Pemberontakan PRRI 1958 Menuntut Otonomi Daerah


PRRI lahir karena pemerintah pusat bersikap sentralis terhadap pembangunan negara. (Foto: wikipedia.org)
REUNI Divisi Banteng yang berlangsung di Padang pada tahun 1956 melahirkan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Letnan Kolonel Ahmad Husein penggagas pembentukan PRRI sekaligus pemimpin militer gerakan tersebut memiliki tujuan melawan pemerintah pusat.
Beberapa tokoh militer dari daerah terutama di Sumatra dan Sulawesi kecewa karena pemerintah pusat bersikap sentralis serta hanya mementingkan pembangunan ibu kota saja. Akibatnya pada 15 Februari 1958 lahirlah kabinet tandingan melawan pemerintah pusat dengan nama Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.
Baca Juga:

PRRI juga turut memperjuangkan kesejahteraan masyarakat yang semakin jauh dari janji-janji manis setelah kemerdekaan Indonesia. Hidup masyarakat Indonesia sangat susah dan jauh dari kata keadilan. Ditambah para perwira aktif dan pensiunan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat itu nasibnya tidak dilirik oleh pemerintah. PRRI akhirnya menuntut adanya otonomi daerah demi menggali potensi dan kekayaan dari SDM dan SDA yang berasal dari daerah kecil.
Situasi kian memanas setelah tokoh militer dari daerah tidak patuh kepada pemerintah pusat. Bukannya disambut baik, PRRI malah dianggap sebagai pemberontak oleh pemerintah pusat. Padahal PRRI tidak bermaksud melawan pemerintahan Indonesia melainkan menuntut penyamarataan dana pembangunan di seluruh negeri.
Karena dianggap mengancam kedaulatan NKRI, pemerintah pusat pun segera meluncurkan operasi penumpasan PRRI. Melalui bantuan Tentara Nasional Indonesia (TNI), gerakan PRRI di Sumatra segera padam dalam sekejap. Meskipun pemberontakan ini mendapatkan bantuan dari sejumlah negara asing seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, dan Filipina, gerakan PRRI akhirnya benar-benar berhasil diredam pada Agustus 1958. Presiden Soekarno pun memberikan kesempatan bagi seluruh mantan anggota PRRI untuk kembali bersatu dengan NKRI dan menjunjung tinggi nasionalisme demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. (Mar)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
LinkedIn Merilis Fitur Stories, Mirip Instagram dan Snapchat

Disambut Videografer Profesional, Fujifilm Rilis Kamera Terbaru Tiga Tahun Lalu

Tiga Tahun Lalu Instagram Punya Stiker di Komentar Stories

Ketika 'Among Us' Turun Harga

Layanan Penerbangan Singapura ke Indonesia Dibatalkan Hingga Mei 2020

Netflix Tambah Fitur Download

Jakarta Indonesia Pet Show 2019, Surganya Pecinta Hewan

Di Tahun 2019 Vans Rilis Berle Pro

Mengenang Restoran Rindu Alam Puncak

Paduan Budaya Tionghoa dan Betawi dalam Festival Pecinan 2019
