Mengenang Kisah Hidup Tan Malaka Sang Pahlawan Nasional

Andrew FrancoisAndrew Francois - Kamis, 02 Juni 2022
Mengenang Kisah Hidup Tan Malaka Sang Pahlawan Nasional

Tan Malaka, ingin merdeka penuh dari Belanda. (Foto: earthofpeople.com)

Ukuran:
14
Audio:

PAHLAWAN Nasional Tan Malaka atau Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 dan menjadi salah satu sosok penting di balik proses kemerdekaan Indonesia. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963.

Sejatinya Tan Malaka memiliki nama asli Ibrahim, namun saat masih anak-anak hingga dewasa pahlawan kelahiran Sumatera Barat tersebut dikenal sebagai Tan Malaka. Nama kehormatan dan semi-bangsawan yang diwarisinya dari latar belakang bangsawan ibundanya.

Dilahirkan di Nagari Pandam Gadang (sekarang bernama Suliki), Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda. Tahun lahirnya sejatinya tidak jelas, namun berbagai sumber menyebut antara tahun 1894 dan 1897 pada 2 Juni.

Baca juga:

Tan Malaka: Sepak Bola Adalah Alat Perjuangan (Bagian 3)

Tan Malaka sedari awal sudah melakukan perlawanan pada Belanda. (Foto: United Archives)

Adapun ayahnya adalah HM. Rasad Caniago, buruh tani dan ibunya Rangkayo Sinah Simabur, putri seorang tokoh terpandang di desa tersebut. Tan Malaka bersekolah di Kweekschool, sekolah guru negeri di Fort de Kock. Selama sekolah dia khatam belajar bahasa Belanda dan menjadi pesepakbola yang terampil.

Tan Malaka kemudian berhasil meraih kesempatan melanjutkan penddikan ke luar negeri, tepatnya ke Rotterdam, Belanda. Kesempatan belajar ke mancanegara tersebut dimanfaatkannya untuk mempelajari teori revolusi dan semakin tertarik pada komunisme, sosialisme, dan sosialisme reformis.

Setelah lulus, Ia kembali ke desanya dan menerima tawaran pekerjaan dari Dr. C. W. Janssen untuk mengajar anak-anak kuli perkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Timur. Selama mengajar dia juga melakukan pekerjaan menulis.

Baca juga:

Benarkah Tan Malaka Pernah Bertunangan?

Tan Malaka pejuang kemerdekaan Indonesia. (Foto: duta.co)

Banyak tulisannya yang mengangkat perbedaan mencolok antara kekayaan kaum kapitalis dan pekerja. Tan Malaka juga pernah menulis tentang penderitaan para kuli di Sumatera Post. Kemudian dia pergi ke Batavia kala guru lamanya G. H. Horensma menawarinya pekerjaan sebagai guru.

Namun dia menolak karena ingin membangun sekolah sendiri. Kemudian bertolak ke Yogyakarta untuk bertemu dengan Sutopo, mantan pemimpin Budi Utomo. Pada saat di Yogyakarta itu dia menulis proposal untuk mendirikan sekolah tata bahasa.

Tan Malaka sempat bergabung dengan PKI diajak oleh Semaun pemimpin Sarekat Islam Merah. Namun setelah PKI runtuh pada 1924, Tan Malaka pindah ke Manila, Filipina karena lingkungan yang mirip dengan Indonesia.

Baca juga:

Geliat Tan Malaka di Sekitar Proklamasi

Sempat menjadi oposisi pemerintah. (Foto: berdikarionline.com)

Dia juga sempat menjadi oposisi pemerintahan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Karena menilai para pemimpin terlalu lemah dalam bernegosiasi dengan Belanda. Kemudian Tan Malaka mendirikan koalisi Persatuan Perjuangan untuk menyatakan bahwa Indonesia hanya menerima kemerdekaan penuh.

Tan Malaka sempat memaksa Perdana Menteri Sutan Sjahrir untuk mundur. Namun tak mampu mengatasi perpecahan di koalisinya sehingga ditangkap tak lama kemudian. Tan Malaka kemudian ditembak mati bersama sisa-sisa kelompok PKI di Pethok, Kediri, Jawa Timur oleh pasukan TNI di bawah pimpinan Letnan II Soekotjo. (waf)

Baca juga:

Kala Jenderal Soedirman dan Tan Malaka Bersatu

#Merawat Ingat
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Fun
LinkedIn Merilis Fitur Stories, Mirip Instagram dan Snapchat
Untuk memancing interaksi para profesional.
Andrew Francois - Selasa, 28 Februari 2023
LinkedIn Merilis Fitur Stories, Mirip Instagram dan Snapchat
Fun
Disambut Videografer Profesional, Fujifilm Rilis Kamera Terbaru Tiga Tahun Lalu
Kamera ini memiliki berbagai kelebihan dibandingkan pendahulunya
P Suryo R - Senin, 27 Februari 2023
Disambut Videografer Profesional, Fujifilm Rilis Kamera Terbaru Tiga Tahun Lalu
Fun
Tiga Tahun Lalu Instagram Punya Stiker di Komentar Stories
pengguna dapat melakukan percakapan dengan teman-temannya di Instagram Stories
P Suryo R - Minggu, 26 Februari 2023
Tiga Tahun Lalu Instagram Punya Stiker di Komentar Stories
Fun
Ketika 'Among Us' Turun Harga
Harga 'Among Us' hanya Rp 49 ribu.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 25 Februari 2023
Ketika 'Among Us' Turun Harga
Fun
Layanan Penerbangan Singapura ke Indonesia Dibatalkan Hingga Mei 2020
Pembatalan ini selama periode 24 Februari hingga 25 Mei 2020.
P Suryo R - Jumat, 24 Februari 2023
Layanan Penerbangan Singapura ke Indonesia Dibatalkan Hingga Mei 2020
ShowBiz
Netflix Tambah Fitur Download
'Download Untukmu' memudahkan anggota Netflix menemukan tayangan favorit baru.
P Suryo R - Kamis, 23 Februari 2023
Netflix Tambah Fitur Download
Fun
Jakarta Indonesia Pet Show 2019, Surganya Pecinta Hewan
Pameran Jakarta Indonesia Pet Show menyediakan perlengkapan hewan
P Suryo R - Rabu, 22 Februari 2023
Jakarta Indonesia Pet Show 2019, Surganya Pecinta Hewan
Fashion
Di Tahun 2019 Vans Rilis Berle Pro
Berle Pro memiliki siluet yang tak lekang dimakan zaman, namun menyimpan elemen-elemen unik di dalamnya.
P Suryo R - Selasa, 21 Februari 2023
Di Tahun 2019 Vans Rilis Berle Pro
Travel
Mengenang Restoran Rindu Alam Puncak
Restoran Rindu Alam akan selalu dirindukan.
Andrew Francois - Senin, 20 Februari 2023
Mengenang Restoran Rindu Alam Puncak
Tradisi
Paduan Budaya Tionghoa dan Betawi dalam Festival Pecinan 2019
Festival Pecinan 2019 yang dilaksanakan di Jalan Pantjoran Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat
P Suryo R - Minggu, 19 Februari 2023
Paduan Budaya Tionghoa dan Betawi dalam Festival Pecinan 2019
Bagikan