Memahami Glaukoma: Penyakit Mata yang Mengancam Penglihatan


Apa itu Glaukoma. Foto Freepik
MerahPutih.com - Glaukoma adalah kondisi mata yang ditandai dengan kerusakan saraf optik, yang sering kali mengakibatkan gangguan lapang pandang. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kebutaan permanen di seluruh dunia.
Secara global, prevalensi glaukoma di kalangan usia 40 hingga 80 tahun mencapai 3,54%. Pada tahun 2013, terdapat sekitar 64,3 juta penderita glaukoma, dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 76 juta pada tahun 2020 dan mencapai 111,8 juta pada tahun 2040.
Di Indonesia, prevalensi glaukoma dilaporkan sebesar 0,46%, yang berarti terdapat sekitar 4 hingga 5 orang dari setiap 1.000 penduduk yang terdiagnosis.
Di JEC Eye Hospitals and Clinics, hampir 250.000 pasien telah terdiagnosa glaukoma dalam lima tahun terakhir (2020-2024).
Baca juga:
Apa Itu Implementasi: Pengertian, Tujuan, Faktor, dan Contoh
Kerusakan saraf pada glaukoma sering kali disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam bola mata, yang seharusnya berada dalam rentang normal 10-20 mmHg.
Memahami Glaukoma

Faktor Risiko Glaukoma
Faktor utama yang meningkatkan risiko glaukoma adalah usia di atas 40 tahun dan riwayat keluarga. Selain itu, kondisi seperti miopia tinggi, diabetes mellitus, hipertensi, penggunaan steroid jangka panjang, serta cedera pada mata juga dapat berkontribusi.
Gejala glaukoma akut meliputi sakit kepala, mata pegal, mual, penglihatan buram, dan mata merah. Sementara itu, glaukoma kronik sering tidak menunjukkan gejala awal, namun dapat menyebabkan kerusakan saraf yang signifikan dan penurunan penglihatan. Penderita seringkali tidak menyadari masalah hingga tekanan bola mata meningkat di atas 35 mmHg.
Baca juga:
Glaukoma juga dapat terjadi pada bayi, dengan rasio 1:10.000 kelahiran. Tanda-tanda glaukoma pada bayi termasuk mata yang tampak besar (mata lembu), produksi air mata berlebihan saat menangis, mata merah, dan sensitivitas terhadap cahaya.
Pengobatan dan Pencegahan Glaukoma
Pengobatan glaukoma dapat dilakukan melalui obat tetes mata dan obat minum untuk mengontrol tekanan bola mata.
Jika pengobatan ini tidak cukup efektif, prosedur laser atau operasi mungkin diperlukan untuk membantu mengalirkan cairan dalam bola mata, sehingga tekanan dapat kembali normal.
Pencegahan kekambuhan pada pasien glaukoma sangat penting melalui kontrol rutin. Jika kondisi tekanan bola mata stabil, pemeriksaan dapat dilakukan setiap enam bulan.
Baca juga:
Jubir Minta Pendukung Tak Terprovokasi Baliho RK Pakai Jersei Persib Dukung Persija
Bagi mereka yang memiliki faktor risiko, langkah pencegahan meliputi olahraga teratur, penggunaan pelindung mata, serta menjaga pola makan dan berat badan ideal.
Penting juga untuk menghindari merokok dan mengurangi asupan garam serta kafein.
Dengan pemahaman yang baik tentang glaukoma, pencegahan dan pengelolaan yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan mata dan penglihatan Anda.
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
Memahami Glaukoma: Penyakit Mata yang Mengancam Penglihatan

Kelompok Rentan Katarak
