Mencari Guru Les Gratis Lewat Aplikasi Kencan

APLIKASI kencan bukan khusus untuk orang galau. Buat kamu yang mau belajar dan menambah ilmu, aplikasi kencan juga menjadi solusi lho. Kamu bisa cari guru les gratis lewat aplikasi ini.

Kreativitas ini terjadi karena situasi pandemi yang memaksa untuk beradaptasi. Hal ini terjadi pada pada Adik saya, Andrew yang berusia 16 tahun.

Baca juga:

November Berani Baru

Sebagai siswa di sekolah dengan kurikulum internasional, pelajaran-pelajaran yang ia pelajari cukup banyak dan berat. Karena itu, ia selama ini bersandar kepada guru lesnya.

Sayangnya, sejak pandemi, banyak dari kita mengalami penurunan dalam ekonomi. Termasuk keluarga saya yang selama ini sudah hemat, harus menjadi ekstra hemat. Andrew terpaksa harus berhenti dari les pelajarannya dan belajar secara mandiri. Terbebani, Andrew justru malah kreatif.

Saat sedang makan dan bergosip ria bersama dengan keluarga, Andrew sambil melahap makanannya, menceritakan dengan bangga bagaimana ia dibantu untuk menyelesaikan PRnya berkat orang-orang di aplikasi kencan, Tinder. Bahkan secara gratis. Hal ini menarik perhatian keluarga saya.

Andrew mengakui awalnya ia mengunduh aplikasi Tinder hanya untuk mencari teman baru yang bisa diajak main game bersama. Namun, suatu hari saat ia sedang mengerjakan PRnya, ia sangat kesusahan dan tiba-tiba saja terpikirkan untuk mencoba cari bantuan di Tinder.

"Gak tau gimana tiba-tiba kepikiran pake Tinder, memang kalau desperate times calls for desperate measures," ucap Andrew. Jika kita benar-benar sudah frustasi dan terpojok, ide-ide unik seperti ini sepertinya memang akan muncul dengan sendirinya.

Awalnya tidak disangka ada yang mau membantu Andrew. "Dari pelajaran matematika hingga sains, rupanya ada aja yang mau dan bisa bantuin gue dan hokinya mereka gak minta imbalan," ucap Andrew sambil tertawa bangga. Saat ditanya kenapa orang-orang itu mau membantu, ia menyombongkan mukanya yang ganteng.

Penasaran, saya minta ia menunjukkan percakapannya dengan beberapa kenalannya di Tinder. Memang bisa diakui, adik saya ini adalah social butterfly. Berkepribadian ekstrovert, ia pandai berbicara, bersosialisasi, dan membuat teman baru.

Baca juga:

Kreatif di Masa Pandemi, Kos-Kosan Disulap Jadi Studio Foto

Sepertinya skill ini membantunya mendekatkan diri dan mendapatkan bantuan bahkan dari orang yang sama sekali tidak ia kenal. "Gue mulai dari basa basi, dan iseng aja tanya mereka, 'eh, lu ngerti matematika gak?' dari pengalaman gue sih kalau mereka ngerti pasti mereka bantuin," ucap Andrew.

Andrew mengatakan awalnya dia menawarkan untuk membayar orang-orang yang ia minta bantuan. Namun semuanya menolak. Menariknya, jika adik saya masih membutuhkan bantuan, mereka akan dengan senang hati membantunya lagi.

"Well kayaknya sih kebanyakan orang mendapatkan kesenangan sendiri kalau berhasil bantuin orang lain. Sama rasanya seperti saat berdonasi, ada rasa kepuasan dan bangga dengan diri sendiri jika melakukan hal baik seperti itu," papar Andrew. Jadi, tidak terlalu mengejutkan bahwa orang-orang asing itu mau membantu dia.

Kreativitas ini tentunya dipuji oleh orang tua saya. Karena selain berhasil menyelamatkan diri dari nilai jelek, tidak sepeserpun biaya dikeluarkan dari dompet.

Andrew sangat bangga dengan dirinya bisa terpikir untuk melakukan hal ini. Bahkan, dia sudah menceritakan pengalaman ini ke semua teman-temannya dan mereka juga ikut ingin mencoba.

Walau pengalaman ini terkesan agak random dan lucu, Andrew berhasil mendapatkan hikmah baru. "Pengalaman ini tidak hanya bantu pelajaran gue, tetapi bikin gue sadar kalo masih banyak orang baik di dunia, dan mendorong gue buat bantu orang lain juga tanpa mengharapkan imbalan," tutupnya. (lev)

Baca juga:

Iklanin Usaha Lewat Online Dating, Mengapa Tidak?