Muara Beres, Kerajaan Terlupakan di Depok
Masjid Kubah Emas Depok, Google Maps
MerahPutih Budaya - Mencari tahu kesahihan sejarah ibarat ungkapan, 'Bagai mencari jarum di antara tumpukan jerami.' Begitu banyak versi berlainan, kerap mewarnai khazanah sejarah bangsa ini.
Bahkan, tidak sedikit pula dari rentetan sejarah yang ada, kemudian tergilas oleh perjalanan sang waktu. Seperti halnya Kerajaan Muara Beres, yang seolah tertimbun arus zaman.
Kerajaan itu, dipimpin oleh anak dari raja yang tersohor namanya hingga kini, Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi. Berdasarkan catatan sejarah yang juga diimbangi dengan cerita lisan tokoh-tokoh Bumi Pasundan bahwa anak tersebut bernama Pangeran Surawisesa atau Pangeran Sanghyang, anak dari salah satu istri Prabu Siliwangi, Kentrik Manik Mayang Sunda.
"Karadenan memang tidak pernah lepas dengan asal muasal Kerajaan Muara Beres yang terbentang dari perbatasan Depok dengan Jakarta sampai Bojong Gede," ucap Raden Haji Dadang (48) selaku keturunan langsung Pangeran Surawisesa kepada merahputih.com di Jalan Kaum I No. 41, Kelurahan Karadenan, Cibinong, Bogor, Selasa (23/2).
Meski memiliki daerah kekuasaan yang luas, kerajaan tersebut tetap berada di bawah naungang Kerajaan Pajajaran dengan menempatkan Kaumpandak (nama lain daerah tersebut) sebagai pusat pemerintahan kerajaan.
"Kota Depok dan Bogor, memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Bojong Gede dan daerah ini (Karadenan, Cibinong)," kata dia.
Adapun benteng daripada kerajaan tersebut, tambah RH Dadang, mulai dari Depok hingga Bojong Gede yang di mana berguna sebagai basis pertahanan Kerajaan Muara Beres.
"Sayangnya, masih banyak yang belum tahu tentang kerajaan ini. Dan bagi kami, selaku keturunan akan selalu menjaga kisah Muara Beres agar tidak hilang termakan zaman," harap RH Dadang. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman