Mantan Bos Playstation: Apple, Google, Netflix, dan Amazon Ancaman Besar Industri Gim


Layden menyebut bahwa perusahaan non-endemic di industri gim sebagai ancaman besar bagi bisnis tersebut. (Foto: Game Industry)
SHAWN Layden, mantan CEO PlayStation, bikin geger dunia pergiman. Layden adalah pendiri yang menaikkan derajat PlayStation. Dia bekerja di Sony hingga 2019.
Layden menyebut bahwa perusahaan non-endemic di industri gim sebagai ancaman besar bagi bisnis tersebut. Secara gamblang, dia bahkan menyebut pula nama perusahaannya. Yang paling besar empat ini: Apple, Google, Netflix, dan Amazon.
Mengutip laman Video Games Chronicle, Layden mengungkapkan hal tersebut dalam Investment Summit 2023. Menurut Layden, perusahaan yang tidak berfokus pada industri gim seperti Apple, Amazon, Google, dan Netflix merupakan sebuah 'barbarian' yang dapat menghancurkan skena bisnis di industri gim.
"Sekarang, kami melihat banyak pemain besar disini, mereka seperti 'Oh, gaming? Hal ini membawa triliunan rupiah per tahunnya? Aku mau hal ini'. Hingga sekarang kita sudah punya Google, Netflix, Apple, dan Amazon yang siap menghancurkan industri ini," ungkap Layden.
Baca juga:

Dalam pandangan Layden, Apple sudah menghancurkan industri musik dengan menjual lagu secara digital melalui iTunes. Netflix dengan platform VOD miliknya juga telah melakukan disrupsi terhadap bisnis perfilman.
"Aku berharap gaming menjadi bisnis yang disrupsinya diantara kita-kita saja. Kita tidak perlu Google maupun Amazon yang mencoba untuk mengganggu. Kita harus lebih pintar untuk melihat perubahan yang terjadi di industri ini, dan bersiap untuk diri kita di waktu tersebut," lanjut Layden.
Namun, pernyataan ini jadi kontroversial. Mengingat Sony juga dianggap telah melakukan disrupsi di industri gim sejak era 1990-an dengan merilis PlayStation dengan Panasonic. Mereka juga mendisrupsi industri musik dengan Sony Music Japan.
Bahkan mereka memiliki pasarnya sendiri dengan teknologi andalan untuk TV dan alat elektronik lainnya di bawah naungan Sony Electronics. Dominasi besar ini tidak membuat Sony berhenti untuk meluaskan pasarnya ke industri lain.
Baca juga:
Praktis, Main Gim 'Retro Command & Conquer: Red Alert 2' hanya dengan Google Chrome

Mendapat kritik itu, Layden mencoba menangkisnya. "PlayStation mengerti bahwa mereka tidak bisa melakukan apa yang Sega maupun Nintendo lakukan seperti memberikan software yang beragam, kami pun tidak mengerti cara membuatnya. Namun, kami memiliki platform pihak ketiga seperti Namco, Square Enix, EA, Activision, dan masih banyak lagi."
"Jadi, ya, kita tidak se-endemik itu, namun aku pikir kami tidak memiliki pasar tersendiri, untuk mempercepat kesuksesan dari PlayStation," lanjut Layden.
Layden pun menjadi orang yang kontra terhadap penggarapan gim AAA yang makin lama makin mahal harganya dan memberikan sugesti terhadap industri gim sebagai industri yang kian mahal.
Layden masih berharap industri gim mampu mengatur harga atau mengurangi bujet dalam penggarapan demi memberikan harga yang serasi. (dnz)
Baca juga:
Praktis, Main Gim 'Retro Command & Conquer: Red Alert 2' hanya dengan Google Chrome
Bagikan
Berita Terkait
Download Upin & Ipin Universe: Petualangan Seru di Kampung Durian Runtuh

Sony PlayStation Gandeng Lisa BLACKPINK, Ngajak Kamu Main Konsol PS5

Vivo X300 Ultra Bakal Usung Kamera Sony Premium? Ini Bocorannya!

Bocoran Sony Xperia 1 VII, Bawa Chipset Qualcomm Terbaru

Sony Pictures Adaptasi Game PlayStation 'Until Dawn' Jadi Film Horor, Siap Tayang April 2025

Sony Umumkan Detail The Last of Us Part II Remastered Versi PC, Tambah Karakter hingga Map Baru

Sony dan People Can Fly Kerja Sama Garap Proyek Rahasia, Cuma Spill Kode Nama 'Project Delta'

Sony Luncurkan Kontroler DualSense Edisi the Last of Us, Jumlahnya Terbatas

Gangguan PlayStation Network, Pengguna Alami Kesulitan Akses Game dan Fitur Online

5 Game Eksklusif PlayStation yang Wajib Kamu Mainkan
