Nelayan Jadi Korban Tiadanya Tanda Pembatas Perairan Indonesia-Malaysia


Ilustrasi nelayan tradisional. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
MerahPutih.com - Banyaknya kasus penangkapan nelayan karna dugaan melampaui batas laut membuat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Sumatera Utara (Sumut) jengah dan meminta kepada Pemerintah, agar dapat membangun sebuah menara tanda batas perairan Indonesia dengan Malaysia.
"Sebab, selama ini banyak nelayan tradisional asal Sumatera Utara (Sumut) yang ditangkap oleh Aparat Polisi Maritim Malaysia (APMM), karena dituduh memasuki perairan negara tersebut," kata Wakil Ketua DPD HNSI Sumut, Nazli, seperti dikutip dari antara, Minggu (22/10).
Karena tidak adanya tanda pembatas, nelayan Sumut yang biasanya menangkap ikan di perairan Selat Malaka kadang tidak sengaja memasuki perairan Malaysia.
"Selain itu, nelayan tersebut tidak memiliki alat berupa radar yang dapat mengetahui perbatasan perairan Indonesia dengan Malaysia," ujar Nazli.
Sehubungan dengan itu, pemerintah melalui Menko Kemaritiman diharapkan dapat mendirikan tapal batas Indonesia dengan Malaysia.
"Tanpa adanya tapal batas kedua negara tersebut, nelayan Indonesia yang mencari ikan tetap akan menghadapi masalah di tengah laut," ucapnya.
Nazli menambahkan, nelayan yang ditangkap Polisi Maritim Malaysia itu, sudah sejak dari dahulu dan entah kapan berakhirnya.
Pemerintah juga perlu memperhatikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada nelayan kecil yang sedang menangkap ikan di perairan Selat Malaka atau perbatasan kedua negara tersebut.
"Perbatasan wilayah perairan Indonesia dengan Malaysia, sampai saat ini tidak begitu jelas dan masih abu-abu. Tak mengherankan nelayan Indonesia sering menjadi korban ditangkap Polisi Maritim Malaysia," katanya.
Sebelumnya, delapan orang nelayan tradisional asal Sumatera Utara dipulangkan oleh Konsulat Indonesia dari Malaysia melalui Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang, Selasa, (17/10).
Delapan nelayan tersebut, dari Kabupaten Langkat dan Deliserdang yang ditangkap oleh Polisi Maritim Malaysia karena memasuki perairan negara tersebut.
Delapan nelayan itu, masih dibawah umur, yakni Lukman Hakim (19), Reza Syahputra (24), Iwan Sopian (18), Irawan (17), M Syafii (18), Agus (16), Rahmat Hidayat (16) dan Abdul (17).
Nelayan tersebut dari Malaysia diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ 103, setelah tiba di bandara disambut oleh Pemerintah Kabupaten Langkat dan Pemerintah Kabupaten Deliserdang. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Warga Kota Medan Diingatkan untuk Mewaspadai Banjir Pesisir 21-27 September

Muhammadiyah Resmika Rumah Hamka di Malaysia, Aset Dibeli Sejak 2024

[HOAKS atau FAKTA] : Takut Terjadi Perang, Malaysia Minta Maaf dan Kembalikan Blok Ambalat ke Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA] : Takut Terjadi Perang, Malaysia Minta Maaf dan Kembalikan Blok Ambalat ke Indonesia](https://img.merahputih.com/media/d3/ef/cd/d3efcda4ca4af508cc1aa1cc3dfdfc1a_182x135.png)
Prabowo Beri Sinyal Indonesia Dukung Qatar yang Baru Diserang Israel

Pengamat Ingatkan Indonesia Bisa Seperti Nepal, Fenomenanya Mirip Pejabat Flexing dan Korup

Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO

Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, Umat Islam Diimbau Salat Khusuf

Fenomena Gerhana Bulan Total Terlihat Langit Indonesia 7-8 September 2025, Bisa Nonton Live Stream Loh di Link Ini

Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, ini Jadwal dan Lokasi Pengamatannya

[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)