Mercedes-Benz Ungkap Cara Hadapi Krisis Chip


Mercedes-Benz Distribution Indonesia memiliki solusi untuk menghadapi krisis chip semikonduktor global (Foto: pixabay/mikes-photography)
PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, baru-baru ini melihat bahwa kendaraannya yang dirakit di Indonesia, merupakan salah satu cara untuk menghadapi krisis chip semikonduktor global.
Deputy Director Sales Operation and Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto menjelaskan, bahwa kendaraan Completely Knocked Down (CKD) yang dirakit di dalam negeri, merupakan sebuah solusi agar pelanggan tidak terllau lama menunggu kendaraanya tiba lantaran ketidakadaan stok atau supply.
"Melihat kondisi global saat ini, supply masih terkendala dengan krisis semikonduktor, sehingga, kami melihat opsi CKD, alokasinya lebih secure," jelas Kariyanto seperti yang dikutip dari laman Antara.
Baca juga:
Melihat Lebih Dekat Mercedes E-Class Night Edition

Belum lama ini, Mercedes-Benz sendiri sudah merilis dua sedan terbarunya, yakni All-new C Class 200 dan 300 di Indonesia. Mobil tersebut di rakit dipabriknya yang berada di Wanaharenang, Bogor, Jawa Barat.
Kemudian, Kariyanto juga memaparkan bahwa mobil CKD diharapkan bisa memperpendek waktu inden pelanggan. Adapun waktu tunggu lantaran ketidak tersediaan stok mobil CBU, bisa mencapai dua hingga enam bulan, karena krisis chip semikonduktor global.
Sedikit informasi, CKD ialah mobil yang diimpor dalam keadaan komponen lengkap, tapi belum dirakit. Dalam artian bahwa komponen-komponennya masih dalam kondisi pretelan.
Komponen-komponen itu dirakit di negara peingimpor, agar menjadi kendaraaan yang utuh siap pakai. Di Indonesia, agar bisa memenuhi syarat CKD, mobil wajib memiliki komponen berupa mesin, transmisi, bodi atau sasis, dan gardan.
Baca juga:
Jangan Panik, Ini Langkah yang Harus Dilakukan Saat Mobil 'Overheat'

Sementara mobil dengan label CBU (Completelely Built Up) diimpor langsung dari negara asal, dalam kondisi utuh dan lengkap.
Harga mobil CBU sendiri relatif lebih mahal di pasaran, karena biaya masuk (ekspor-impor) yang cukup tinggi untuk mengimporkendaraan secara utuh.
"Kami menghadapi keadaan menantang. Namun, kami juga bersyukur dengan pelanggan setia kami, dan memberikan layanan terbaik untuk pelanggan sembari menunggu mobilnya tiba," ujar Kariyanto. (Ryn)
Baca juga:
Mercedes-Benz Masih Rajai Segmen Kendaraan Penumpang Luxury di Indonesia
Bagikan
Berita Terkait
Paling Dipercaya Konsumen, Oli Buatan Lokal Dominasi Top Brand Award 2025

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

Polisi Berhasil Tangkap 3 Pelaku yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar Milik Bank Jateng Wonogiri

Rutin Rawat Mobil, Bisa Berkesempatan Bawa Pulang Hadiah Liburan dan Emas

Pemerintah Minta Pengusaha Otomotif Tambah Investasi Selamatkan Pekerja Dari PHK

Honda PCX160 2025 Hadir dengan Fitur Canggih RoadSync, Simak Spesifikasinya

Waspada Microsleep saat Naik Motor, 2 Trik ini Bisa Bikin Kamu Tetap Fokus di Jalan

Suasana Aksi Demo Geruduk Mako Brimob Kwitang Jakarta Memanas

Jangan Sembarangan! Ahli Safety Riding Sebut Lampu Tembak Bisa Bikin Celaka Pengguna Jalan
