Narsim Gantungkan Hidup Jadi Pemain Kecapi Suling Sejak 1972


Narsim Seniman Kecapi Sunda yang masih tetap pertahankan kelestarian alat musik tradisional yang digelutinya sejak tahun 1972 (Foto: MP/Widi Hatmoko)
MerahPutih Budaya - Meskipun seni musik tradisional sudah sering kali ditinggalkan oleh masyarakat, tidak membuat Narsim (53), pria gaek asal Subang-Jawa Barat ini patah semangat dalam menggeluti seni musik tradisonal, kecapi suling Sunda.
Dari acara ke acara, baik hajatan, atau pun kegiatan lainnya, ia masih setia memetik kecapi, dengan diiringi suling melantunkan tembang-tembang Sunda yang sudah ia geluti sejak tahun 1972 itu.
Saat ditemui merahputih.com di arena Pekan Raya Indonesia (PRI) 2016, di Indonesia Convention Exibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten,Rabu (26/10), Narsim mengaku, saat ini ia bergabung di Sanggar Yudha Sari, di bilangan Kebayoran Baru-Jakarta Selatan. Dengan cara ia bergabung di sanggar inilah, job, baik dari acara-acara hajatan, ataupun kegiatan lainnya, masih mudah didapatkannya.
Narsim didampingi pemain suling sedang memainkan Kecapi Sunda (Foto: MP/Widi Hatmoko)
“Sudah menjadi semacam pekerjaan, sejak 1972 jadi pemain kecapi. Selain itu, ini kan melestarikan seni budaya tradisional, yang sekarang juga sudah mulai ditinggalkan,” kata Narsim.
Dalam sekali main, untuk acara hajatan, Narsim mengaku mendapat bayaran rata-rata Rp 500ribu. Namun dari angka tersebut, ia masih harus mengeluarkan biaya lagi untuk menyewa kostum. Alasan Narsim tidak mau membeli pakaian atau kostum sendiri, karena setiap kali pementasanya dalam memainkan kecapi, kostum harus sesuai dengan tema yang diinginkan oleh sang pemilik acara. Setiap tampil, Narsim ditemani pemain suling. “Mendingan sewa, kalau beli kan mahal, dan harus beli banyak kan. Soalnya setiap main, itu temanya berbeda-beda,” katanya.
Tampil di Pekan Raya Indonesia ini, Narsim mengaku, selain mendapatkan honor dari panitia, juga mendapat uang saweran dari parang pengunjung. Selama tampil dalam Pekan Raya Indonesia ini, dalam satu hari, Narsim dan temannya bisa mengantongi uang antara Rp 200ribu hingga Rp250 ribu.
Ia juga berharap, ke depan ada generasi-generasi baru yang mau menggeluti seni musik petik tradisional Sunda ini.(Wid)
BACA JUGA:
- Belajar Menjalani Hidup dari Proses Lahirnya Karya Lukis
- Hari Ini dan Besok, Prambanan Gelar "Melukis Bersama Sang Maestro"
- Lukisan Koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik Mulai Rusak
- Pemeran “Jati Diri” Tampilkan 25 Lukisan Maestro Indonesia
- Lukisan Karya Seniman Indonesia Dipamerkan di Malaysia
Bagikan
Berita Terkait
GEMFest 2025 Berhasil Menyulap Kesenian Gamelan Jadi Gemerlap dan Kekinian

Lirik Lagu Viral 'Runtah' yang Dibawakan Oleh Azmy Z

5 Musik Tradisional Unik asal Jawa Timur

Kolaborasi untuk Program Budaya Sunda di Kebun Raya Bogor
