Masa Pandemi, Fashion Desainer Manfaatkan Teknologi untuk Promosi Produk
Kehadiran teknologi digital membantu para fashion desainer terus berkarya. (Foto; MP/Ifitinavia Pradinantia)
PANDEMI membawa pengaruh besar bagi berbagai sektor termasuk industri mode. Para fashion desainer terus memutar otak, mensiasati agar bisnis mereka tidak terdampakkan pandemi lebih jauh. Caranya yakni dengan memberdayakan segala hal yang ada di sekeliling mereka. Misalnya memberdayakan sosial media dan platform daring lainnya.
"Beruntung zaman sekarang sosial media dan platform daring begitu berkembang. Ketika punya produk bisa langsung dipasarkan. Jauh lebih solid," ujar fashion desainer, Jenahara Nasution saat press conference virtual, Senin (23/11).
Baca Juga:
Di Tengah Pandemi, Ini Upaya Yang Dilakukan Jakarta Fashion Week
Lebih lanjut Jenahara mengatakan bahwa kemudahan akses sosial media membuatnya terus berusaha mengembangkan karya. "Dengan mengembangkan karya orang bisa melihat dan menilai. Kuncinya itu bagaimana kita bisa stay update dengan tren sekarang," ucapnya.
Hal tersebut diamini oleh desainer lainnya seperti Monique Soeriaatmadja. Dirinya juga merasakan bagaimana teknologi membantunya dalam mempromosikan produknya. Tidak hanya lebih cepat dilihat publik, pemasaran produk melalui platform daring atau sosial media juga minim bujet. Meskipun ada banyak kemudahan yang didapat melalui sosial media atau platform daring, Monique juga merasakan sejumlah tantangan ketika harus menghasilkan karya bermodalkan teknologi.
Sebelum pandemi COVID-19 menyerang, Monique lebih suka terjun langsung untuk bertemu para pengrajin dan mencari sendiri bahan yang akan digunakan untuk produk. Hal tersebut tidak lagi didapatkan selama masa pandemi. "Sebelumnya aku berinteraksi dengan pengrajin secara langsung. Namun pandemi memaksa aku untuk melakukan segala sesuatu secara virtual tetapi tidak semua pengrajin melek teknologi," tuturnya.
Baca Juga:
Barli Asmara akan 'Hadir' di Panggung Jakarta Fashion Week 2021
Dirinya menambahkan bahwa berbagai arahan juga lebih nyaman dilakukan secara langsung. "Lebih gampang ngebriefnya kalau langsung. Fast respond juga," ujarnya
Sebelum pandemi, Monique juga suka mengeksplorasi produk baru di tempat baru. Untuk koleksi terbarunya pun ia kerap berburu pengrajin baru. Tujuannya agar konsumen selalu mendapat sesuatu yang baru dari karyanya. Namun pandemi membatasi ruang geraknya. Ia tidak lagi bisa mencari pengrajin baru.
Karena sosial media dan platform online menjadi satu-safunya media yang bisa dimanfaatkan oleh para fashion designer, mereka berharap apresiasi juga bisa ditunjukkan oleh para pecinta fashion melalui daring.
“Kami tahu, pandemi ini menjadi masa sulit. Tidak semua orang punya bujet khusus untuk membeli produk fashion. Apalagi dengan kondisi kita harus diam di rumah terus menerus. Tetapi apresiasi bisa diberikan dengan memberi like. Mungkin dari like, bisa jadi atensi untuk orang-orang yang mampu membeli,” jelas Monique.(avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
UNTOLD Stories: di Balik Outfit Kece Atlet Indonesia untuk SEA Games Thailand 2025
‘Light and Shape’: ESMOD Jakarta Rayakan Inovasi Mode dari Desainer Muda di Creative Show 2025
UNIQLO Gandeng BABYMONSTER untuk Koleksi UT Terbaru, Tampilkan Desain Edgy dan Playful
Thrifting makin Digandrungi, Industri Tekstil dalam Negeri Ketar-Ketir
Tumbler Viral, Lebih daripada Gaya Hidup Sehat tapi Fashion Statement
Panduan Thrifting Jakarta, Rekomendasi Seru dari Blok M Square hingga Pasar Santa
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik