Kesehatan

Muntaber Mengintai Anak saat Banjir, Atasi dengan Langkah Ini

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 03 Januari 2020
Muntaber Mengintai Anak saat Banjir, Atasi dengan Langkah Ini

Tangani muntaber pada anak dengan tepat. (foto: pixabay/free-photos)

Ukuran:
14
Audio:

MUSIM hujan membawa banyak ancaman kesehatan, terutama bagi anak-anak. Cuaca yang dingin membuat anak-anak rentan terkena infeksi pernapasan atas (ISPA) seperti pilek. Hal itu bisa jadi makin parah jika banjir terjadi.

Sanitasi yang buruk saat banjir dan hujan membuat anak rentan terkena infeksi. Selain ISPA, anak-anak kerap mengalami muntaber. Penyakit tersebut menjadi penyakit kedua yang paling sering dialami anak-anak.

BACA JUGA: Rajin Cuci Tangan untuk Terhindar dari Pilek saat Musim Hujan dan Banjir

Muntaber atau muntah dan berak adalah istilah awam dari penyakit pencernaan yang disebut gastroenteritis atau flu perut. Rita Steffen, MD, spesialis kesehatan pencernaan anak di Klinik Cleveland, Ohio, mengatakan ada alasan anak bisa sangat sering kena muntaber.

Menurut Steffen, daya tahan tubuh anak kecil, termasuk bayi dan balita, masih belum sesempurna orang dewasa sehingga belum cukup kuat untuk melawan virus dan bakteri.

Kondisi muntaber umumnya tidak perlu penanganan medis serius. Namun, penanganan yang tak tepat bisa menimbulkan komplikasi, seperti dehidrasi yang membahayakan si kecil. Nah, agar tak salah penanganan, ikuti langkah dari Hellosehat untuk mengatasi muntaber pada anak berikut ini.


1. Minum air yang banyak

water
Berikan anak minum air yang banyak. (foto: pixabay/public domain pictures)

Saat muntah dan diare tiada henti, tubuh anak akan kehilangan banyak cairan. Menurut Andrew Nowalk, MD, PhD, asisten dosen pediatri di Children’s Hospital of Pittsburgh, memastikan anak tetap minum selama muntaber penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi muntaber pada anak yang bisa berakibat fatal apabila tidak diatasi dengan baik. Oleh karena itu, orangtua wajib memberikan banyak cairan atau air minum.

Selain air minum, orangtua juga bisa memberikan anak cairan oralit yang bisa dibeli di apotek. Oralit dapat menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang akibat muntah, BAB, atau keringat anak saat muntaber.

Untuk anak masih menyusu, berikan ASI lebih sering dan lebih lama daripada biasanya sembari diselingi air putih untuk menambah asupan cairan. Pemberian air minum baru dapat dihentikan setelah diare berhenti.

2. Istirahat

sleep
Biarkan anak tidur saat muntaber. (foto: pixabay/smengelsurd)


Rasa lelah akan melanda anak saat terkena muntaber. Hal itu disebabkan aktivitas bolak-balik ke kamar mandi. Selain itu, tubuh anak juga terus membakar cukup banyak energi untuk melawan infeksi dan memperbaiki kerusakan.

Di saat seperti itu, istirahat penting untuk membantu sistem kekebalan tubuhnya bekerja dan memperbaiki sel jaringan yang rusak secepat mungkin. Amat penting untuk membuat anak beristirahat sebanyak mungkin. Bila perlu, anak diliburkan dari aktivitas sekolah sampai tubuhnya fit kembali. Istirahat di rumah akan meminimalisasi peluang anak menularkan penyakitnya kepada anak-anak lain di sekolah.


3. Makan makanan yang mudah dicerna

banana
Pilih makanan rendah serat seperti pisang. (foto: pixabay/alexas_fotos)

Pilihan makanan untuk anak muntaber amatlah penting. Berikan makanan rendah serat, tapi mudah dicerna, seperti pisang, tim nasi putih, saus apel, dan roti tawar (tanpa selai) terlebih dahulu. Sup ayam hangat juga bisa diberikan sebagai lauk makan nasi.

Setelah gejala muntaber pada anak mulai mereda, kamu dapat mencoba memberikan anak potongan daging tanpa lemak dan tumisan sayur yang dimasak dengan sedikit minyak.

Jangan berikan makanan yang digoreng, pedas, berlemak, atau mengandung banyak asam pada anak yang sedang muntaber. Hal itu bisa memperparah muntaber sehingga ia malah tidak sembuh-sembuh.


4. Tidak perlu berikan obat diare

obat
Tak disarankan memberi obat diare. (foto: pixabay/val_gb)

WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan banyak institusi kesehatan lainnya tidak menyarankan pemberian obat diare untuk anak.

Hal itu disebabkan obat diare dianggap tidak terlalu bermanfaat bagi anak dan justru malah berisiko menimbulkan efek samping yang membahayakan. Namun, apabila perut anak semakin sakit, demam, dan ia mengeluh pusing, orangtua bisa memberikan obat ibuprofen atau paracetamol.

5. Berikan suplemen zinc

sick
Suplemen zinc mencegah diare makin parah. (foto: parentinghub)

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, anak yang terserang muntaber dengan gejala diare bisa diberikan minum suplemen zinc.

Suplemen zinc bisa mencegah diare anak semakin parah. Obat zinc dapat dibeli di apotek. Berikan suplemen itu pada anak 10 hari berturut-turut meskipun gejala diarenya sudah berhenti.

Selain itu, jurnal dari Canadian Family Physicians menyebut kandungan zinc diyakini dapat meningkatkan penyerapan cairan dari usus, membantu membersihkan virus dan bakteri penyebab muntaber, serta mendukung kekebalan tubuh anak agar cepat pulih.

Suplemen zinc juga bermanfaat untuk mencegah anak terkena diare lagi 2 sampai 3 bulan setelah sembuh.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan