Membelah Kota Jakarta, Menziarahi Makam Brigjen Mallaby yang Tewas di Surabaya


Nisan makam AWS Mallaby panglima pasukan Inggris Brigade India.
DIHIMPIT gedung-gedung tinggi dan permukiman padat penduduk, sebuah komplek makam di pusat kota Jakarta menyimpan kisah Gelora Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Butuh usaha ekstra agar bisa sampai ke lokasi. Perjalanan menuju lokasi bisa dijangkau melalui Jalan Dr Saharjo, atau Jalan Pendawa (parkir luar Mall Kasablanka), maupun Jalan Taman Rasuna Selatan via Menteng Atas Barat. Semua jalur masuk tersebut akan menuju satu lokasi, Jalan Menteng Pulo Raya.
Di sisi kanan dan kiri Jalan Menteng Pulo Raya, nampak bermacam kompleks makam dipisah menurut kepercayaan dan agama. Ada makam Islam, Kristen, Konghucu. Sementara sisanya, dibedakan berdasar faktor historis, seperti Ereveld Menteng Pulo, kompleks makam tentara Belanda dan Jakarta War Cemetery (JWC), kompleks makam tentara Sekutu.
Dua lokasi terakhir hanya dipisah pagar. JWC berada di Jalan Menteng Pulo IX, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Kami harus mengambil Jalan Menteng Pulo II lalu menelusur gang Masjid Jamia Yaitul Iman, karena pintu depan sedang diperbaiki.
“Pintu depan sedang kami perbaiki, rumput, tanaman, dan nisan juga sedang dibersihkan untuk perayaan Remeberance Day tanggal 11 November nanti,” ujar Sutiadi Aripin, Manajer Indonesia Pasifik Area, Penanggung Jawab JWC.
Remeberance Day atau Poppy Day merupakan peringatan tewasnya para tentara Persemakmuran (Commonwealth of Nations) pada Perang Dunia I. Pada peringatan tersebut di lokasi JCW, menurut Aripin, dihadairi para duta besar negara Persemakmuran, beberapa veteran perang, dan keluarga.
Di komplek JWC terdapat 1.811 makam. Sebanyak 236 makam merupakan korban tewas tak dikenal. Sisanya merupakan 715 makam tentara Inggris, 304 pasukan brigade India, 96 tentara Australia, 4 tentara Kanada, 2 Selandia Baru, 1 Afrika, 1 Burma, 22 Melayu, dan 36 lainnya.
“Tidak ada perbedaan makam perwira dan pasukan di sini. Semua sama. Hanya dibedakan berdasarkan lokasi menurut keyakinan. Ada makam Hindu, lalu Islam, dan Kristen,” ungkap Aripin.
JWC, lanjut Aripin, merupakan pemakaman bagi serdadu Persemakmuran nan gugur saat mempertahankan Jawa dan Sumatera dari tangan Jepang dan sebagian merupakan korban Jaman Bersiap, serta tewas pada peristiwa Pertempuran Surabaya, 10 November 1945.
“Ya, di sini ada makam Mallaby. Jenazahnya sebelumnya dimakamkan di pemakaman Kembang Kuning, lalu dipindah ke sini tahun 1960-an,” imbuh Aripin.
Brigadir Jendral AWS Mallaby, Komandan Pasukan Birgade 49 Infantri India, tewas di dalam mobil Lincoln berwarna abu-abu tepat berada di depan gedung Internatio, sore hari 30 Oktober 1945. Kronologis kematian seorang komandan pemenang Perang Dunia II tersebut masih menjadi misteri.
Makam Mallaby berada di ujung sebelah kiri arah pintu masuk gerbang utama. Tak nampak perbedaan dengan makam lainnya. Semua makam memang sama, tanpa gundukan, bernisan, tanpa ada tanda salib seperti makam Belanda di komplek sebelah, maupun tanda lainnya.
Jenazah Mallaby dipindahkan bersamaan dengan serdadu lainnya dari Palembang, Medan, dan Muntok. Awalnya, hanya JWC terdiri dari 474 makam. Kemudian tanah diperluas dan total menjadi 1811 makam hingga kini.
JWC dibuka tiap hari Senin hingga Jumat pukul 08.00-17.00 WIB untuk umum. Selain merasakan ketenangan dan keasrian tanaman dan hamparan rumput hijau di tengah kota, pengunjung juga belajar sejarah, terutama pertempuran sengit arek Surabaya. (*)
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
10 November dalam Sejarah: Hari Pahlawan Indonesia dan Momen Bersejarah Dunia

BG Beberkan Pesan Prabowo di Hari Pahlawan: Jaga Kekompakan dan Kebersamaan

Gibran Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan di TMP Kalibata

Menggali Sejarah Hari Pahlawan: Peran Pertempuran Surabaya dalam Kemerdekaan Indonesia

Ulama Kharismatik Kudus KH Asnawi Masuk Daftar Calon Pahlawan Nasional Baru

Peluncuran Buku Sejarah Unindra, Tiap Individu yang Menginspirasi Adalah Pahlawan

Refleksi Hari Pahlawan, MPI Gelar Aksi Damai Tolak LSM Asing

Jokowi Berikan Gelar Pahlawan Nasional Untuk Enam Tokoh

Rayakan Hari Pahlawan dengan 4 Film Ini

Festival Film Indonesia 2023 Ungkap Nama-Nama Dewan Juri Nominasi
