Pemerintah Korea Selatan Blokir 'DeepSeek’, Ada Kekhawatiran Keamanan dan Risiko Kebocoran Data


Mesin pencarian deepseek AI. Foto Tangkapan Layar
MERAHPUTIH.COM - KEMENTERIAN Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan telah memblokir penggunaan sementara DeepSeek, sebuah alat kecerdasan buatan (AI) generatif asal China. Pemblokiran ini menandai pembatasan pertama yang diberlakukan pemerintah Korea Selatan terhadap DeepSeek.
Setelah keputusan kementerian tersebut, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Nasional Korsel juga menerapkan langkah serupa. Larangan tersebut diberlakukan karena adanya kekhawatiran bahwa DeepSeek mengumpulkan data pelatihan yang berlebihan, yang berpotensi menciptakan kerentanan dalam hal keamanan dan meningkatkan risiko kebocoran informasi.
Menurut sumber dari pemerintah dan industri teknologi informasi (TI), Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi melarang penggunaan DeepSeek dalam jaringan internal mereka, Rabu (5/2). Perusahaan milik negara, seperti Korea Hydro & Nuclear Power (KHNP) dan Korea Plant Service & Engineering (KEPCO KPS), yang menangani operasi pembangkit listrik tenaga nuklir dan pemeliharaan fasilitas transmisi listrik, juga telah melarang penggunaan DeepSeek. Ini menandai kasus pertama pembatasan DeepSeek di sektor publik Korea Selatan.
Larangan yang diterapkan kementerian, KHNP, dan KEPCO KPS tampaknya disebabkan kekhawatiran keamanan. DeepSeek telah dikritik karena potensinya untuk membocorkan data dan lemahnya perlindungan data pribadi. “Sudah diketahui bahwa ada risiko tinggi kebocoran data pribadi. Semua data pengguna dari chatbot dan aplikasi yang dioperasikan DeepSeek disimpan di database China,” kata Kepala Pusat AI Masa Depan Naver Ha Jung-woo, dikutip Allkpop.
Baca juga:
Seorang pejabat kementerian menjelaskan Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Korsel telah mengangkat kekhawatiran ini ke tingkat pemerintah tentang praktik pengumpulan dan pemrosesan data DeepSeek yang belum terpecahkan. “Sebagai langkah pencegahan, DeepSeek telah diblokir dari penggunaan di jaringan internal kami,“ kata pejabat tersebut.
Seorang perwakilan dari KEPCO KPS mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir diklasifikasikan sebagai fasilitas keamanan nasional tingkat tinggi. Oleh karena itu, mereka menyebut perlu berhati-hati terhadap kemungkinan informasi penting dikumpulkan sistem AI yang di-hosting di server China. “Kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk memblokir akses ke DeepSeek,” kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel mengonfirmasi pemblokiran ini.
Keputusan ini tampaknya merupakan respons terhadap kekhawatiran bahwa DeepSeek mengumpulkan tidak hanya nama dan tanggal lahir pengguna, tetapi juga pola penggunaan keyboard dan data audio untuk pelatihan AI.
Pada saat yang sama, kemitraan strategis Kakao dan OpenAI tampaknya ikut memengaruhi keputusan ini. Sebagai perusahaan Korea Selatan pertama yang membentuk aliansi dengan OpenAI, Kakao bekerja sama dalam pengembangan produk bersama. CEO OpenAI Sam Altman, yang mengunjungi Korea Selatan pada 4 Februari, hadir dalam acara 'Kakao AI Media Day’. “Saya memiliki apresiasi jangka panjang untuk Kakao dan berbagi visi mereka tentang AI,” katanya dalam acara itu.
Baca juga:
Apa Itu DeepSeek AI? Pesaing Terberat ChatGPT yang Mengubah Dunia Artificial intelligence
Dengan kemunculan DeepSeek sebagai pesaing kuat di pasar AI yang didominasi OpenAI, Kakao tampaknya sedang menyelaraskan diri dengan OpenAI. Mengingat Kakao mengintegrasikan ChatGPT dari OpenAI ke dalam layanan AI barunya, Kanana, perusahaan mungkin mempertimbangkan risiko perlindungan data dalam membuat keputusan ini.
Sementara itu, Line Yahoo baru-baru ini memberi tahu kantor pusat dan afiliasi utama, termasuk Line Plus, IPX, dan Line Games, bahwa DeepSeek dilarang digunakan dalam bisnis. "Keputusan ini diambil sebagai langkah pencegahan terhadap risiko keamanan,” kata seorang perwakilan perusahaan.
Pada hari yang sama, LG Uplus mengeluarkan pemberitahuan keamanan internal yang melarang penggunaan DeepSeek. Perusahaan tersebut telah melarang karyawan mengakses DeepSeek melalui jaringan internal mereka untuk keperluan bisnis dan telah menyarankan staf untuk menghindari menggunakannya di komputer pribadi sampai stabilitas keamanannya diverifikasi.
Sementara itu, China tampaknya melawan tren ini dengan kebijakan agresif dan inisiatif yang didukung pemerintah. Pemerintah China telah mengizinkan perusahaan domestik untuk memanfaatkan data pribadi dari 1,4 miliar warganya untuk pelatihan AI sambil menyediakan dana riset dan pengembangan serta insentif pajak.
Akibatnya, perusahaan AI China seperti Alibaba, Tencent, dan DeepSeek bersatu untuk memperkuat kemampuan teknologi mereka dalam upaya menantang AS di sektor AI.(dwi)
Baca juga:
Demi Mendapat Perpisahan yang Layak, Warganet China Bikin Surat ala Barbie Hsu Pakai DeepSeek
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
