Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
Lewat akun Instagram pribadinya @justinhubner5, Justin kerap membagikan gaya berpakaian yang memadukan nuansa sporty dan kemewahan, yang dikenal sebagai tren sporty luxe.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
Fashion
Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
Keputusan diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BATA yang digelar pada 25 September 2025.
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
 Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
ShowBiz
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
JakCloth telah bertransformasi jadi sebuah movement anak muda.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 01 Oktober 2025
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
Fashion
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
ESMOD Jakarta Runway Syndicate menjadi salah satu sorotan di panggung Senayan City Fashion Nation 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 24 September 2025
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
Fashion
UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion
Karakter-karakter ciptaan Kasing Lung seperti Labubu, Zimomo, Tycoco, dan Spooky tampil dalam desain penuh warna dan detail menarik.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 19 September 2025
UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion
Fashion
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026
Koleksi yang dijadwalkan debut di musim 2026 ini akan menggabungkan teknologi mutakhir dengan desain kolaborasi dua ikon di dunia performa olahraga.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026
Fashion
Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal
Wondherland berkolaborasi dengan Scent of Indonesia (SOI), untuk membawa konsep 'anti blind buy experience' di edisi 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 September 2025
Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal
Bagikan