Mengungkap 'Misteri' di Balik Sering Adanya Bangku Kosong di Bioskop


Banyaknya bangku yang kosong saat menonton di bioskop bisa terjadi karena sejumlah faktor (Foto: pixabay/mermyhh)
SAAT pembelian tiket offline masih diterapkan sebelum pandemi COVID-19 melanda Tanah Air, biasanya kasir bioskop seperti XXI, menawarkan posisi duduk seraya menunjukan posisi layar.
Posisi kursi kosong ditandai dengan warna hijau, sementara posisi sudah terisi ditandai dengan warna merah. Ketika datang agak sedikit mepet dari jam tayang, biasanya banyak sekali kursi sudah terisi.
Baca Juga:
Namun, kursi terisi penuh biasanya di posisi paling belakang. Biasanya pemilihan kursi paling belakang didominasi untuk para pasangan agar tidak ingin ada penonton di belakangnya, dan demi kenyamanan 'leher', agar tidak pegal seperti di posisi kursi paling depan.

Setelah tiket dibeli dan kursi dipilih, waktunya untuk membeli camilan popcorn, roti dan soft drink untuk 'pondasi' menonton film rata-rata durasinya lebih dari 1 jam, atau bahkan ada lebih dari 2 jam.
Akhirnya suara 'Pintu teater telah dibuka' menggema di area bioskop. Tandanya harus bergegas masuk, agar tidak ketinggalan menonton film. Saat suara itu berbunyi, para pegawai bioskop dengan balutan seragam hitam, rok terdapat belahan, dan rambut digelung, langsung bersiap menyambut para penonton di pintu teater.
Namun, ada keanehan kerap terjadi ketika memasuki ruang teater di bioskop. Tepatnya, pada saat memilih kursi di layar kasir tampak begitu penuh, tapi ketika film sudah mulai 15 menit, masih banyak kursi terlihat kosong.
Baca Juga:
Nonton Film Horor di Bioskop Buat Modus ke Gebetan? Valid No Debat
Kursi-kursi kosong tersebut terasa sangat menggiurkan untuk diisi. Terlebih bagi orang ingin mendapatkan posisi kursi kurang enak, atau terpisah agak jauh dari teman-temannya.
Namun, hal itu cukup berisiko karena, bila pemilik kursi kosong tiba-tiba datang, maka kamu akan menanggung 'malu', karena nomor kursi tertera di tiketmu tidak sesuai.
Terlepas dari itu, sering jadi pertanyaan banyak orang, ke mana perginya para penonton harusnya menempati sejumlah kursi kosong? Atau sengaja tidak diisi?

Faktor pertama, ada satu barisan kursi ditujukan para pemegang freepass. Biasanya barisan kursi tersebut merupakan posisi ideal memberikan pengalaman terbaik dalam menonton film. Hal itu bertujuan agar para pemegang akses freepas tidak perlu takut enggak kebagian kursi.
Faktor kedua, adanya kehadiran special guest. Biasanya artis dari film sedang diputar, melakukan sejumlah roadshow ke berbagai kota untuk menyapa para penonton sekaligus mempromosikan filmnya.
Bahkan, kursi kosong saat ada special guest bukan hanya 1 hingga 6 kursi saja, karena terkadang hingga satu baris bisa dipesan untuk para artis, produser, sutradara, tamu undangan dan kru.
Baca Juga:
Faktor ketiga, si pemilik kursi ada keperluan mendadak. Terkadang banyak orang membeli tiket beberapa jam dari penayangan film. Biasanya, seraya menunggu penayangan film, mereka mengisi waktu dengan makan di restoran, atau berbelanja di sekitar bioskop.
Namun, terkadang ada faktor tidak terduga sehingga membuat orang terpaksa membatalkan untuk menonton bioskop. Entah soal pekerjaan, urusan keluarga, ada teman terkena musibah, dan sebagainya sehingga orang tersebut harus membatalkan menonton.

Faktor keempat, bertengkar dengan kekasih setelah membeli tiket. Dalam hal ini biasanya sepasang kekasih bertengkar saat sudah terlanjur membeli tiket, terkadang dipicu adanya perselingkuhan kepergok di ponsel pasangannya, dan penyebab keretakan hubungan lainnya.
Bila sudah bertengkar, tentu mood untuk menonton sudah hilang. Biasanya, sang kekasih ngambek dan meminta untuk pulang detik itu juga. Apabila menolak ajakannya, bisa terjadi 'perang dunia ketiga' alias perpisahan.
Faktor kelima, kena 'gocek' teman. Gocek di sini dalam artian terkena janji palsu teman untuk nonton film bareng. Seperti halnya ketika kamu mengajak teman dan kamu mengiyakan untuk membeli tiket.
Namun, pada hari H menonton film, tiba-tiba teman tidak ada kabar. Jangankan memberikan kabar, nomornya hingga media sosialnya tidak bisa dihubungi sama sekali. Hal ini sering terjadi di kota-kota besar. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas

Sarat akan Pesan Satir, Sutradara Garin Nugroho Hadirkan Film Komedi 'Dilanjutkan Salah Disudahi Perih'

Nicholas Saputra Bintangi Film Tragedi 'Tukar Takdir', Siap Tayang 2 Oktober 2025

Joko Anwar Jalin Kerja Sama dengan Produser ‘Parasite’ Barunson E&A, Distribusikan Film Horor ‘Ghost in the Cell’

23 Seconds Besutan Peter Taslim Sabet Best Action Film Star City Festival, Lolos Seleksi UASIAFF

Sinopsis Film Komedi Horor "Harusnya Horor", Debut Reza Arap di Kursi Sutradara

Film Animasi 'Garuda di Dadaku' dari Base Entertainment akan Tayang 2026

Film 'Merah Putih: One For All' Dirujak Netizen se-Indonesia, DPR: Ini Bagian dari Evaluasi

Bantah Kasih Duit untuk Penggarapan Film Animasi 'Merah Putih: One for All', Pemerintah Sebut Hanya Kasih Masukan soal Teknis Cerita

Film 'Siapa Dia' Jadi Musikal Perdana di 2025, Bertabur Bintang dan Intip Sinopsisnya
