Panjang Umur dengan Makanan Pedas

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 20 September 2019
Panjang Umur dengan Makanan Pedas

Kandungan capcaisin berkontribusi pada umur panjang. (foto: pixabay/englishlikenative)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PENYUKA makanan pedas pastilah tidak bisa jauh dari cabai maupun sambal. Selain menggugah selera makan, sambal atau cabai yang pedas ternyata berkontribusi pada umur panjang.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan sebanyak lebih dari 16 ribu partisipan berusia 18 tahun atau lebih menemukan bahwa risiko kematian mereka yang rutin mengonsumsi makanan pedas bisa turun hingga 13% ketimbang mereka yang tidak suka makan pedas.

BACA JUGA: Ternyata Cium Aroma Lemon Bikin Tubuh Lebih Langsing

Temuan serupa juga ditemukan pada sebuah penelitian di Tiongkok, seperti yang dilansir laman Health. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kelompok orang yang hampir setiap hari makan makanan yang pedas memiliki 14% penurunan risiko kematian. Sementara itu, mereka yang makan makanan pedas hanya dua kali seminggu mendapati penurunan risiko kematian hanya 10%. Mereka yang makan makanan pedas hanya satu kali seminggu dan mereka yang sama sekali tidak makan makanan pedas tidak mengalami perubahan risiko kematian.

Di antara partisipan perempuan, mereka yang hobi makan makanan pedas dikaitkan dengan rendahnya kematian akibat kanker juga penyakit jantung dan gangguan pernapasan.

Manfaat itu didapat dari capsaicin. Cabai mengandung zat capsaicin. Kandungan itu telah terbukti dapat mengaktifkan reseptor sel di lapisan dalam usus untuk menciptakan reaksi yang bisa menurunkan risiko pertumbuhan tumor dengan mematikan reseptor yang terlalu reaktif. Aktivasi reseptor itu juga berperan mencegah obesitas dari dalam tubuh. Pencegahan obesitas akan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, gangguan metabolisme, dan penyakit paru.

Selain itu, capsaicin dalam cabai efektif menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Hal itu dapat memperbaiki kelancaran aliran darah dari dan menuju jantung sehingga menurunkan tekanan darah akibat pengaruh oksida nitrat dalam capsaicin terhadap pelebaran pembuluh darah. Pada akhirnya, efek kelancaran sirkulasi darah itu dapat menjaga kesehatan jantung. Terlebih lagi, vitamin A dan C yang terkandung dalam cabai memperkuat dinding otot jantung.

chili
Capsaicin juga mampu mematikan jenis kanker. (foto: pixabay/jillwellington)

Sementara itu, American Association for Cancer Research menyebut senyawa capsaicin (yang juga ditemukan dalam kunyit) memiliki kemampuan untuk mematikan beberapa jenis kanker dan sel leukemik. Peneliti juga menemukan bahwa capsaicin mampu membunuh 80% kanker prostat (pada tikus) tanpa membahayakan sel-sel normal di sekitarnya.

Selain itu, cabai memiliki sifat antimikroba dan antiperadangan. Cabai dinilai sangat ampuh melindungi tubuhmu dari borok (ulkus) dalam perut. Luka dalam perut disebabkan bakteri H pylori penyebab pertumbuhan bisul. Capsaicin dapat membantu untuk membunuh koloni bakteri tersebut.

Efektivitas capsaicin juga telah dikaitkan terhadap pengobatan kanker payudara, pankreas, dan kandung kemih. Namun, kamu mungkin harus mengonsumsi capsaicin dalam jumlah yang tidak masuk akal agar bisa berhasil.

Meskipun banyak manfaat dari makanan pedas, pastikan kamu tidak terlampau banyak mengonsumsinya. Mengasup suatu makanan secara berlebih pastilah menimbulkan kerugian lain.(*)

BACA JUGA: Kenapa Orang Jepang Rata-Rata Langsing? Ternyata Ini Rahasianya

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan