Pedro Acosta Sebut Podium Pertamanya sebagai Permulaan
Pedro Acosta. (Foto: MotoGP)
MerahPutih.com - Pembalap tim Redbull GASGAS Tech3, Pedro Acosta menyebutkan, podium pertamanya di kelas MotoGP setelah menjadi yang tercepat ketiga hanyalah sebuah permulaan.
Selain menjadi podium pertamanya, meraih posisi ketiga juga membuat Acosta menjadi pembalap termuda ketiga pada kelas MotoGP yang mendapatkan podium.
Baca juga:
Berusia 19 tahun 304 hari, Acosta menjadi peraih podium termuda ketiga kelas premier di belakang Randy Mamola di Finlandia pada 1979 (podium kedua, 19 tahun 261 hari) dan Eduardo Salatino di Argentina pada 1962 (podium kedua, 19 tahun 274 hari).
“Masih jauh. Masih jauh. Maksudku, ini hanyalah permulaan. Kami harus tetap membumi dan memahami bahwa, oke, ini adalah akhir pekan yang sangat menyenangkan,” kata Acosta, dikutip dari laman resmi MotoGP, Senin (25/3).
“Tapi mungkin di Amerika, saya kurang tahu, karena setiap balapan bagi kami pasti jadi tanda tanya, karena saya akan banyak trek baru dengan motor MotoGP sebelum saya tiba di Malaysia,” lanjutnya.
Raihan Acosta ini diperoleh dari dua seri balapan MotoGP musim ini, di mana dari dua seri itu ia juga selalu finis di zona poin.
Pada MotoGP Qatar di Sirkuit Lusail, ia finis di posisi kedelapan dalam sesi sprint (2 poin) dan posisi kesembilan pada sesi race (9 poin).
Lalu di seri Portugal, ia menyelesaikan sprint pada posisi ketujuh (3 poin) dan mendapatkan podium ketiga (16 poin) pada sesi race setelah Maverick Vinales yang sebelumnya menghuni posisi ketiga terjatuh di lap terakhir.
Baca juga:
View this post on Instagram
Ketika kembali disinggung bagaimana perasaannya mendapatkan podium ketiga pada debutnya di MotoGP musim ini, sang juara Moto2 musim lalu itu hanya memberikan pujian kepada seluruh tim yang selalu bekerja keras memberikan setelan motor terbaik.
“Tidak ada yang perlu dikatakan tentang hal itu. Maksud saya, saya hanya punya kata-kata baik untuk seluruh tim, Anda tahu, karena tidak mudah membawa motor MotoGP ke trek baru tanpa pengalaman bagi kami,” katanya.
“Ya. Saya bekerja sekuat tenaga. Maksudku, setiap pagi saat aku bangun, aku mendapat sekitar 20 pesan dari ayahku dan dari kepala kru. Memiliki banyak hal dan banyak foto untuk diperiksa dan untuk memahami di mana harus ditingkatkan, Anda tahu, mereka menghasilkan pekerjaan yang luar biasa,” lanjutnya.
Ia juga sangat menikmati balapan di Portugal di mana ia dengan lihai menyalip pembalap-pembalap top, seperti Marc Marquez, Brad Binder, hingga sang juara bertahan Francesco ‘Pecco’ Bagnaia.
“Untuk ini, saya sangat menikmati karena saya juga bisa belajar dari orang-orang ini yang biasanya di latihan bebas atau di kualifikasi cukup sulit karena saya tidak terlalu suka ketinggalan, dan hari ini saya akan melakukannya, kesempatan untuk melihat banyak hal untuk ini lebih dari sekadar bahagia,” tutupnya. (*)
Baca juga:
Jorge Martin Depak Bagnaia dari Puncak Klasemen Usai MotoGP Portugal 2024
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Pramono: Belum Lengkap Jadi Warga Jakarta Kalau Belum Coba Padel, Khususnya Orang Jaksel
Masuk Rangking 5 Besar, Indonesia jadi Poros Pengembangan Woodball Asia dan Dunia
Voli Putri Indonesia Raih Perak di Asian Youth Games 2025, Tim Pelatih Sebut Gaya Permainan Beda Tipis sama Jepang
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
Menangi MotoGP Malaysia 2025, Alex Marquez Akui Lakukan Perubahan Strategi Hadapi Balapan di Sepang
Bintang Muda Taekwondo Indonesia Queenit Kisha Raih Perunggu di Asian Youth Games 2025, Fokus Capai Target Tampil di Youth Olympic Games
Ketum NOC Proaktif Akan Temui IOC Cari Solusi Larangan Gelar Ajang Olahraga Internasional
Sempat Repotkan China, Pelajar Asal Situbondo Bawa Pulang Medali Cabor Sprint Thriathlon di AYG Bahrain 2025
Jakarta Running Festival 2025 Segera Digelar, ini 9 Lokasi Parkir di Sekitar GBK
Desak Pemerintah Tak Gentar Ancaman IOC, DPR: Sikap Bela Palestina Jauh Lebih Bermartabat