Pemerintah Tak Bisa Seenaknya Larang Orang Mudik

Kendaraan pemudik melintasi ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated. (Foto: Pradita Kurniawan Syah).
Merahputih.com - Pemerintah dinilai tak bisa serta merta melarang warga melakukan mudik. Seharusnya, pemerintah memberikan solusi agar pekerja yang penghasilannya terdampak karena COVID-19 tak pulang ke kampung halaman dengan pemberian bantuan langsung tunai.
"Pemerintah harus menjamin BLT agar masyarakat pekerja tetap dapat penghasilan meski berada di Jakart," kata Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah kepada Merahputih.com di Jakarta, Jumat (27/3).
Baca Juga
Warga Jakarta Diimbau Tetap di Rumah Sepanjang Siang Ini, Kenapa?
Besaran BLT bisa ditentukan dari jenis pekerjaan dan kebutuhan masing-masiing warga. "Nanti bisa dilakukan pendataan oleh RT/RW setempat dengan jumlah yang sudah ditentukan pemerintah. Ini tentu harus diawasi agar tak dikorupsi," imbuh Trubus.
Pemerintah bisa menggunakan dana desa yang sudah ditetapkan dan dipotong untuk membantu warga yang terdampak. "Pemerintah gak perlu hutang ke luar negeri karena hal itu bisa mencoreng citra pemerintah," imbuh Trubus yang juga pengajar Universitas Trisakti ini.
Ia menilai, pemerintah juga mesti menegaskan pemerintah seharusnya tegas dengan tak memberikan warga mudik ke luar Jakarta karena hal itu bisa menambah penyebaran penderita corona di daerah. "Kalau mereka yang ngotot mudik banyak daerah yang melarang masuk. Kalau ada yang mudik bener ya harus diisolasi," jelas Trubus.

Pemerintah sedang fokus meminimalkan dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat penyebaran virus corona (Covid-19).
Dua hal yang menjadi fokus pemerintah saat ini adalah menjaga daya beli masyarakat dan mempertahankan keberlangsungan sektor usaha demi meminimalkan potensi terjadinya (Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam jumlah masif.
“Dari sisi tujuan, Presiden ingin fokus menjaga dua hal. Pertama adalah menjaga daya beli masyarakat, kedua bagaimana kita menjaga kelangsungan usaha dan mengurangi PHK,” kata Sekretaris Menteri Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.
Baca Juga
Jokowi Diminta Tunjuk Prabowo jadi 'Panglima' Penanggulangan Corona
Dalam konteks menjaga kelangsungan usaha, Susiwijono mengatakan pemerintah sedang menjajaki penerbitan surat utang baru jenis recovery bond. Dia mengungkapkan surat utang tersebut yang dibentuk pemerintah dalam bentuk rupiah yang nantinya dibeli oleh Bank Indonesia (BI) maupun sektor swasta seperti eksportir yang memiliki kapabilitas untuk membeli surat utang tersebut.
“Dana dari penjualan surat utang ini nanti akan dipegang pemerintah kemudian disalurkan kepada seluruh dunia usaha melalui kredit khusus,” kata Susiwijono. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Legislator Gerindra Sebut WFA Jadi Salah Satu Teroboson Urai Puncak Saat Arus Mudik

Polisi Jerat Petugas Palang Pintu Kereta Api Akibatkan Kecelakaan 4 Pemudik Tewas

Rakyat Jadikan Angkutan Umum Jadi Pilihan Saat Arus Mudik dan Balik, Ada Peningkatan 8 Persen

Selama Angkutan Lebaran 2025 PT KAI Daop 6 Amankan Barang Senilai Rp 287 Juta

PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Kendaraan Pemudik Lewat Gerbang Tol Ngemplak Boyolali Naik 72,06 Persen Selama Arus Mudik dan Balik

Jangan Takut! Posko Lebaran dan Bus TransJakarta Amari di Terminal Dipertahankan Sampai 11 April 2025

Dishub DKI Jakarta Keluarkan Peringatan Keras untuk Pemudik Bus AKAP: Jangan Turun di Pinggir Jalan!

Puncak Arus Balik di Jalan Tol Sudah Terlewati, Tinggal 20 Persen Kendaraan Belum Balik Jakarta

Penumpang Arus Balik Padati Pelabuhan Bakauheni Hingga Senin Dini Hari
