Panduan Lengkap Niat Puasa Ganti Ramadan dan Aturannya


Ilustrasi ibadah puasa di Ramadan. Foto Freepik
MerahPutih.com - Saat Ramadan tiba, umat Islam menjalani puasa selama sebulan penuh. Namun, bagi mereka yang tidak dapat melaksanakan puasa karena alasan tertentu, mereka diwajibkan untuk mengganti puasa yang tertinggal dengan melakukan puasa ganti, atau yang dikenal dengan istilah qadha puasa Ramadan.
Lantas seperti apa niat puasa ganti Ramadan dan aturan pelaksanaannya berdasarkan panduan resmi dari Kemenag RI.
Niat Puasa Ganti Ramadan
Menurut situs Kementerian Agama (Kemenag) RI, bagi seseorang yang tidak berpuasa di bulan Ramadan karena uzur (alasan tertentu), maka ia wajib mengganti puasa tersebut di luar bulan Ramadan.
Sebagai panduan, berikut adalah niat puasa ganti Ramadan atau qadha puasa Ramadan yang disarankan oleh Mazhab Syafi'i:
Baca juga:
Kejar Pengampunan Dosa, Ini Doa Puasa Sunah Rajab Beserta Artinya
Nawaitu shauma ghadin 'an qadh?'i fardhi syahri Ramadh?na lillâhi ta'âlâ
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT
Niat ini sebaiknya dibaca di malam hari sebelum memulai puasa ganti.
Hukum Mengganti Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang sudah baligh, berakal, dan mampu melaksanakannya. Namun, dalam beberapa kondisi tertentu, seseorang mungkin tidak dapat menjalankan puasa Ramadhan.
Dalam situasi seperti ini, syariat Islam memberikan ketentuan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan, yang dikenal dengan istilah qadha puasa Ramadhan.
Jika seseorang tidak mampu mengganti puasa, maka ia diharuskan membayar fidyah.
Mengganti puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan karena alasan yang sah, seperti sakit atau perjalanan jauh.
Baca juga:
Niat Puasa Qadha Ramadhan yang Tepat dan Benar, Panduan Lengkap
Berdasarkan buku Qadha dan Fidyah Puasa karya Maharati Marfuah, hukum mengganti puasa Ramadhan adalah wajib. Hal ini berlaku bagi mereka yang meninggalkan puasa dengan alasan yang dibenarkan oleh syariat Islam.
Namun, bagi mereka yang tidak dapat melaksanakan puasa pengganti karena kondisi tertentu, seperti usia lanjut atau penyakit kronis yang menghalangi untuk berpuasa, kewajiban tersebut dapat digantikan dengan membayar fidyah.
Fidyah adalah kewajiban memberikan makanan pokok kepada orang miskin, yang setara dengan satu mud (sekitar 675 gram) untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.
Kapan Membayar Fidyah?
Fidyah hanya berlaku bagi mereka yang benar-benar tidak mampu mengganti puasa karena alasan yang tidak dapat dihindari, seperti usia tua atau penyakit yang sudah berlangsung lama dan tidak bisa sembuh.
Baca juga:
Apa Itu Trypophobia? Penyebab, Gejala, dan Cara Menghadapinya
Dengan membayar fidyah, umat Islam tetap dapat menunaikan kewajiban mereka dengan cara yang sesuai dengan kondisi mereka.
Semoga setiap Muslim dapat memahami kewajiban ini dan menjalankannya dengan penuh keikhlasan sesuai dengan syariat
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Hal Unik Yang Terjadi di Tradisi Kupatan Setiap 8 Syawal di Indonesia

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Prabowo Senang Menteri Kerja Keras Redam Gejolak Harga Pangan di Saat Ramadan dan Idul Fitri

5 Film Karya Sineas Indonesia Yang Bisa Jadi Pilihan Saat Nikmati Libur Lebaran

Doa Bagi Mereka Yang Amalkan Salat Kafarat

Polisi Mulai Berlakukan Ganjil Genap di 2 Titik Jalan Tol, Tak Ada Tilang Manual

Arus Mudik 2025 Diklaim Lebih Tertata, H-3 Tercatat 258.383 Kendaraan Keluar dari Jakarta

9 Doa Menenangkan Hati Sambut Kemenangan di Malam Takbiran dan Saat Idul Fitri

Sore Ini Kemenag Gelar Isbat Penentuan 1 Syawal 1446 H, Idul Fitri Dipekirakan 31 Maret 2025
