Pesona Sumatera Selatan

Masjid Cheng Ho Palembang, Masjid dengan Arsitektur Tionghoa

Muchammad YaniMuchammad Yani - Rabu, 01 Agustus 2018
Masjid Cheng Ho Palembang, Masjid dengan Arsitektur Tionghoa

Masjid yang dibangun untuk menggambarkan Islam yang masuk di Palembang. (Foto: Instagram@adrianfajri)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TAK jauh dari pusat Kota Palembang terdapat satu masjid yang cukup unik. Arsitekturnya terdapan nuansa klenteng dengan tiang-tiang berbentuk pagoda. Warnanya didominasi merah dan hijau. Masjid yang baru diresmikan tahun 2006 itu bernama Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho atau orang menyebutnya dengan sebutan Masjid Cheng Ho.

Pada awal berdiri, Masjid Cheng Ho dibangun sebagai alat pemersatu dan menjaga hubungan antar masyarakat keturunan Tionghoa dan masayarakat Palembang pada umumnya. Namun karena arsitekturnya yang unik masjid ini akhirnya juga menjadi tujuan wisata baik lokal maupun mancanegara.

Sejarah penamaan Cheng Ho

Instagram/moli_mau
Masjid Cheng Ho. (Foto: Instagram@moli_mau)

Penempatan nama Cheng Ho untuk masjid yang dibangun oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Palembang itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, panglima angkatan laut Tiongkok abad XV itu pernah melakukan ekspedisi ke Nusantara.

Ia melakukan ekspedisi dengan armada yang sangat besar. Awalnya ekspedisi hanya untuk perdagangan. Namun semakin lama Cheng Ho juga turut menyebarkan agama Islam di tanah air termasuk Palembang.

Armada sebanyak 62 kapal dan 27.800 tentara berlabuh di pelabuhan tua di Palembang. Saat berada di sana Cheng Ho membentuk persatuan masyarakat Tionghoa Islam. Selain itu ia juga membantu kerajaan Sriwijaya untuk menumpas perampok yang dipimpin Cheng Tsui Ji.

Penuh filosofi

Instagram/n1nk_n0nk
Dibangun oleh Tonghoa Muslim. (Foto: Instagram@n1nk_n0nk)

Seperti dirangkum dari berbagai sumber, masjid yang berlokasi di Jakabaring ini memiliki 2 lantai dan dapat menampung jamaah sekitar 600 orang. Kamu akan melihat perpaduan arsitektur Palembang, Tiongkok dan Arab.

Masjid Cheng Ho dilengkapi dua menara dengan lima tingkat. jumlah tersebut melambangkan jumlah 5 salat yang wajib dilakukan setiap hari. Tinggi menara 17 meter juga berarti simbol jadi jumlah rakaan salat wajib.

Di bagian luar menara dibubuhi ornamen tanduk kambing yang menupakan ciri khas Palembang. Hal itu menjadi simbol kedekatan antara budaya Tionghoa dan Palembang. (yani)

#Pesona Sumatera Selatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Tradisi
Menelusuri Asal-Usul Bahasa Komering dari Sumatera Selatan
Bahasa Komering menjadi salah satu yang tertua di Sumatera Selatan yang dituturkan oleh Suku Komering.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 13 September 2024
Menelusuri Asal-Usul Bahasa Komering dari Sumatera Selatan
Bagikan