Pedagang Buku Shopping Centre Tak Gentar Jual Buku "Kiri"


Pusat buku Shopping Center Jalan Senopati Nomor 3, Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Nasional - Para pedagang buku di pusat buku murah Kota Yogyakarta, Shopping Centre, mengaku tak gentar menujual buku-buku bertema komunisme, marxisme, lenisnisme, atau dikenal buku "kiri". Mereka bahkan memajang buku-buku "kiri" di display depan toko.
M Ashar Rahmat, pemilik toko buku Empat Putra, Shopping Centre nomor 20, menyatakan bahwa selama penyitaan buku tak berdasarkan aturan hukum, ia tak takut menjual buku "kiri". "Kan harus jelas. Apa aturannya, apa undang-undangnya, selama gak ada dasarnya ya ngapain takut," ujar M Ashar ditemui merahputih.com, di Shopping Centre, Kota Yogyakarta, Rabu (18/5).
Di awal maraknya isu pembakaran logo komunisme dan penarikan buku komunisme di berbagai daerah beberapa waktu lalu, Ashar dan rekan-rekannya sesama pedagang buku sempat khawatir. Menurutnya, berdasarkan keberadaan ormas-ormas keagamaan di Yogyakarta, ia menyatakan ancaman buku "kiri" cukup besar.
"Sempat ada ketakutan. Yang ditakutkan itu ormas-ormasnya, bukan dari aparatnya. Ormas sifatnya kan emosional aja mainnya. Kalau aparat kan bisa ditanya dulu dasar dan landasannya, bisa ditanya mana surat tugasnya kalau memang mau menarik buku," kata pedagang yang juga memiliki penerbitan ini.
Di tempat lain, Ratih, pedagang toko buku Radja Diskon, nomor A9 Shopping Centre, juga menyatakan hal yang sama. Ia tak takut menjual buku "kiri" meski wacana pelarangan komunisme dan leninisme marak.
"Biasa aja kok. Ini tadi pagi baru datang lagi buku ini (menunjukkan buku Manifesto Wacana Kiri)," kata perempuan asli Yogyakarta itu, dengan nada lembutnya.
Sebelumnya, empat peristiwa teror menimpa dua penerbit dan satu toko buku, yakni penerbit Narasi di daerah Deresan, penerbit Resist Book di Maguwoharjo, dan Toko Buku Budi di Caturtunggal. Peristiwa itu berlangsung antara hari Selasa dan Rabu, 10 & 11 Mei 2016. Buku-buku bertema Marxisme, Leninisme, dan Komunisme ditarik aparat dengan alasan sebagai sampel.(Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Viral Temuan Lukisan Berlambang PKI di Universitas Mulawarman Samarinda, Ini Penjelasan Pihak Rektorat

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
