Ketika Idol K-Pop Main Hati dengan Penggemarnya

PENGGEMAR K-Pop rela menghabiskan uang mereka untuk idolanya. Barang yang dibeli cukup beragam, mulai dari album, photocard, poster, light stick, slogan, kaos, kalendar, sampai payung pun ada. Selain itu, nampaknya penggemar K-Pop tak dapat kelewatan menonton konser.

Blackpink, girlgroup generasi ke tiga keluaran YG Entertainment itu rencananya akan menggelar konser di Indonesia. Konser akan diadakan pada 11 dan 12 Maret 2023 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Mengutip kiostix.com, kisaran harga tiket konser Blackpink mulai dari Rp 1,3 juta hingga Rp3,8 juta dengan total 77 ribu tiket terjual habis seluruhnya dalam kurun waktu kurang dari 15 menit saja.

Baca Juga:

5 Starter Pack New Mom untuk Main Hati Bersama si Kecil

Tentu saja hal ini terjadi tidak luput dari kesuksesan mereka. Namun, salah satu hal penting yang patut dibahas adalah bagaimana industri K-Pop membentuk para idolanya. Mereka dituntut untuk dekat dengan penggemarnya, seringkali memberi perhatian dan gombal layaknya seorang pacar dari para penggemar, seperti menanyakan penggwmar sudah makan apa belum, menyemangati ketika mau ujian, mengucapkan selamat ulang tahun, dan hal sejenisnya. Karena perilaku tersebut, para penggemar menjadi terjebak dalam delusi hubungan parasosial.

Dilansir findapsychologist.org, hubungan parasosial adalah hubungan satu sisi atau secara sepihak. Satu pihak mengeluarkan energi emosional dan waktu mereka. Sementara itu, pihak lain yang lain sama sekali tidak menyadari keberadaan orang yang menghabiskan itu semua untuknya. Hubungan parasosial paling sering terjadi pada orang-orang terkenal, contohnya adalah idola K-Pop yang main hati dengan penggemarnya.

Para penggemar idola K-Pop bukan saja menghabiskan energi emosional dan waktu, melainkan juga materi seperti uang dan nominal yang dikeluarkannya pun tidak sedikit. Harga album saja kisaran Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu. Jika kamu pernah mendengar kasus photocard yang viral di Twitter, selembar foto seukuran kartu ATM dihargai sampai belasan juta. Photocard dimasukkan ke dalam top loader didesain sebagus mungkin yang tentunya mengeluarkan biaya lagi. Kemudian, para penggemar K-Pop membawa-bawa photocard tersebut bersama mereka, seperti ke kelas, ke restoran, hingga travelling, seakan-akan para idola ada di sana menemani mereka.

Baca Juga:

Sederet Aktivitas Seru untuk Main Hati Bersama Anabul

Saking delusinya penggemar, muncul fenomena sasaeng. pinkvilla.com menjelaskan bahwa sasaeng adalah sebutan untuk penggemar obsesif yang menguntit atau terlibat dalam perilaku lain yang merupakan pelanggaran privasi figur publik. Istilah sasaeng berasal dari kata 'sa' dalam bahasa Korea yang berarti 'pribadi' dan 'saeng' yang berarti 'kehidupan'. Jika digabungkan keduanya memiliki arti penggemar yang menginvasi kehidupan pribadi figur publik.

Perilaku-perilaku sasaeng yang kerap viral contohnya adalah menyusup ke dalam apartemen, menginstal kamera tersembunyi, menelepon berulang kali, hingga mengirimkan surat menggunakan darah. Sekilas perilaku mereka seperti seorang pembenci, tetapi faktanya bukan. Mereka menganggap diri mereka sebagai orang yang paling menyayangi sang idola. Maka dari itu, mereka melakukan hal-hal gila seperti itu demi mendapatkan perhatian dari idola.

Delusi penggemar tidak dapat terjadi begitu saja tanpa adanya agenda yang dilakukan para agensi K-Pop untuk membentuk konsep idoling yang memainkan hati penggemarnya ini. Tanpa maksud untuk menjustifikasi perilaku ilegal yang dilakukan para sasaeng, tetapi tak dapat dimungkiri obsesi mereka terbentuk dari bagaimana konsep idoling dibentuk.

Para idola dibentuk sedemikian rupa seakan-akan mereka peduli apakah penggemar sudah makan atau belum, kenapa penggemar masih menonton live mereka padahal sudah larut malam, bertingkah seolah-olah sang idola adalah pacar penggemar yang mengomel. (kmp)

Baca Juga:

Main Hati Bersama Pasangan ke Pantai Romantis di Indonesia