Pemkot Bandung Lakukan Simulasi Pembukaan Sekolah

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 20 Mei 2021
Pemkot Bandung Lakukan Simulasi Pembukaan Sekolah

Ilustrasi pembelajaran tatap muka. Foto: ANTARA

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan kesiapannya menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Dinas Pendidikan Kota Bandung sudah melakukan simulasi dan serta Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder pendidikan.

"Meskipun kita tetap menunggu regulasi dari pemerintah pusat. Tapi di sekolah sekolah itu infrastruktur protkesnya sudah disiapkan," kata Wakil Wali Kota, Yana Mulyana, Rabu (19/5).

Baca Juga:

Tiba di Jakarta Setelah Mudik, Puluhan Penumpang Bus Positif COVID-19

Yana mengatakan hal itu usai meninjau Pelaksanaan Vaksinasi Dosis 2 untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Wilayah Bandung Wetan di SMP Taruna Bakti, Kota Bandung. Vaksinasi sendiri bagian dari persiapan pembukaan sekolah.

Simulasi yang dilakukan terkait jam masuk dan pulang para peserta didik, tiap kelas pun memiliki waktu berbeda. Sehingga tidak saling bersinggungan saat masuk dan keluar sekolah.

"Misalkan untuk SMP, kelas 1 masuk jam 7 pulang jam 10, kelas 2 masuk jam 7.30 pulang 10.30, kemudian kelas tiganya dari jam 8 sampai 11, sehingga gak ketemu," katanya.

Ketua Yayasan Taruna Bakti, Ibramsyah Amir mengaku pekan lalu sudah melakukan gladi resik simulasi PTM. "Minggu lalu kami melakukan gladi resik, dan akan dilanjutkan dengan gladi resik lainnya sampai persiapannya sangat matang," ucapnya.

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana. (Foto: Antara)
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana. (Foto: Antara)

"Kami menilai beberapa aspek yang butuh perbaikan dari sisi teknis kemudian bagaimana layout ruangan. Sehingga bisa mencakup semua murid-murid, baik yang ada di dalam offline ataupun dalam online," katanya.

Menurut Ibramsyah, hal itu bertujuan karena kapasitas yang diperbolehkan untuk PTM adalah 50 persen, sehingga infrastruktur harus dipersiapkan semaksimal mungkin. Tetapi, hal ini kembali lagi kepada orang tua. Kalau tidak ada izin dari orang tua, tidak akan terlaksana.

"Jadi kuncinya adalah kolaborasi antara stakeholder baik orang tua kemudian penyelenggara pendidikan dan pemerintah, tapi kalau ditanya ketika PTM ini nanti diperbolehkan, ya kami bisa jalan dengan persetujuan orang tua," lanjutnya.

Baca Juga:

Pulang Mudik, Penumpang Bus di Tangerang Positif COVID-19

Ibramsyah pun mengaku sudah menyebarkan angket sesuai edaran dari Disdik ke beberapa unit sekolah di bawah Yayasan Taruna Bakti mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai Akademi Sekretaris.

Ia mengungkapkan, hasilnya sementara memang tingkat keikutsertaan dalam PTM 60-70 persen setuju.

"Jadi tergantung level. Ketika di TK mungkin orangtua belum terlalu membiarkan anaknya bersekolah menyebabkan hanya 40 persen setuju. Kalau SMP itu cukup tinggi. Kita masih tunggu 'feedback'-nya untuk unit-unit lain," ucapnya. (Imanha/Jawa Barat)

#Belajar Tatap Muka #Sekolah Tatap Muka
Bagikan

Berita Terkait

Bagikan