Mengenal Kelainan Seksual Lewat ‘Fifty Shades Freed’
'Fifty Shades Freed'. (Foto: Instagram/@fiftyshades)
KONTROVERSIAL, tetapi ‘Fifty Shades Freed’ sempat memuncaki box office dunia. ‘Fifty Shades Freed’ adalah sekuel ketiga dari ‘Fifty Shades of Grey’.
Film ini kontroversial lantaran menampilkan cukup banyak adegan ranjang. Sama seperti dua film sebelumnya, ‘Fifty Shades of Grey’ dan ‘Fifty Shade Darker’, sekuel ketiga ini diperankan Jamie Dornan yang berakting sebagai Christian Grey dan Dakota Jhonson sebagai Anastasia Steele.
Dalam film karya James Foley ini Christian digambarkan sebagai pria dengan kelainan seksual. Masa kecilnya yang pernah menjadi budak seks seorang perempuan berumur dan juga pernah menjadi korban kekerasan, membuat dia tumbuh sebagai pria yang dominan.
Pada film pertama, Christian bahkan sempat membuat kontrak hubungan seksual. Dalam kontrak tersebut Anastasia harus mematuhi sederet aturan. Ketika bercinta, dia menyukai aktivitas seksual yang dibumbui kekerasan.
Kenikmatan seksual ia dapatkan ketika Anastasia pasif. Perilaku bercinta Christian ini merupakan kelainan seksual yang disebut paraphilia. Pada trilogi ‘Fifty Shades’, Christian bisa disebut sebagai sadomasokis yang berperan sebagai pihak yang aktif yang memberi rasa sakit.
Anastasia menjadi masokis, yaitu pihak yang disakiti serta bersikap pasif.
Ciri-ciri sadomasokis dapat dilihat dari cara pengusaha sukses itu memperlakukan Anastasia. Perempuan yang kemudian diceritakan menjadi istrinya itu kerap diikat kaki atau tangannya. Awalnya, Anastasia beberapa kali dicambuk Christian. Akan tetapi aktivitas seksual dengan bumbu cambukan itu akhirnya terhenti lantaran Anastasia tidak terima diperlakukan seperti itu.
Akibatnya, ia sempat menghentikan hubungan seksual dengan pria yang dalam kehidupan nyatanya telah beristri itu. Namun, rasa cinta keduanya akhirnya menyatukan mereka kembali.
Bahkan, Christian juga rela meninggalkan kebiasaannya mencambuk dan mendominasi aktivitas seksual asalkan tidak kehilangan Anastasia. Akan tetapi, aktivitas seksual berbumbu kekerasan lain seperti mengikat tangan dan kaki yang tidak membuat Anastasia tersakiti tetap dilakukan.
Sejauh ini sejumlah ahli menyebut paraphilia tidak dapat disembuhkan. Penyebabnya adalah ketidakselarasan perkembangan fisikoseksual dan psikoseksual.
Namun, konseling dan terapi dapat meredakan perilaku menyakiti pasangan. (*)
Dapatkan pula berita hiburan lain di sini.
Bagikan
Berita Terkait
Transjakarta Beri Sanksi SP2 ke Karyawan Diduga Pelaku Kekerasan Seksual, Siap Bawa Kasus ke Ranah Hukum
Kasus Kekerasan Seksual di Transjakarta, Pramono: Jika Benar, Tindak Setegas-tegasnya!
Franchise ‘The Mummy’ Resmi Direboot, Brendan Fraser dan Rachel Weisz Kembali
Putri Marino hingga Christine Hakim Bintangi 'Empat Musim Pertiwi', Film Baru Garapan Kamila Andini
Korea Indonesia Film Festival Kembali Hadir di 2025, Ini Deretan Film Pilihan yang Wajib Ditonton
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Tayang 23 Oktober, Air Mata di Ujung Sajadah 2 Tampilkan Sisi Lain Kota Solo
Mortal Kombat II Tayang Oktober 2025, Proyek Film Ketiga Langsung Digarap
Bocoran Aksi Petualangan Baru Dwayne Johnson Cs di Jumanji Sekuel Terbaru
Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki