Selisik Propaganda Saudara Tua Lewat Artefak Masa Pendudukan Jepang
Pengunjung pameran 'Jagung Berbunga di Antara Bedil dan Sakura'. (MP/Zaimul Haq)
RATUSAN orang terlihat duduk berkelompok-kelompok di sebuah kapal. Satu kelompok terpisah tampak saling bercengkrama. Sementara, kelompok lainnya asyik menyimak seseorang berpidato di atas podium.
Mereka memang tidak sedang berada di tengah laut, melainkan terpatri menjadi gambar di atas kertas putih hasil karya goresan seniman asal Jepang, Sasoe Ono.
Sketsa itu menjadi karya pembuka dalam pameran bertajuk 'Jagung Berbunga di Antara Bedil dan Sakura'.
Dalam pameran yang digelar selama 2-10 Agustus 2018, di lantai 4, Gedung Perpustakaan Nasional RI, juga ditampilkan dokumen, foto, hingga poster.
Tak hanya itu, pameran juga menampilkan sejumlah cetakan pers dan artefak proklamasi yang menjadi dokumentasi Perpustakaan Nasional RI, Arsip Nasional RI, Antara Foto, dan perusahaan rekaman legendaris, Lokananta di Solo, Jawa Tengah.
Kebanyakan dari dokumen itu sebelumnya pernah berada dalam cengkeraman sensor Jepang.
Di barisan awal pameran, kita bisa saksikan deretan lukisan dan poster-poster propaganda Jepang. Dan semua karya terjadi dalam kurun waktu 1942-1945.
"Kita dapat menyimak poster propaganda, juga mengamati sampul muka majalah dan beragam produk propaganda lainnya," kata kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara, Oscar Matuloh.
Sembari berkeliling dan menjelaskan setiap karya pameran, Oscar tiba-tiba berhenti di depan koleksi pameran berupa halaman muka Koran Tjahaja.
Ia menjelaskan tentang arti penting koleksi tersebut terhadap penyelenggaraan pameran kali ini.
Pada headline pada koran tersebut tertulis 'Indonesia Pasti Merdeka, Sebeloem Djagoeng Berboenga'. Ada kutipan Bung Karno di teras berita harian pimpinan Otto Iskandardinata itu, "Indonesia pasti merdeka, sebelum jagung berbunga. Bukan sebelum jagung berbuah, tetapi sebelum jagung berbunga Indonesia akan merdeka."
"Ini merupakan inspirasi awal untuk menggelar acara ini," kata Oscar.
Sebagai informasi, pameran 'Jagung Berbunga di Antara Bedil dan Sakura' merupakan salah satu agenda dari acara 'Hubungan Indonesia-Jepang dalam Lintas Sejarah'. Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati 110 Tahun Kebangkitan Nasional.
Acara ini digagas oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Kantor Berita Nasional Antara dan Kantor Cabang Perusahaan Umum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Surakarta/Lokananta.
Pada acara 'Hubungan Indonesia-Jepang dalam Lintas Sejarah' ini juga diluncurkan sebuah buku yang berjudul 'Jagung Berbunga di Antara Bedil dan Sakura'. (Zai)
Bagikan
Berita Terkait
Sidang Pembunuh Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dimulai, Motifnya Dendam kepada Gereja Unifikasi
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Dari Negara Pengamat Jadi Anggota Negara Penuh ASEAN, Perjalan Panjang 14 Tahun Timor Leste
Dari Manga ke Dunia Nyata, ‘Rumah Misteri: Junji Ito’ Hadirkan Teror Mencekam di Jakarta
JO1 Rilis EP 'Handz In My Pocket', Jadi Simbol Kepercayaan dan Potensi Diri
Realisasi Investasi Indonesia Triwulan III Tahun 2025 Tembus Rp491,4 Triliun
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Profil Sanae Takaichi, dari Drummer Band Metal hingga Jadi Perempuan Pertama Jabat Perdana Menteri Jepang
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber