Kesehatan

Mengenal Anuptafobia, Ketakutan Menjomlo

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 27 November 2019
Mengenal Anuptafobia, Ketakutan Menjomlo

Menjomlo bisa membuat seseorang dicap negatif. (foto: pixabay/robin the hood)

Ukuran:
14
Audio:

TAK punya pasangan kerap dipandang sebagai keadaan yang menyedihkan. Terlebih ketika label 'jomlo' sudah melekat. Rasanya segala cap negatif langsung menempel pada dirimu.

Pandangan negatif itulah yang memicu banyak orang punya kecemasan atau bahkan ketakutan untuk melajang. Untuk mengatasi rasa takut itu, entah cinta atau tidak, seseorang ngotot harus punya pacar. Asal tidak jomblo.

BACA JUGA: Jangan Sedih, Menjomlo Bikin Kamu Bisa Makan Enak

Ternyata, para ahli sudah mengamati fenomena ‘takut jadi jomblo’ ini selama beberapa waktu. Mereka memberi istilah singlism untuk hal itu.

Sebenarnya, ketakutan berlebih untuk menjadi lajang tidak sepenuhnya muncul dari dalam diri. Lingkungan sekitar yang memandang negatif pada status jomlo ikut berperan. Banyak yang beranggapan status single bisa jadi olokan karena dianggap 'tidak laku'.

Sebuah penelitian oleh Spielmann yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology menyoroti fenomena takut jomlo tersebut. Studi di 2013 itu mendefinisikan sindrom takut jomlo sebagai perasaan khawatir, cemas, dan sulit menjalani hidup saat tidak memiliki pasangan.

girl
Jomlo dianggap tidak laku. (foto: pixabay/ryanmcguire)

Siapa pun bisa mengalami perasaan itu, bahkan bagi mereka yang sedang tak punya pacar, belum pernah punya pasangan, atau bahkan mereka yang tengah menjalani hubungan romantis.

Sindrom singlism bisa muncul dalam berbagai bentuk. Pada mreka yang sudah punya pasangan, sindrom itu dapat membuat mereka terus merasa cemas hubungan mereka akan kandas. Kekhawatiran itu kemudian membuat mereka sampai rela bertahan dalam hubungan tersebut, meski tidak lagi merasa bahagia atau bahkan toxic.

Jika pun hubungan itu akhirnya kandas, mereka lebih memilih untuk menurunkan standar ketimbang harus hidup sendiri alias jomlo.

BACA JUGA: Pekerja Milenial versus Senior, Babak Baru Drama di Perkantoran

Anuptafobia, Ketakutan untuk Menjomlo

couple
Rela bertahan meski dalam hubungan yang tak bahagia. (Foto: pixabay/claudio scott)

Pada beberapa orang, rasa takut untuk melajang bisa sangat eksterem. Sampai-sampai ketakutan irasional itu memunculkan kondisi fobia spesifik bernama anuptafobia.

Faktor utama yang memunculkan anuptafobia ialah rasa takut akan kesepian yang mungkin dipicu pengalaman traumatis di masa lalu. Trauma fisik, emosional, maupun psikologis di masa lalu dapat membuat seseorang membangun keyakinan pribadi bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih saat memiliki pasangan.

Hal itu menyebabkan penderita anuptafobia terus memikirkan cinta, pernikahan, dan masa depan bersama pasangan. Faktor itu yang pada akhirnya membuat seseorang merasa tidak utuh tanpa pasangan dan takut jadi jomlo.

Pada taraf tertentu, fobia tersebut dapat menyesatkan mereka pada kebiasaan menjalin dan mempertahankan hubungan tidak sehat. Pengidap anuptafobia akan lebih mementingkan status percintaan ketimbang kebahagiaan dalam sebuah hubungan.

Padahal, menjadi lajang tidak seburuk yang selama ini dikira. Ada banyak hal positif yang bisa kamu lakukan tanpa dampingan pasangan hidup. Kamu punya lebih banyak waktu untuk bersosialisasi dengan orang di sekitar, terutama orangtua, keluarga, dan teman.

Selain itu, hidup tanpa pacar juga membuka kesempatan yang lebih besar untuk belajar mengenal potensi diri, mencintai diri sendiri, dan memiliki cukup waktu untuk bersenang-senang.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan