MRT Jakarta Menuju Era Baru, Proyek Lebak Bulus-Serpong Jadi Pertaruhan Besar
Pemprov DKI Gratiskan Transportasi Publik MRT Jakarta bagi 15 Golongan Masyarakat
Merahputih.com - MRT Jakarta sedang menjajaki kemungkinan pembangunan jalur dari Lebak Bulus ke Serpong. Rencananya, proyek ini akan didanai sepenuhnya oleh swasta dan jadi bagian untuk tidak lagi bergantung pada anggaran pemerintah.
"Kami tidak ingin melulu (bergantung pada pembiayaan pemerintah). Kami menantang diri kami sendiri untuk bisa, misalnya, apakah bisa (pembiayaan) dengan swasta 100 persen," kata Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad Mahfud, Kamis (7/8).
Ia mengatakan bahwa perusahaan telah menandatangani MoU dengan Sinar Mas Land. Nota kesepahaman ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan guna memastikan apakah proyek tersebut bisa dibiayai 100% oleh swasta. Jika studi kelayakan menunjukkan hasil positif, skema ini dapat mempercepat pembangunan proyek.
Baca juga:
Pramono Pastikan Tarif Transjakarta, MRT, dan LRT Cuma Rp 80 saat HUT RI
Farchad menjelaskan, pemerintah memiliki keterbatasan anggaran, padahal kebutuhan akan transportasi publik berkualitas sangat tinggi. Oleh karena itu, skema pembiayaan inovatif menjadi kunci. Selain pembiayaan swasta, MRT juga mempertimbangkan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Untuk mewujudkan ambisi ini, MRT Jakarta melakukan beberapa strategi. Pertama, berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk mendapatkan dukungan. Kedua, melakukan asesmen internal berdasarkan pengalaman operasional dan pembangunan sebelumnya. Tujuannya adalah agar proyek dapat selesai dengan cepat, efisien, dan mengurangi kontribusi pemerintah dalam pembiayaan.
Adapun skema pembiayaan untuk MRT Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) dan Fase 2A (Bundaran HI-Kota) masih menggunakan dana pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Pinjaman ini ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat, sedangkan MRT Jakarta hanya bertindak sebagai pelaksana proyek.
Baca juga:
Kabar Gembira! Naik Transjakarta hingga MRT Cuma Bayar Rp 80 saat HUT RI
Pendapatan MRT Jakarta masih ditopang oleh subsidi pemerintah, tetapi perusahaan terus berupaya mengoptimalkan pendapatan non-tiket, seperti dari iklan dan pengembangan properti. Dengan skema bisnis yang dijalankan saat ini, subsidi yang diberikan oleh pemerintah sudah bisa dikurangi secara perlahan.
"Alhamdulillah dengan skema bisnis yang MRT jalankan saat ini sudah bisa pelan-pelan mengurangi subsidi yang diberikan oleh pemerintah," ujar Ahmad.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Angkutan Barang Alami Peningkatan, PT KAI Tegaskan Industri Butuh Transportasi Efisien
Akses Terputus, Transportasi Perintis Mendesak Dibuka untuk 52 Pemda Terdampak Bencana di Sumatra
Mudik Nataru 2026 Jadi Lebih Lancar, tak Ada Lagi Antrean saat Boarding Kereta Api!
Halte Tanjung Duren Diperluas untuk Optimalisasi Ruang, Akomodasi Keluhan Penumpang
Bandara di Morowali tak Diawasi Bea Cukai dan Imigrasi, Pengamat: Jangan Sampai Jadi Lokasi Transaksi Ilegal
Transjabodetabek Bakal Diperluas Jadi 40 Rute, Segera Diluncurkan Bertahap
Penyebab KRL Tanah Abang-Serpong Alami Gangguan Hari ini, Dipicu Hoax soal Rel yang Patah
Perjalanan MRT Jakarta Dibatasi, Hanya Rute Blok M–Lebak Bulus yang Beroperasi
Layanan MRT Jakarta Terganggu, Pramono Harap Perbaikan Tuntas dalam 3-4 Jam
Layanan Terganggu akibat Pohon Tumbang, MRT Jakarta Sampaikan Permintaan Maaf