Monas Butuh 14 Tahun untuk Berdiri


Sebagai bangunan bersejarah Monas melambangkan semangat para pejuang yang merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. (Foto: MP/Suryo)
MONAS atau Monumen Nasional merupakan tugu bersejarah kebanggaan bangsa Indonesia yang menjadi ciri khas Jakarta sebagai ibu kota negara.
Mulai dibangun pada Agustus 1959, monumen ini dirancang oleh arsitek anak bangsa, RM Soedarsono dan Frederich Silaban. Meskipun telah diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1961, Monas baru mulai dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975, tepat 47 tahun lalu. Dengan berbagai permasalahan dan protes yang menyertainya, dibutuhkan waktu selama 14 tahun untuk mendirikan tugu setinggi 132 meter itu.
Sebagai bangunan bersejarah, Monas melambangkan semangat para pejuang yang merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Bentuk yang paling menonjol adalah tugu yang menjulang tinggi dan pelataran cawan yang luas mendatar. Di atas tugu terdapat api menyala seakan tak kunjung padam yang bahannya menggunakan emas dan menjadi ciri khas utama tugu monas ini, yang melambangkan semangat bangsa Indonesia yang tidak pernah surut berjuang sepanjang masa dari dahulu sampai yang akan datang.
Baca Juga:

Presiden Pertama Soekarno menginginkan adanya sebuah monumen lambang perjuangan di suatu tempat yang heroik. Dia membayangkan sebuah tugu perjuangan di lokasi yang bersejarah dan membuka sayembara rancangan tugu dengan lima kriteria yang harus menggambarkan dinamika, kepribadian, dan cita-cita bangsa Indonesia. Kemudian tugu juga harus menggambarkan sesuatu yang bergerak meski tersusun dari benda mati dan dapat bertahan berabad-abad.
Sayangnya, tidak mudah untuk menemukan karya yang sesuai dengan keinginan Soekarno sebagai ketua juri. Karena dinilai tidak ada yang sesuai, Soekarno pun menunjuk langsung dua arsitek ternama Indonesia untuk membuat rancangan tugu.
Selesai dengan urusan rancangan tugu, pemerintah pun mengumumkan pembangunan Monumen Nasional akan segera dilaksanakan di Lapangan Merdeka pada Agustus 1961. Oleh karena itu, Lapangan Merdeka pun harus segera dibersihkan dari berbagai bangunan yang ada di sana. Bangunan-bangunan yang terkena dampaknya akan dipindahkan ke tempat lain.
Untuk urusan dana pemindahan bangunan dan pembangunan tugu, berasal dari sumbangan masyarakat, pengusaha, ekspor kopra, dan karcis bioskop.
Era Soekarno pun runtuh, dan diganti dengan penguasa selanjutnya. Namun, berakhirnya kekuasaan Soekarno bukan berarti pembangunan juga berakhir. Monumen Nasional tersebut terus dikerjakan hingga akhirnya selesai dan resmi dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975. Sayangnya, pembukaan Monas tidak bisa disaksikan oleh Soekarno, yang wafat lima tahun sebelumnya. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Tak Pandang Bulu, Pramono Tegaskan Monas Terbuka untuk Semua Acara Keagamaan

Asik Nih, Warga Bisa Rayakan HUT RI di Istana dan Monas Dalam Kondisi Cuaca Cerah

Polisi Arahkan Warga Ikut Perayaan HUT RI Masuk ke Kawasan Monumen Nasional Lewat Gerbang Selatan dan IRTI

Perayaan HUT ke-80 RI di Monas dan Istana Merdeka: Ini Jadwal Lengkapnya

Kemegahan Panggung Pesta Rakyat Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI di Monas

Mengintip Pembuatan Dekorasi Mobil Karnaval Peringatan HUT ke-80 RI di Monas

Upacara dan Pesta Rakyat 17 Agustus di Monas, Rekayasa Lalu Lintas Bakal Diberlakukan

Ada Aksi Bela Palestina di Monas, 11 Kereta Bakal Berhenti di Stasiun Jatinegara

Sambut SBY dan Pelukis Jerman, Pramono: Kolaborasi Melukis Ikon Jakarta

SBY Datang ke Balai Kota DKI Melihat Seniman Jerman Lukis Monas
