Musik Streaming Masih Merajai Penjualan Musik

DUA dekade lebih dunia musik dilanda gempa. Format digital pada musik mengubah perwajahan industri ini. Format media musik sudah mengalami perubahan mendasar beberapa kali, sampai saat ini format digital diterima oleh publik penikmat musik.

Menurut laporan yang dibuat oleh The Recording Industry Association of America (RIAA) untuk tahun 2017, seperti yang dimuat dalam The Verge, penjualan digital mengalami penuruan hanya meraup sekitar Rp17,9 triliun. Sedangkan dalam formal fisik masih mengalami penurunan tapi hanya sedikit menjadi Rp20,6 triliun.

Sumbangan terbesar keuntungan pada dunia musik berasal dari musik streaming. Format streaming musik memang sudah mengambilalih wajah bisnis dalam industri musik. Dua tahun yang lalu streaming menjadi penyumbang pemasukan terbanyak yang melebihi setengah pemasukan industri musik.

Sedangkan pada tahun 2017 lalu, berdasarkan laporan RIAA, streaming pun mendapatkan lebih banyak pendapatan ketimbang format media musik lainnya. Streaming mendapatkan dua pertiga dari pemasukan untuk industri musik. Nilainya naik menjadi 43 persen atau lebih dari Rp78,6 triliun.

Ada layanan dari beberapa penyedia musik streaming yang masih kecil dalam memberikan pemasukan tapi memiliki potensi besar. Layanan ini disebut dengan layanan berbayar terbatas. Merupakan layanan berbasis streaming dengan pembatasan pilihan. Layanan ini seperti pada Echonya Amazaon atau Pandora Plus untuk Pandora.

Layanan baru itu memiliki potongan kue sebesar 14 persen dari pasar musik di tahun 2017. Bila dibandingkan di tahun 2016, nilainya naik menjadi sekitar 11 persen, meskipun terkesan kecil namun bila dilihat pertumbuhan revenuenya mencapai 125 persen pertahunnya. Naik dari Rp3,6 triliun menjadi Rp8,1 triliun.

Bisa jadi nilai itu akan terus naik sejalan dengan popularitas layanan tersebut. Contohnya saja Echo yang mulai menjadi populer, sejak Amazon mengubahnya menjadi live di akhir tahun 2016.

Revenue subscription berbayar pun mengalami kenaikan sebesar 55 persen, sedangkan streaming pendukung juga mengalami grafik kenaikan sampai 35 persen. Tingkat pertumbuhannya masih terus bergerak naik sejak tahun 2008. Pertumbuhannya memang menggembirakan namun menurut RIAA masih 40 persen di bawah puncak kejayaan industri musik seelum tahun 2008.

Sedangkan pada media fisik seperti vinyl atau piringan hitam dan CD, memang mengalami penurunan namun tidaklah terlalu berarti bila tidak mau dikatakan format ini berjalan di tempat. Piringan hitam masih menjadi alternatif mendengarkan musik meskipun zaman sudah berubah. Format media musik ini masih ada meskipun sudah diterpa berbagai format media sebelum era digital.

Kabarnya di Amerika dan Inggris tren menunjukan pasar mulai bergerak membeli kembali piringan hitam. Seperti yang diungkapkan oleh Figures, bahwa penjualan vinyl pada tahun lalu mencapai empat juta keping hanya di Inggris saja. Di Amerika pun menunjukan angka penjualan yang menggembirakan pula. Bila dibandingkan di tahun 1991, angka penjualannya jauh lebih baik.

Kabar burung yang tersebar mengungkapkan terjadi perubahan besar Apples iTunes. Ini terkait dengan kejenuhan pasar download musik. Yang menurut pengamat bisnis musik sudah masuk pada tahap jenuh. Analis dari MIDiA Research, Mark Mulligan, mengatakan pada Metro, terjadinya perubahan pada Apple menunjukan akan adanya perubahan pada masa depan.

Meskipun begitu, pasar streaming musik masih menunjukan grafik yang terus menerus naik. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukan adanya tren penurunan. Ditambah lagi dengan kehadiran gawai-gawai yang semakin mumpuni yang memiliki kemampuan kecerdasan buatan menjadikan streaming musik lebih cepat berkembang. (psr)