Pelukis Dullah dan Cerita Guratan Kanvas Anak-Anak Revolusi

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Selasa, 19 September 2017
Pelukis Dullah dan Cerita Guratan Kanvas Anak-Anak Revolusi

Pelukis Dullah. (Nederlands Fotomuseum)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SESOSOK perempuan berkebaya putih mengenakan jarik atau kain bawahan batik terkulai lemah di lantai. Seorang serdadu berkulit legam mencengkeram rambut sang perempuan dengan tangan kiri, sedangkan serdadu lain memoporkan senapan mengarah dada.

Sementara di sebelahnya, sang suami perempuan tersebut jatuh terjungkal tertimpa kursi sembari merangkul si anak lelaki. Di sudut lain, seorang serdadu mengamati kejadian itu sembari membopong senapan.

Gambaran aksi kekerasan tiga serdadu kepada penduduk bumiputera terekam pada lukisan karya pelukis Dullah bertajuk “Praktek Tentara Pendudukan Asing” koleksi Bung Karno.

Hari ini, 98 tahun silam, sang pelukis lahir di kota Solo, Jawa Tengah. Pelukis berambut keriting ikal tersebut memperlajari seni lukis realis dengan pelukis Affandi dan S Soedjojono di perkumpulan Seniman Indonesia Muda (SIM).

Semasa revolusi fisik, Dullah tak segan turun gelanggang melukis persitiwa pertempuran ketika Belanda menyerbu ibukota RI di Yogyakarta, 14 Desember 1949. Dia mengajak para seniman muda, semisal Mohammad Toha (11 tahun), Muhammad Affandi (12 tahun ), Sarjito (14 tahun ), FX Soepono (15 tahun), dan Sri Suwarno (14 tahun) untuk menangkap peristiwa pertempuran ke dalam kanvas.

Para pelukis muda tersebut telah mendapat asuhan Dullah selama lebih kurang setahun. Gaya realisme Dullah dianggap salah datu bentuk paling cocok untuk merekam banyak kejadian selama pertempuran.

Sebelum kelima pelukis turun ke palagan, Dullah sempat memberi gambaran singkat mengenai medan pertempuran. Dia memberi instruksi kepada meraka untuk menggambar apa pun, situasi perang, penangkapan, dan kekejaman Belanda.

Agar tak tertangkap pihak seteru, mereka harus melukis pada bidang lukis ukuran mini, bahkan lebih kecil ketimbang ukuran kartu pos. Siasat berjalan apik. Mereka menghasilkan 84 lukisan on the spot selama Agresi Militer II tahun 1948 di Yogyakarta, meski salah seorang di antara mereka, Sarjito, tertangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.

Produksi lukisan anak-anak revolusi tersebut kemudian dibukukan pada tahun 1982 dengan judul Karya Dalam Peperangan dan Revolusi, diterbitkan Balai Pustaka.

Dullah pun berhasil menuangkan laporan padangan mata selama pertempuran ke atas kanvas, salah satunya lukisan berjudul “Praktek Tentara Pendudukan Asing”. Tak heran bila Dullah mendapat sebutan ‘Pelukis Revolusi’. (*) Achmad Sentot

Baca juga artikel terkait pelukis Dullah; Dullah, Pelukis Kepercayaan Bung Karno

#Agresi Militer II #Pelukis Dullah #Sejarah Indonesia
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
"Jangan sampai sejarah ditulis oleh pemenang itu terjadi."
Wisnu Cipto - Selasa, 17 Juni 2025
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Indonesia
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Pembaruan buku sejarah Indonesia dilaksanakan mulai Januari 2025 dan ditargetkan rampung Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 01 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Indonesia
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Proyek penulisan ulang buku sejarah Indonesia
Wisnu Cipto - Senin, 26 Mei 2025
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Indonesia
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia menolak proyek 'sejarah resmi' oleh Kementerian Kebudayaan yang dinilai mengaburkan fakta sejarah dan menjadi alat legitimasi politik.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 19 Mei 2025
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Tradisi
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Cari tahu sejarah lengkap tradisi halalbihalal di Indonesia! Dari gagasan elite politik hingga budaya silaturahmi yang mengakar, semua terangkum dalam penelusuran sejarah yang menarik dan informatif.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 17 April 2025
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Tradisi
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Jelajahi kisah inspiratif Sultanah Nahrasiyah, ratu perempuan pelopor dari Samudra Pasai
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 14 Maret 2025
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Tradisi
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Temukan kisah inspiratif Samudra Pasai, kerajaan yang berhasil menyatukan budaya dan agama di tengah persaingan ketat. Pelajari strategi sukses mereka dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Tradisi
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Mengapa libur sekolah saat Ramadan bisa panjang? Telusuri sejarahnya dari masa kolonial Belanda hingga tradisi serunya.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 05 Maret 2025
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Tradisi
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Pelajari harmonisasi antara hisab dan rukyat, serta kisah sejarah yang membuktikan keindahan dalam keragaman
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 03 Maret 2025
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Bagikan