Membidik Merchant Sampai ke Pelosok


Pelaku nusaha yang ada di pelosok tak lepas dari tangan fintech. (Foto: Pexels/julie aagaard)
PERKEMBANGAN fintech di Indonesia semakin dinamis. Tak hanya berorientasi pada konsumen, mereka pun concern untuk mengembangkan perekonomian yang inklusif. Hal tersebut berdampak besar pada perekonomian inklusif di Indonesia.
Anggota Komisaris Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida menuturkan sejak 2017 hingga kini inklusi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup drastis. Itu membuat Indonesia menempati urutan teratas sebagai negara dengan model ekonomi inklusif terbaik di Asia Pasifik.
Baca Juga:

Salah satu pengembang fintech yang cukup fokus dan berpihak pada ekonomi inklusif adalah LinkAja.
Alih-alih memperluas jaringan dengan kerjasama bersama merchants ternama, mereka justru memilih merchants yang letaknya di pelosok.
"Kami mencoba menyasar market yang lebih layak dan less crowded. Untuk apa saya menyasar merchants yang memang sudah banyak dibidik dan sering memberi diskon. Tanpa intervensi pun mereka sudah punya peminat," tutur CEO LinkAja, Danu Wicaksana.
Sebagai pengembang fintech, Danu melihat pentingnya menjangkau masyarakat yang tinggal di pinggiran.
Hal tersebut ia lakukan setelah melewati sejumlah pertimbangan penting.
"Saya melihat apa sih misi dari share holder kita? Apa sih misi pemerintah? Oh ternyata market-market di rural area, penyaluran bansos, LPG 3 kilo belum ada yang mengerjakan. Kami putuskan untuk main di area itu," terang Danu ditemui di acara Fintech Summit and Expo 2019, Selasa (24/9).
Baca Juga:
Tiga Faktor Ini Hambat Pemerataan Digital Payment di Indonesia

Salah satu langkah konkret yang coba dilakukan ia adalah dengan bekerjasama dengan Pertamina. Ia pun kerja sama dengan Pertamina supaya nanti orang-orang yang membeli Premium memang orang-orang yang layak.
"Nanti diidentifikasi dengan sistem kita. Kalau konsumen tidak masuk kategori yang sudah kita tentukan, dia tidak bisa membeli Premium," terangnya
Ia menilai cara tersebut tak hanya memperluas jaringan atau meningkatkan konsumen tetapi juga membantu subsidi pemerintah agat tepat sasaran. "Kami ingin membuat real impact to the coutry. Kami ingin memberi dampak bagi seluruh rakyat Indonesia," harapnya.
"Program pemerintah itu banyak sekali. Nilainya mencapai triliunan. Tugas kami adalah bagaimana uang itu sampai ke orang yang tepat", tukasnya. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan

Desain OPPO Find X9 Terungkap, Bakal Bawa Bezel Baru dan Paling Tipis di Kelasnya

Xiaomi 15T Series Siap Meluncur secara Global 24 September 2025, Intip Spesifikasinya

Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang
