Pemerintahan Jokowi Dinilai Hanya Fokus Investasi


Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan pers usai pertemuan dengan PM Jepang Yoshihide Suga, Selasa (20/10), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. (Foto: Humas/Agung)
MerahPutih.com - Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia), Ray Rangkuti menilai, Presiden Joko Widodo cenderung memprioritaskan investasi dan infrastruktur. Hal ini mirip seperti era kepemimpinan Presiden Soeharto puluhan tahun silam.
"Pak Jokowi itu berpikir sekali investasi, investasi, investasi. Kalau lima tahun sebelumnya infrastruktur. Jadi di zaman Pak Harto istilah investasi dan infrastruktur itu ya pembangunan," jelasnya kepada wartawan, Selasa (20/10).
Lalu, pemeritah dinilai mengakumulasi kekuasaan pada satu tangan. Ciri ini ditunjukkan Jokowi dengan merangkul nyaris seluruh partai politik di parlemen.
Baca Juga
Setahun Jokowi-Ma'ruf, Pengamat Minta Para Jubir 'Direm' Bicaranya
Kemudian, menarik investasi dari luar dengan cara mengeksploitasi sumber daya negara, baik alam dan manusia. Ciri ini ditunjukkan Jokowi dengan menyusun Omnibus Law atau UU Cipta Kerja.
Dalam Omnibus Law, lingkungan dan sumber daya alam dieksploitasi untuk meningkatkan perekonomian nasional. Ke lima, tidak terlalu peduli pada gerakan anti korupsi.
"Saya kira sejak Jokowi menyetujui revisi UU KPK oleh DPR dan sejauh kita tahu efektivitas pemberantasan korupsi di tangan KPK makin melemah. Kita bisa lihat pemberantasan korupsi di zaman Jokowi tidak mengalami perubahan signifikan," sambungnya.
Ray juga menyoroti merajalelanya dinasti politik atau rendahnya etika politik. Ini ditandai dengan masuknya putra dan menantu Jokowi dalam kontestasi Pilkada 2020.
"Sekarang dinasti politik merajalela. Bahkan dipraktikkan sendiri oleh Pak Jokowi dengan membiarkan anak beliau di Solo mencalonkan diri dan menantu beliau di Medan ikut mencalonkan diri juga," kata pria asal Medan ini.
Sejumlah ciri-ciri ini, kata Rangkuti, memperjelas arah pemerintahan Jokowi ke depan yang belum berpihak kepada rakyat.
Baca Juga
"Maka kalau melihat kondisi sekarang hingga empat tahun ke depan, lebih jelas kita melihat kemurungan di masa depan daripada optimisme," ujar dia. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Survei Charta Politika Sebut 61 Persen Pemilih Jokowi Pilih Ganjar

Survei Algoritma: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi, tapi Tak Setuju Pemilu Ditunda

Ada Kemunduran Demokrasi di 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin

Tindakan Represif Aparat Penegak Hukum Meningkat di 3 Tahun Jokowi-Ma'ruf
