Masyarakat Perlu Beradaptasi Terhadap Perkembangan AI
Kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi penting agar perkembangan AI tidak berdampak negatif. (Foto: Unsplash/Markus Winkler)
FENOMENA artificial intelligence (AI) belakangan ini ramai dibicarakan. Salah satunya di TikTok. Beberapa kreator konten bahkan membuat cover lagu Indonesia yang dinyanyikan beberapa musisi terkenal, seperti John Lennon, Michael Jackson, hingga Freddie Mercury. AI bahkan bisa membuat Presiden Joko Widodo menyanyikan lagu Asmalibrasi.
Pakar teknologi informasi Ahmad Faizun dari maplecode.id mengingatkan masyarakat untuk perlu beradaptasi dengan perkembangan AI yang makin pesar dan berpotensi mengancam sejumlah lapangan pekerjaan. Menurutnya, perubahan besar sedang terjadi ketika AI mempunyai kecerdasan memahami, mensintetis, dan menyimpulkan informasi yang berlawanan dengan kecerdasan yang ditunjukkan oleh manusia maupun hewan.
"Perubahan ini tidak dapat dihindari, namun banyak karyawan merasa khawatir karena takut posisinya akan digantikan oleh teknologi dalam waktu lima tahun," ujar Faizun, seperti dilansir ANTARA, Minggu (14/5).
Baca juga:
Faizun pun menilai kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi penting agar perkembangan AI tidak berdampak negatif, salah satunya melalui kursus dengan pendekatan sains agar pekerja dapat lebih kompetitif dan mempunyai daya saing.
"Mengambil pendidikan dan kursus yang tepat akan membantu mengatasi pergolakan yang akan terjadi saat kita beralih ke masyarakat yang semakin bergantung pada teknologi," ujarnya.
Ia memastikan keterampilan tambahan itu akan bermanfaat saat memasuki dunia kerja karena pemberi kerja akan melihat pekerja sebagai aset maupun sumber daya tambahan yang tidak akan tergantikan oleh pekerjaan teknologi.
Baca Juga:
Faizan juga mengingatkan perlunya penelitian tambahan untuk mengetahui pekerjaan yang kemungkinan besar diotomatisasi di masa mendatang dan antisipasi dari sisi penguatan sumber daya manusia.
"Sekitar setengah dari semua bisnis telah mulai mengadopsi beberapa bentuk AI ke dalam operasi mereka untuk mengotomatiskan proses, memangkas biaya, dan mengurangi staf," ujarnya.
Ia pun memproyeksikan profesi yang di masa mendatang yang kemungkinan akan tergerus oleh keberadaan teknologi AI atau robot adalah pekerjaan dengan tugas rutin dan perintah berulang.
"Seperti penerjemah, paralegal, pegawai negeri di tingkat birokrat atau administrasi, pekerja pabrik untuk produk noncustomized," kata ahli keamanan siber ini.
Selain itu, para pembuat kebijakan pemerintah, ilustrator, analis, serta pekerjaan yang bertindak out of the box dan memiliki intuisi yang tak dapat dilihat oleh AI juga dapat bertahan ke depannya.
Kemudian, terdapat juga profesi yang dapat beradaptasi dengan AI, antara lain Data Scientist, Machine Learning Specialist, Big Data dan Analytical Specialist dan profesi lainnya, seperti akuntan, auditor serta spesialis keamanan informasi. (and)
Baca Juga:
5 Starter Pack New Mom untuk Main Hati Bersama si Kecil
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
OPPO Find X9 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Ganda 200MP, Meluncur Tahun Depan!
Apple Mulai Bingung, Terpaksa Minta Samsung Jadi Pemasok Memori iPhone 18
Bikin Penggemar Kecewa, Samsung Galaxy S26 Edge Batal Meluncur
OPPO Reno 15 Series Segera Meluncur di Indonesia, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Bocoran Samsung Galaxy Z Fold 7 2026, Desainnya Mirip iPhone Fold
Meluncur 25 Desember, Xiaomi 17 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Telefoto Periskop 200MP
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
OPPO Find X9 Bakal Punya 2 Kamera 200MP, tapi Bukan Seri Ultra
Bocoran Terbaru Xiaomi 17 Ultra: Bawa Sensor OmniVision dan Kamera Telefoto 200MP S5KHPE
OPPO Find X9 Ultra Kemungkinan Bawa Baterai 7.500 mAh, Bisa Kalahkan Pesaingnya