Menengok Sejarah Kopi Arabika Paranginan

Ana AmaliaAna Amalia - Selasa, 01 November 2016
Menengok Sejarah Kopi Arabika Paranginan

Foto: MP/Widi Hatmoko

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Kuliner - Sejarah perkebunan kopi arabika di Kabupaten Humbang Hasundutan, yang salah satunya diproduksi menjadi ‘Paranginan Coffee’, diperkirakan ditanam pertama kali di daerah Kecamatan Paranginan, Lintongnihuta, Dologsanggul, Pollung, dan Onanganjang. Yaitu pada saat pemerintahan Hindia Belanda yang memperluas penananam kopi arabika sampai ke daerah Sumatra Utara, pegunungan Bukit Barisan, dan sekitar danau Toba.

Kopi arabika Humbang Hasundutan ini ditanam di ketinggian rata rata 1400-1700 meter dari permukaan laut sejak sekitar tahun 1800-an. Kopi yang ditanam pertama kali waktu itu adalah varietas arabika atau tipyca yang kemudian sering disebut varietas Lasuna, Garunggang, Jember.

“Pada saat itu ditemukan di kecamatan ini varietas lokal yang sudah berusia ratusan tahun, yang salah satunya diproduksi oleh Paranginan Coffee,” ungkap Bastian Alberto Siburian, pemilik kedai Paranginan Coffee kepada merahputih.com pada acara Pekan Raya Indonesia (PRI) 2016, di Hall-9 Indonesia Convention Exibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.

Bastian juga mengaku produk Paranginan Coffee yang saat ini sudah mulai dikenal di Boston dan New York Amerika Serikat ini awalnya adalah produk rumahan, warisan turun-temurun dari keluarganya.

Paranginan Coffee sendiri, kata Bastian adalah kopi arabika asli khas Sumatera yang sudah dikenal sejak dulu, dan di pasar kopi dikenal sebagai Sumatera Coffee. Sebutan lain yang digunakan adalah Lintong Coffee, Mandeilling Coffee, dan Kopi Medan.

Saat ini menurut Bastian di Paranginan tidak sekadar wilayah yang dikenal dengan hamparan tanaman kopi arabika yang menghasilkan biji kopi yang khas dan nikmat saja, masyarakat juga bisa berkunjung, dan melihat langsung bagaimana proses produksi kopi, serta belajar untuk menemukan cara membuat kopi arabika ala Paranginan Coffee.

“Paranginan Coffee ini memiliki aroma dan rasa asam acidity yang khas, ke pasar dalam negeri dan luar negeri. Sehingga mampu mendapatkan tempat yang spesial baik di lidah dan di hati setiap pecinta dan penikmat kopi,” katanya. (Widi)

BACA JUGA:

  1. Menyantap 1000 Rasa Kuliner Warisan Nusantara di Pekan Raya Indonesia
  2. Menuju PRI 2016 di ICE, Panitia Sediakan Shuttle Bus di 5 Zona
  3. Bekraf Bermimpi Produk Lokal Indonesia Seperti Jepang
  4. Konferensi Pers Pekan Raya Indonesia
  5. Event Termegah Konser 1000 Band Pekan Raya Indonesia Digelar di ICE
#Pekan Raya Indonesia 2016 #Kopi Medan #Paranginan Coffee
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me

Berita Terkait

Bagikan