Jerry Hermawan Lo: Imlek Momentum Perekat Persatuan Bangsa

Pengusaha sekaligus Tokoh Tionghoa Jerry Hermawan Lo saat diwawancarai tim Merahputih.com, Kamis (15/2). (Merahputih.com/Rizki Fitrianto)
IMLEK merupakan sebuah tradisi Tionghoa, yang sejak era kepemimpinan Gus Dur mulai kembali dirayakan masyarakat Indonesia. Tak sedikit pula rangkaian acara yang dilakukan masyarakat Tionghoa diselipi dengan pelbagai kegiatan-kegiatan sosial.
Presiden Komisaris JHL Group Jerry Hermawan Lo mengatakan, Tahun Baru Imlek 2569 bukan sekadar perayaan pergantian tahun menurut penanggalan Tionghoa semata. Jauh dari itu, kata Jerry, ada sebuah visi yang mesti dibawa, yakni turut berbagi antarsesama.
"Bagi orang-orang Tionghoa yang berkecukupan biasanya mereka akan menyumbang ke vihara, mendatangi kampung-kampung miskin mereka berbagi rezeki," kata Jerry saat ditemui Merahputih.com di Paramount Hills Golf Residence, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (15/2).
BACA JUGA: Tak Sekadar Perayaan, Ini Makna Imlek bagi Presiden JHL Group
Jerry mengatakan, perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momentum yang mesti dimanfaatkan betul oleh masyarakat untuk saling berbagi agar keharmonisan serta persatuan bangsa tetap utuh.
"Kita jangan mudah terprovokasi dan diadu domba. Kita harus melihat lingkup yang lebih besar. Kalau kita terprovokasi, bakal rusak persatuan yang sudah dibina selama ini," katanya.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk kembali kepada Pancasila serta mengingat 'mantera' persatuan bangsa yang telah digerolakan sejak zaman Kerajaan Majapahit dulu, Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa (Buku Kakawin Sutasoma pupuh 139 bait 4 gubahan Mpu Tantular).
"Kalau negara aman, tentunya berdampak pada bisnis yang lebih baik. Kalau negara tidak aman, siapa yang akan diuntungkan? Tidak ada," katanya.
Ia juga mencontohkan, bagaimana dulu kolonial Belanda dengan jumlah kecil ternyata mampu menindas negeri yang terbekahi ini. Ia berkisah, sejak kolonial Belanda datang ke Indonesia pada 22 Juni 1596, yang hanya menggunakan 15 kapal kayu, tetapi mampu menjajah selama 350 tahun.
"Bangsa kita dulu termakan politik adu domba yang kemudian hari dikenal dengan nama devide et impera. Jumlah mereka sedikit, tetapi mampu mengalahkan mayoritas. Karena itu, salah satu founding fathers kita, Sukarno bilang 'jangan sekali-kali meninggalkan sejarah'. Sekarang saatnya kita untuk belajar dari sejarah, demi persatuan bangsa," katanya. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Dewa United Basketball Rayakan Kemenangan IBL 2025 dalam 'History Of The Champions', Optimistis Sambut Musim 2026

Ribuan Beasiswa Kelapa ala Jerry Hermawan Lo untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Prabowo

Carstensz Residence & Mall Tampilkan Konfigurasi Lampu Rayakan HUT Ke-80 RI

100 Mahasiswa di NTT Dapat Beasiswa, Jerry Hermawan Lo Hampir Tuntaskan Cetak 1.000 Sarjana Pertanian

Momen Jerry Hermawan Lo Berikan Beasiswa untuk 100 Mahasiswa di NTT, Hampir Tuntaskan Cetak 1.000 Sarjana Pertanian

Bebas Melintas di Jalur Ganjil-Genap, Penjualan Mobil Hybrid Bisa Melonjak

Sukses Luncurkan Produksi BAIC BJ40 Plus, Founder JIO Dorong Kebijakan Mobil Hybrid Bebas dari Ganjil Genap

Berkomitmen Dukung Industri Otomotif Nasional, Founder JIO Jerry Hermawan Lo Resmikan Pabrik BAIC di Purwakarta

GRID Cardio Rush 2025 Kembali Digelar, Ajak Masyarakat Berkolaborasi dalam 'Run with Mission'

Lewat Roemah Koffie, Jerry Hermawan Lo Bawa Misi Kembalikan Kejayaan Kopi Nusantara
